Opportunities that have been created

2.9K 422 58
                                    

I will always hold you close, But I will learn to let you go. I promise I'll do better
I will rearrange the stars, Pull 'em down to where you are. I promise, I'll do better

-Light-

______

Membutuhkan waktu dua hari satu malam untuk mencapai wilayah perbatasan sejak Pikkia memutuskan untuk menjauhkan diri dari Amborgia. Sekarang Kota itu berada di sepanjang pesisir. Mengisi daerah kosong tepi pantai, menjauhi rerumputan yang dulu mereka gunakan sebagai lahan ternak.

Jimin menarik tali pengekang kuda, mengangkat satu lengannya-instruksi berhenti, ketika mereka sampai di area bekas peternakan Pikkia. Manik gelapnya menyapu seluruh kawasan lapang, menimbang untuk menjadikan area kemah malam ini. Pointer netranya berhenti pada tempat di dekat pepohonan pinus. Putra mahkota memutuskan untuk membawa rombongan ke sana dan mendirikan tenda.

Tenda Jimin berada di tengah-tengah tenda lainnya, dibangun lebih dulu oleh tentara sebelum mereka mulai membuat tenda mereka sendiri. Hari sudah gelap ketika seluruh persiapan diselesaikan. Jimin meminta Jungkook untuk tidur bersamanya, membicarakan strategi yang akan digunakan untuk menyerang Pikkia sekali lagi.

Waktu rapat kemarin, Namjoon menyerahkan kuasa kepemimpinan sepenuhnya pada Jimin. Putra Mahkota memegang kendali atas apa yang akan terjadi besok malam. Meski begitu, Jimin dilarang melakukan kesalahan. Ia ditekan dalam kata harus menang, bukannya kembali dengan selamat. Jimin tidak takut, sungguh. Jika yang diinginkan Namjoon adalah kemenangan, Jimin yang memegang kendali hanya ingin perdamaian.

"... Jimin."

Temaran lampu diluar sana tidak cukup untuk membuat semuanya terlihat. Begitu juga tiga buat lilin redup yang hanya digunakan untuk mempelajari peta. Jimin menghentikan opini mengenai rencana kudeta ketika Jungkook memanggil namanya. Ia menengadah, menaikkan kedua alis kebingungan ketika Jungkook-bukannya bicara, malah menariknya ke dalam pelukan erat.

Ini bukan pertama kali ia mengikuti perang di garis depan. Tapi ini pertama kali Jimin mendapat tugas sebagai pemimpin pasukan, pemimpin Jungkook. Dimana itu artinya dirinya akan menjadi target utama bagi tentara musuh.

"K-kenapa?"

Sayangnya, Pangeran muda tidak pernah tahu apa yang mengganggu pikiran Jungkook selama ini. Di balik hati baja dan naluri buas yang dimiliki Panglima perang, hati kecil Jungkook masih menginginkan Jimin tidak mengikuti kudeta. Bertahan di istana agar ia tetap aman. Ketika maju peperangan satu tahun lalu, Jungkook masih bisa melindungi Jimin karena ia diperintahkan untuk itu. Tapi sekarang, target mereka hanya menang. Jungkook tidak diminta melindungi siapapun, tidak satu orangpun bisa melindungi siapa-siapa.

"Bisakah... Kau tetap seperti ini?"

Tidak mengerti, Jimin masih mematung. "Seperti apa?"

"Hidup. Tetap hidup."

"Jungkook, tentu saja aku ingin terus hidup."

Lengan mungilnya membalas pelukan, Jimin berlagak menenangkan meskipun kini hatinya juga tidak karuan. Siapa yang bisa menjamin mereka bisa tetap hidup selagi perang? Biar sehebat apapun, tidak menutup kemungkinan rakyat Pikkia memiliki tentara lebih kuat.

Jungkook melepaskan kungkungan, menggantikan dengan belaian di surai yang lebih tua. Sorot tajamnya berubah lembut di hadapan Jimin- sisi lain Jungkook. Jari-jari panjang berpindah mengusap pipi pucat Putra Mahkota. Jungkook tidak menampilkan ekspresi apa-apa ketika melakukannya. Bahkan tidak tersenyum.

Over Your EyesWhere stories live. Discover now