Prolog

6.4K 155 9
                                    

Karawang, 12 April 2019

***
Halo semuanya selamat datang di cerita baru aku.
Ini adalah cerita kedua aku setelah cerita pertama aku yang judulnya My Boyfriend Is A Ghost. Buat yang belum pernah baca bisa sekalian di cek loh siapa tahu suka hehehe...
Kali ini aku bikin cerita yang gendrenya agak berbeda ya islami gitu deh.
Tapi dibalut dengan konflik yang ringan, sedikit komedi dan unsur romantis yang mendominasi pastinya.
Udah ya aku gak mau banyak omong, karna aku bukan caleg yang lagi kampanye, jadi selamat membaca.

***

Hidup itu gak seindah drama korea.

***

Itulah yang dirasakan Adiba Syafira, ia adalah putri bungsu dari seorang ustadz terkenal bernama Ramlan Abduroman. Jika kalian berpikir jadi anak bungsu itu menyenangkan maka tidak bagi gadis berhijab yang satu ini. Fira selalu dibanding bandingkan dengan kedua kakaknya yaitu Hana Halimatul Zahra dan Hikam Abdurohman putra. Bukan hal baru bagi Fira jika Abinya selalu membanding bandingkan dia dengan kedua kakaknya itu.

Entah memang Abinya yang jahat atau memang Fira yang jauh jika dibandingkan dengan kedua kakaknya. Bagaimana tidak kedua kakaknya sekarang sudah menjadi orang orang yang sukses. Kakak pertamanya, Hana sudah menjadi seorang perawat di sebuah rumah sakit ternama di ibu kota dan Kakak keduanya Hikam sedang belajar di universitas Alazhar melanjutkan S2nya dan itu dari hasil beasiswa.

Sedangkan Fira hanya kuliah di sebuah di sebuah universitas biasa dan bisa dibilang bukan universitas favorite. Terlebih lagi Fira adalah tipe gadis yang selalu berani membantah ataupun membalas omongan Abinya. Karna itulah hampir setiap hari telinga Fira harus rela mendengarkan nasihat dan ceramah yang bertubi tubi dari Abinya itu.

Puncak kemarahan sang Abi adalah saat Fira ketahuan berpacaran dengan seorang temanya, padahal Abinya itu selalu melarang keras semua anaknya untuk berpacaran. Tapi Fira malah berpacaran backstreet dengan temanya yang seorang Nasrani bernama Jevin Alexander. Dan keesokan harinya Ramlan langsung menyuruh Fira untuk membawa Jevin ke rumahnya.

Sampai di sana Jevin langsung diberondong dengan berbagai pertanyaan, tapi ada satu pertanyaan yang benar benar tidak bisa dijawab oleh Jevin. Ya ustadz Ramlan bertanya sanggupkah Jevin untuk meninggalkan keyakinannya jika ia ingin tetap bersama Fira. Jevin terdiam ia bingung, walau bagamanapun ia tak bisa meninggalakan Tuhannya.

Dan Ramlan juga tak mau membiarkan anaknya berlama lama dalam hubungan yang semu, karna percuma saja jika Jevin tak mau meninggalakan keyakinannya pada akhirnya Jevin dan Fira akan sama sama tersakiti karna cinta mereka tak bisa bersatu. Ramlan benar benar tak mau hal itu terjadi, makanya ia langsung bertanya seperti itu pada Jevin. Setelah terdiam cukup lama akhirnya Jevin pun mulai menjawab. Ternyata Jevin tak bisa mengorbankan keyakinannya untuk bersama Fira.

Jujur saja Fira merasa kecewa akan keputusan yang diambil Jevin, tapi mau bagaiamana lagi ia tak mungkin memaksa Jevin untun menjadi mualaf kan. Setelah kejadian itu Fira dan Jevin tetap menjalin hubungan meskipun hanya sebagai sahabat, karna mereka berdua sudah sepakat untuk tidak saling membenci. Bahkan mereka tetap saling menyayangi dan peduli meskipun dalam konteks yang berbeda.

Meskipun Jevin dan Fira sudah tidak berpacaran lagi, namun mereka berdua tetap bersahabat. Hal itu lah yang membuat ustadz Ramlan takut, ia takut jika Fira tetap berdekatan dengan Jevin bukan tidak mungkin mereka akan menjalin sebuah hubungan lagi. Ketakutan ustadz Ramlan ini semakin hari semakin besar saja, ia pasti langsung mengintrogasi Fira jika ia melihat Fira tengah bersama seorang laki laki. Fira tahu apa yang dilakukan Abinya ini karna Abinya sangat menyanginya tapi terkadang Fira merasa ketakukan Abinya itu terlalu berlebihan. 

Karna sebenarnya Fira dan Jevin sudah sama sama move on, toh mereka cuma pacaran selama tiga hari, bahkan Jevin sekarang sudah punya pacar baru. Tapi tetap saja Abinya itu selalu khawatir dan curiga pada Fira. Seperti hari ini Fira diantar pulang oleh seorang pria, dan Abinya sedang memperhatikan mereka dari balik kaca jendela.

Fira turun dari motor, lalu membuka helmnya dan memberikan helm tersebut pada pria itu."ini, makasih ya."ucapnya sambil tersenyum.

Pria itupun tersenyum ramah."Iya sama sama."

Setelah itu sang pria lansung melaju pergi bersama motornya dan Fira langsung berjalan memasuki rumah. Saat ia sampai di ruang tamu sang Abi langsung mencekalnya.

"Kamu pulang sama siapa tadi?"tanyanya seakan tengah mengintrogasi seorang teroris.

Fira menghela napas berat, lagi lagi Abinya mencurigainya."Bukan siapa siapa Bi."

Kini Abinya itu berkacak pinggang."Abi tahu tadi kamu diantar pulang sama cowok kan."

Fira mencoba untuk sabar."Emang cowok Bi."

"Tuh kan bener, kamu itu ya udah Abi bilang jangan deket deket sama anak itu lagi."

Fira tahu yang dimaksud Abinya pasti adalah Jevin."Tapi yang nganterin Fira tadi itu cuma tukang ojek online Bi."

Ramlan terlihat gelagapan ternyata ia sudah salah sangka pada putrinya sendiri."Ya tapi tetep aja Abi cuma khawatir sama kamu."ucapnya."Pokonya Abi gak mau kalo sampe kamu balikan lagi sama si kevin."

"Bukan kevin Bi tapi namanya itu Jevin."ucapnya sambil menekankan kata Jevin.

"Ya pokoknya anak itu."

"Tau ah Bi Fira pusing."

"Kamu itu ya, asal kamu tahu Abi seperti ini karna Abi sayang sama kamu, dan kamu juga tahu kan pacaran itu dilarang. Karna hal itu sama saja seperti kamu mendekati zina, mendekatinya saja sudah dilarang apa lagi melakukannya dan Abi cuma gak mau kamu kenapa napa. Apalagi kalau kamu sampe balikan sama anak itu terus kamu pindah keyakinan Abi gak mau kamu jadi murtad gara gara terlalu dekat sama anak itu. Pokoknya kamu gak boleh deket deket dia lagi."jelas sang Abi panjang lebar.

"Iya Bi iya,Fira bahkan udah bosen dengerin ceramah Abi yang ini."

"Pokoknya kalo kamu tetep deket deket sama si Alvin itu Abi gak segan segan untuk jodohin kamu."ancam sang Abi.

"Tadi Kevin sekarang Alvin yang bener itu namanya Jevin Bi, udah ah Fira cape terserah kalo Abi mau jodohin Fira terserah Abi aja."kini Fira sudah benar benar pusing dan tak mau berdebat lagi dengan Abinya.

"Oke."ucap sang Abi tersenyum senang.

Fira pun hanya bisa merutuki nasibnya dan berjalan ke arah kamarnya untuk segera beristirahat, dari pada ia berlama lama di sini. Bisa bisa emosinya memuncak, Fira tak mau kalau sampai ia kelepasan dan membentak Abinya. Walau bagaimanapun Fira tak mau menjadi anak durhaka yang suka membentak orang tua.

Bersambung.........

Dont forget to vote, comment, and share:)

Thankyou:D

Gimana menurut kalian prolognya? pada suka gak?
Semoga suka ya, jangan bosen bosen buat nunggu kelanjutan kisah hidup Fira dan perjodohanya ya......

Mungkin cerita seperti ini udah terlalu mainstream, tapi jangan menilai cerita cuma dari prolognya doang ya, karna aku akan bikin cerita ini berbeda dari yang lainya...

Jadi baca terus cerita ini ya.....😄😄😄😄

Makasih udah baca😊😊😊

sampai ketemu di part selanjutnya😆😆😆💕💕💕😙😙😙

Jodoh Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang