5

195 91 80
                                    

"Yaudah, ke kantin yuk. Laper nih aku mikirin ulangan bahasa Inggris tadi," ucap Dewi dengan nada melas.

"Ayo," seru Maya lalu berdiri dari tempat duduknya. Namun, langkah kakinya terhenti ketika melihat Rika yang tengah mengacak-acak tasnya.

"Kamu nyari apa sih, Ka? Bingung banget," tanya Maya dan direspon anggukan kepala oleh Dewi.

"Ini, uang saku aku mana ya? Apa lupa ke bawa ya. Perasaan tadi udah di bawa deh. Kok nggak ada," jawab Rika tanpa mengalihkan perhatian dari mengacak-acak tasnya.

"Udahlah, pakai uangku aja dulu," ucap  Maya.

"Serius?"

"Iya, Rika."

"Aku nggak akan ganti uang kamu 2 kali lipatnya 'kan?" tanya Rika memastikan. Pasalnya temannya ini adalah orang yang sangat irit. Untuk membayar uang kas saja, bendahara kelas harus berdebat dengan ia dulu.

"Iya Rika. Ayolah jajan, mumpung aku belum berubah fikiran nih."

___________________ERIKA___________________

"Ini pulang sekolah jam berapa sih? Ngantuk banget," keluh Rika yang direspon anggukan kepala serta gumaman tak jelas dari Dewi.

"Iya, capek banget. Panas lagi. Tidur ajalah. Mumpung gurunya belum datang," ucap Dewi yang langsung meletakkan kepalanya diatas meja.

Rika berharap waktu dapat berlalu dengan cepat. Ia ingin merebahkan tubuhnya diatas kasur. Entah kenapa hari ini ia merasakan ada yang aneh dari tubuhnya.

Ia melirik jam yang melingkar ditangan kirinya lalu menghembuskan nafas kasar, pukul 13.00 wib. Berarti ia harus menunggu sekitar 2 jam lagi untuk mendengar suara bel pulang.

Disaat ia ingin meletakkan kepalanya diatas meja, tiba-tiba Bu Indah datang bersama seorang murid baru.

"Dew, bangun, Dew. Ada bu Indah tuh." Dewi yang mendengar hal itu lantas langsung terbangun.

"Itu siapa?" tanya Dewi pada Rika sambil menunjuk murid yang ada didepan kelas.

"Nggak tahu. Belum perkenalan," ucap Rika dengan mengedikkan bahunya. Sedangkan Dewi hanya ber-oh-ria.

Setelah salam bu Indah langsung memperkenalkan murid baru tersebut.

"Perkenalkan nama saya Alvin, semoga kita bisa berteman dengan baik," ucap murid baru itu dengan ramah.

Alvin, siswa baru yang cukup menarik perhatian warga sekolah terutama murid kelas 2 Multimedia khususnya perempuan.

"Wiih gila, ganteng banget girls, udah tinggi, putih, gantengnya plus-plus," ucap Maya dengan nada yang dimanja-manjakan membuat Rika jijik mendengarnya.

"Iya bener, gimana, Ka? Lo tertarik nggak sama Alvin?" tanya Dewi sambil menyenggol lengan Rika.

"Engga, masih gantengan juga abang gue. Ya walaupun banyak ngeselinnya sih," ucap Rika.

Bagi Rika, abangnya adalah yang paling terbaik, paling tampan, pokoknya paling the best. Jika Rika disuruh membandingkan antara abangnya dengan cowok lain. Maka ia akan selalu menjawab abangnya yang paling sempurna dan terbaik di dunia ini.
Lebay, tapi apa boleh buat, ia sangat menyayangi abangnya itu.

"Iya deh iya. Memang abang lo yang paling sempurna dimata lo. Kalau di sekolah ini mengadakan kontes sibling terbaik, mungkin lo sama abang lo yang juara satu," ucap Dewi yakin, sedangkan Maya dan Rika yang mendengar itu hanya dapat terkekeh.

"Maaf bu, saya duduk dimana ya?" tanya Alvin kepada bu Indah.

"Kamu bisa duduk di sebelah Maya."

Maya memang duduk sendiri sejak pertama masuk tahun ajaran baru. Maya bukan orang yang introvert. Namun, terkadang Maya suka dengan kesendirian.

Alvin berjalan menuju tempat duduk Maya. Setelah meletakkan tas ia menghadap ke arah Maya sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Alvin," ucapnya memperkenalkan diri.

"Maya. Oh iya, ini temen-temen gue. Rika dan Dewi." Alvin hanya menganggukkan kepala dan tersenyum canggung sambil menyapa Rika dan Dewi yang duduk dibelakangnya.

"Baiklah anak-anak sekarang buka buku Bahasa Indonesia kalian dan lanjutkan materi kemarin," ucap bu Indah.

___________________ERIKA___________________

Akhirnya waktu yang ditunggu Rika tiba. Ia sangat lega ketika mendengar suara bel pulang sekolah.

Setelah mengirimkan pesan singkat kepada Erik. Rika hanya bisa menunggu ditaman sekolah sambil memainkan game online yang ada di gadgetnya.

Tinn... tin..

Suara klakson mobil mengalihkan perhatian Rika dari permainan itu. Mobil berwarna silver milik Erik yang sangat ia kenal. Segera Rika menghampiri mobil tersebut dan membuka pintu depan sebelah kemudi.

"Tumben kamu diem aja, gimana sekolahnya?" tanya Erik memecah keheningan suasana dalam mobil.

"Capek banget Rika, bang. Pusing kepala Rika," keluhnya kepada Erik. Tangan Erik terulur untuk mengusap kepala adiknya itu dengan sayang.

"Ngapain aja hm? Kok sampai pusing? Biasanya juga engga begini." Rika hanya merespon dengan gumaman tak jelas. Ia hanya ingin cepat sampai rumah dan merebahkan tubuhnya dikasur yang empuk.

"Abang hari ini ada kuliah?" tanya Rika lirih.

"Iya, nanti jam 5 baru berangkat. Kenapa?"

"Nggak papa. Tanya aja."

"Tidur aja dulu. Nanti kalau udah sampai rumah abang bangunin."

"Hm."

___________________ERIKA___________________

Tbc
Komen, kritik, saran sangat diterima

Sampai jumpa sabtu depan !!

Salam,
ERIKA

ERIKAWhere stories live. Discover now