Bagian 36. Jadian

903 57 17
                                    

Terkadang untuk melupakan seseorang, kita harus menghadirkan orang ketiga.

🕹🎮🕹

Hari ini hari minggu. Diandra libur mengajar di kampus. Oleh karena itu ia memanfaatkan waktunya dengan baik untuk membersihkan rumah dan pekarangannya. Maklumlah ia tinggal sendiri dan tidak ingin menyewa pembantu. Selama ia masih mampu melakukan pekerjaannya sendiri untuk apa ia menyewa oranglain untuk merawat rumahnya.

Ditengah keseriusan Diandra membersihkan rumah. Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Diandra membuka celemek dari tubuhnya lalu memakai jilbab dan merapikan pakaiannya. Setelah itu ia melangkah menuju pintu utama rumahnya untuk membuka pintu.

"Bagas?"

"Selamat pagi, calon bidadarinya Bagas!" Sambut Bagas sambil menyodorkan sebuket bunga mawar.

"Bagas, kamu ini apa-apaan." Protes Diandra kurang senang dengan perlakuan Bagas. Ia masih menganggap Bagas adalah mahasiswanya jadi tidak sepantasnya ia memperlakukannya selayaknya wanita yang disukainya.

"Dee, terima dong. Masa capek-capek aku beliin, malah kamu tolak." Ujar Bagas cemberut.

"Kali ini aku terima. Tapi ini menjadi yang terakhir kamu kasih aku bunga. Kalau selanjutnya, aku udah ngga terima lagi." Pungkas Diandra menerima bunga pemberian Bagas.

Bagas mengendikkan bahu. "Hari ini kamu sibuk nggak?" Tanya Bagas mengalihkan topik pembicaraan.

"Sibuk banget." Jawab Diandra lirih.

"Yah, padahal aku mau ngajakin kamu nonton bioskop. Aku punya tiket film horror yang lagi tayang perdana bulan ini loh." Ucap Bagas.

"Film horror? aku ikut deh." Ucap Diandra antusias.

"Tapi mulainya jam 09.30."

"Oh cocok banget. Sekarang masih jam 08.00, mendingan kamu bantuin aku beres-beres rumah." Diandra mempersilahkan Bagas masuk dengan ekspresi ramah.

"Giliran ada maunya, jadi baik." Keluh Bagas menghela nafas.

●●●

Setelah jam 09.10 wita, Bagas dan Diandra meluncur menuju bioskop menggunakan mobil Bagas. Karena jarak bioskop dengan rumah Diandra tidak terlalu jauh, belum cukup dua menit mereka sudah sampai.

Setelah membeli popcorn dan minuman, Diandra dan Bagas menuju tempat pengantrian untuk memasuki bioskop.

"Kamu paling jago milih kursi deh, Gas." Puji Diandra saat mereka menduduki deretan bangku di bagian tengah. Bangku tengah merupakan tempat yang sangat strategis di bioskop besar. Jarak tempat duduk ke layarnya pas sehingga tidak perlu mendongak, menunduk, atau parahnya sambil nengok kanan-kiri. Posisi ini juga bagus untuk mendengar suara dari semua pengeras suara dari depan, belakang, kanan, dan kiri auditorium. Sehingga, pengalaman nonton dengan suara 3D lebih terasa.

"Iya dong." Balas Bagas menampilkan senyum songongnya.

Setelah satu jam lebih mereka menonton bioskop, mereka pun keluar dari sana.

"Wah, filmnya keren banget. Aku sampai-sampai nggak bisa nebak alurnya. Pokoknya perfect deh filmnya." Komentar Diandra tidak pernah berhenti nyerocos sejak film tersebut berakhir hingga mereka keluar dari bioskop.

Bagas menanggapi ucapan Diandra seadanya. Ia merasa hari ini salah telah mengajak Diandra untuk menonton film horror. Tujuan awalnya mengajak Diandra menonton film bergendre itu sih karena ia ingin modus. Biasanya disaat ada momen cewek takut terhadap hantunya yang tiba-tiba nongol, mereka akan memeluk sang cowok. Namun ekspektasi Bagas benar-benar berbeda jauh dengan realita yang ada. Diandra justru menanti-menantikan hantunya keluar bahkan film baru dimulai Diandra sudah bertanya, : "Gas, Kok hantunya belum keluar yah? Kira-kira hantunya model apalagi yah?"

14 DAYS MEET IN HAGO [PRE ORDER]Where stories live. Discover now