3

19.1K 2.1K 776
                                    

Jeongin tak bodoh, seperginya Hyunjin tadi ia mengikuti kemana namja tampan itu pergi. Terpaksa tak mengikuti kelas hari ini untuk menyelidiki sang kekasih

Dan benar saja. Matanya memanas saat melihat kudua sosok yang ia kenali itu. Desahan Ryujin kian mengiris hatinya.

Ya, Hyunjin yang tengah mencumbu gadis itu terlihat jelas didepan matanya. Ia tak sanggup. Air matanya menetes dari kedua mata tajamnya. Sorot kebencian dimata Jeongin semakin terlihat mengerikan.

Tak ingin hatinya lebih hancur ia memilih pergi dari sana. Berjalan cepat meskipun ia tak memiliki tujuan saat ini. Menepis segala ingatan tentang Hyunjin yang lagi dan lagi terus menyakiti hatinya.

Ia pikir Hyunjin benar-benar minta maaf dengan tulus padanya tadi. Tapi apa yang ia terima sekarang? Jeongin memang terlalu bodoh. Ia memang terlalu luruh akan pesona Hwang sialan itu.

.

.

Hyunjin terus melangkahkan kakinya menyusuri gedung fakultas itu. Dimana kekasihnya yang seharusnya sudah selesai dengan kelasnya tapi ia tak mendapati hidung mancung itu sedikitpun. Padahal sebelumnya Jeongin sudah mengiriminya pesan untuk menunggu dimobil saja tapi Hyunjin tak bisa diam. Sudah sangat lama ia menunggu didalam mobil tadi tapi sekali lagi, Jeongin tak kunjung keluar.

Bahkan ponsel Jeongin tak aktif sejak tadi membuatnya kesal sendiri.

Namja tampan itu kembali mengeluarkan ponselnya dan menelfon sebuah kontak disana.

"Hyung, carikan aku jalang sekarang juga, aku butuh mainan"

"Berhentilah bermain dengan jalang! Kau sudah memiliki kekasih"

"Cih, memangnya kau tidak begitu? Sudahlah hyung aku minta tolong padamu"

"Asal kau tau, aku setia sekarang..Tak sepertimu. Tidak. Aku sibuk, cari sendiri"

"Baiklah, jangan salahkan aku jika aku mencari sendiri dan malah mendapatkan Jisung sebagai penghiburku malam ini"

"Sialan kau" geram namja itu dari seberang sana. Ya, siapa lagi jika bukan Minho. Senior Hyunjin sekaligus sahabatnya sejak ia berada di kampus itu. Mau tidak mau Minho mengalah, ia sudah cukup kebal dengan sikap juniornya yang sama sekali tak menganggapnya sebagai senior. Sopan? Tak ada sifat itu sedikitpun dari Hyunjin padanya.

Menjadikan Jisung sebagai ancamannya tentu membuatnya was-was sendiri. Mengetahui kekasihnya itu sempat menggilai sosok Hyunjin sebelum mereka berpacaran 2 tahun yang lalu.

"Kita bertemu di club malam ini. Dan satu lagi, jangan bawa-bawa Jisung! Mengerti!"

Hyunjin tertawa penuh kemenangan saat Minho memutus panggilan mereka secara sepihak. Minho lah satu-satunya senior Hyunjin yang bisa ia bodohi seenaknya. Tidak, ia tidak memperbudak namja itu hanya karena Jisung. Tapi sungguh, ia sudah menganggap Minho sebagai kakaknya sendiri. Ia hanya berusaha mencairkan suasana, menghilangkan rasa canggung antara junior dan senior. Itu saja

Akhirnya ia punya tempat tujuan malam ini. Kesal menunggu Jeongin yang tak kunjung ia temukan, Hyunjin beranjak pergi dari sana. Melajukan mobil dan meninggalkan Jeongin yang entah ada dimana saat ini. Hyunjin tak peduli, pikirannya hanya tertuju pada wanita dengan tubuh seperti apa yang akan Minho bawa untuknya nanti.

.

.

brukk

"Akhhh"

Jeongin makin menajamkan matanya menatap gadis cantik yang kini tersungkur tepat didepannya itu. Shin Ryujin

"Maaf aku tak sengaja" dustanya. Gadis itu meringis kesakitan sambil membersihkan debu-debu yang menempel pada pakaiannya. Hingga ia memicingkan matanya saat mengetahui sosok itu.

Possessive 「hyunjeong」Where stories live. Discover now