FazaFania (bagian 3)

125 11 0
                                    

Tiga bulan sudah, Fania bersekolah di SMA Ganesha. Fania merupakan murid yang pandai, hampir semua anak Ganesha mengagumi kepintarannya. Namun tak sedikit pula yang benci dan ngiri sama Fania. Meski demikian Fania tetap gadis yang baik dan tidak pernah sombong.

Hari ini SMA Ganesha mengadakan seleksi untuk lomba olimpiade bulan depan. Para guru telah memilih siswa-siswi terunggul di SMA tersebut.

"Fan, lo dipanggil bu Dini suruh ke aula," kata Neta yang baru saja dari luar kelas.

"Suruh ngapain emang," tanya Fania.

"Nggak tau buruan gih lo ke aula," pinta Neta.

"Sekarang?" kata Fania memastikan

"Tahun depan. Iya sekarang lah," sebal Neta.

"Hehehe, gue 'kan takut salah," cengir Fania.

Fania menuju aula sendirian, dalam hati dia masih bertanya-tanya mengapa gurunya memanggil dia ke aula? ditengah perjalanan Fania melihat sosok pria yang juga akan menuju aula. Fania menyepatkan langkahnya untuk menyusul pria tersebut tanpa rasa ragu ataupun canggung untuk berbicara dengannya.

"Lo mau ke aula ya? boleh bareng nggak? gue masih belum kenal semua orang di sekolah ini gue murid baru," Kata Fania pada pria tersebut tanpa menatapnya.

"Sok kenal banget lo sama gue. Lo pikir gue kenal sama lo dan lo pikir lo kenal sama gue," jawab pria itu judes.

Fania langsung menoleh pria disampingnya itu dan dia sangat kaget dengan pria yang barusan diajaknya bicara.

"Lo 'kan...."

Kenapa bisa dia sie cowok yang gue ajak bicara. Mata lo rabun ya, Fania. Lo perlu periksa mata. Bodoh lo Fan, sok kenal dan ngajak bicara sama dia, batin Fania.

Jelas saja Fania kaget dengan pria itu. cowok yang menurutnya paling judes, nyebelin, dingin, gak punya perasaan. siapa lagi kalau bukan Faza si raja es.

"Iya gue kenapa? kaget? nggak usah sok kenal deh lo. Baru aja belum satu tahun di sekolah ini sok mau deketin gue," jawab Faza super pedas. Lebih pedas dari cabe setan.

"Nggak kok biasa aja, gue juga milih-milih kali kalau berteman, mana mungkin gue berteman sama lo yang judes, dingin, nggak ada ramahnya sama sekali ke cewek."

"Halah nggak usah bohong deh lo, padahal lo pingin kan deket-deket gue. Pake basa-basi segalak," jawab Faza meremehkan.

"Cih, najis gue deket-deket sama lo," jawab Fania sambil pergi meninggalkan Faza.

Sampai di aula Faza mencari tempat duduk yang masih kosong rupanya semuanya udah penuh semua, kecuali disamping gadis yang duduk dipojok itu. Mau tidak mau Faza menghampirinya dan duduk di sana.

"Hih, kenapa 4L. lo lagi lo lagi," kesal gadis itu.

"Loh kok lo mulu sih," protes Faza.

Jelas banget Faza dan gadis itu debat orang nama gadis tersebut tak lain dan tak bukan adalah Fania Nathasa Alesky.

"Apes bener deh hidup gue hari ini," suara pelan Fania yang terdengar oleh Faza samar-samar.

"Lo bilang apa barusan."

"Nggak kok, gue nggak bilang apa-apa lo nya aja kali daya dengernya supersonik tapi kelewatan hingga sensi nggak jelas."

"Hmm," dengusan nafas Faza pelan.

Fania maafin Faza yang harus bilang gitu ke lo. Jujur sebenarnya Faza sangat bahagia bisa berdekatan dengan lo. Tapi Faza hanya pura-pura jadi manusia frozen agar lo menjadi air yang mampu mencairkan hatinya.

FazaFania (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang