Going Crazy

122 15 5
                                    

[Warning! It's kinda horror,mature, all Taehyung's POV]

Namaku Byun Taehyung. Seorang siswa kelas 1 SMA yang ramah dan tidak begitu pintar. Aku memiliki banyak teman, seorang kekasih perempuan, dan keluargaku harmonis. Bisa dikatakan hidupku sempurna jika..

Jika saja...

Aku tak memiliki seorang kakak yang gila akan halusinasinya sendiri.

.

.

.

"Antarkan makan siang ini ke kamar kakakmu, Taehyung"

Aku yang baru saja melahap sesendok nasi terakhirku terdiam, menatap ibuku yang memerintah seenaknya. Sementara ayahku terlihat cuek, seolah tak mendengar pembicaraan kami.

"Ya,..baiklah.." lirihku dengan wajah murung.

Mengantarkan makan siang ke kakakku adalah salah satu pekerjaan paling menyebalkan. Susah iya, digaji pun tidak. Biasanya ada seorang perawat yang mengurusi kebutuhan Baekhyun hyung sehari-harinya. Namun dia ijin tidak datang untuk menjenguk neneknya yang sakit di Bucheon. Sudah seminggu sejak surat permohonannya diajukan.

Kriett..

Pintu kamarnya kubuka perlahan. Kakaku tengah duduk melamun di ranjangnya, menatap satu-satunya sumber cahaya yang berasal dari jendela kamar. Kulihat beberapa bantal baru yang kami berikan sudah terkoyak dan berserakan di lantai. Parfum dan botol-botol kosmetik yang pernah ia gemari pecah. Menimbulkan bau wangi yang bercampur aduk dan kini membuatku mual.

"Hyung, aku membawakanmu makanan"

Tidak ada jawaban.

Baekhyun terus melamun seolah telinganya sudah tuli. Mengabaikan keberadaanku dan tenggelam pada pemikirannya sendiri. Pada konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri.

Aku menghela nafas, berjalan menghampirinya dan duduk di tepi ranjang. Dengan senyuman lembut, sekali lagi kukatakan, "Hyung, aku membawakanmu makanan"

Dengan lemah kepala itu menoleh padaku. Menatapku datar. Matanya terlihat sembab dan memerah, bekas air mata masih dapat terlihat jelas di pipinya. Bibirnya membengkak, dan rambutnya berantakan. Ketika bau aneh memasukki indra penciumanku, seketika mataku membola kaget.

"Hyung! Kau mengompol lagi!?"

Baekhyun terkejut ketika aku meninggikan nada bicaraku. Tangan ringkihnya mengusap dada, menatapku kaget namun tak dapat berbuat apapun. Saat itu juga aku meminta maaf. Merasa bersalah karena sudah berteriak padanya dan membuat matanya kembali berkaca-kaca.

Hyung, dia sudah seperti ini sejak 2 tahun yang lalu. Sejak kematian kekasihnya yang bernama Park Chanyeol.

Mereka saling mencintai, meskipun hubungan yang mereka jalani sangatlah tabu. Ditentang masyarakat, ditentang agama, ditentang ilmu sains dan juga kedua orangtuaku.

Park Chanyeol adalah pria yang ramah menurutku. Namun ketika ia datang kemari untuk melamar Baekhyun, kedua orangtuaku benar-benar marah. Mereka merasa terhina. Mereka merasa telah dipermalukan. Seolah-olah pasangan gay adalah sejenis bakteri yang menjijikkan.

Ibu segera menarik lengan Baekhyun dan menguncinya di kamar. Membuat kakakku hanya dapat meraung, menangis dan berusaha mendobrak pintu kamar dengan tubuh lemahnya. Hatiku ikut teriris perih melihat kakak yang kusayangi diperlakukan layaknya binatang. Ibuku meneriaki dan menghujatnya dari balik pintu. Menghujani mental Baekhyun dengan berbagai kata kasar dan kutukan.

Sementara aku hanya dapat menangis tertahan. Melihat bagaimana ayahku menendang dan memukul tubuh Chanyeol dengan sapu ijuk. Mencaci makinya, mencaci maki kedua orangtuanya. Meludahi wajahnya dan mengusirnya dengan ancaman akan menghubungi polisi.

How Can I Love Ya? [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang