Rain

121 18 4
                                    

Baekhyun mengadahkan kepalanya, menikmati bagaimana tetes-tetes air hujan jatuh dan mengalir pada setiap lekuk wajahnya. Langit tampak begitu cerah meski matahari tak terlihat. Udaranya dingin menyegarkan. Jalan setapak di hadapannya terhiasi oleh genangan air. Sedangkan diujung sana, seseorang berdiri membelakanginya.

'Tidak lagi'

Baekhyun berjalan mendekati pria jangkung diujung jalan itu dengan ragu. Semakin dekat, siluet itu terasa semakin nyata. Pria itu bukanlah orang asing. Jelas-jelas Baekhyun hafal dengan bentuk telinga peri yang menjadi ciri khas orang tersebut.

Tangan mungil Baekhyun terangkat, mencoba meraih pundak orang itu untuk sekian kalinya. Menepuk bahunya pelan, berharap empunya segera berbalik dan menyuguhkan sebuah senyuman kecil penuh makna.

"Chanyeol-ah.."

Wushh..

Suasana saat itu begitu lambat berjalan layaknya slow motion. Mata Baekhyun membola, tenggorokannya tercekat dan bibirnya tak dapat terkatup dengan benar. Ketika Chanyeol berbalik, surai hitamnya melambai terkena angin lewat. Tatapannya begitu merindu. Wajah seputih salju, bibir semerah bunga mawar, dan hidung mancung yang terpahat sempurna menjadikan sosok Park Chanyeol begitu agung dibenak Baekhyun.

Ia tak pernah menyesalinya.

Jatuh cinta pada Park Chanyeol bukanlah kesalahan yang patut disesali. Sejak awal, mengenalnya adalah sebuah pilihan. Dan Baekhyun tak ingin menganggap kisah kasih mereka hanyalah kebetulan takdir semata.

 Dan Baekhyun tak ingin menganggap kisah kasih mereka hanyalah kebetulan takdir semata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau datang"

Selalu seperti ini. Ia akan hadir dengan payung berwarna biru langit dan sweater putih bersih, menunggu Baekhyun di penghujung jalan dengan sekeranjang bunga hydrangea berwarna merah muda, biru, dan nila.

Baekhyun tersenyum, mengambil keranjang bunga dari tangan Chanyeol dan memeluk tubuh jangkung itu erat.

Chanyeol tersenyum lembut. Gerimis dan hujan tidak selamanya membawa kenangan buruk. Sejenak, ia meletakkan payungnya ke tanah dengan asal. Memeluk tubuh Baekhyun, membawa makhluk mungil itu kedalam zona nyaman tiada tara.

"Kau begitu nyata" lirih Baekhyun sesaat kemudian, melepaskan pelukan kecilnya dan mengadah menatap Chanyeol dengan mata yang berkaca-kaca.

Ia merindukannya. Ia selalu merindukan sosok Chanyeol yang semanis bunga dandelion. Perlahan, air matanya mengalir bersamaan dengan butiran hujan. Baekhyun tak kuasa untuk berpura-pura kuat di hadapan Chanyeol yang seperti ini.

"Aku merindukanmu..." ucap Baekhyun dengan bibir yang bergetar.

"Hmm? Kita kan bertemu setiap hari, sayang"

Namun ekspresi Chanyeol tak berubah sedikitpun. Ia tetap tersenyum dan mengusap kedua pipi Baekhyun sayang. Baekhyun pun memejamkan matanya, ikut mengusap salah satu tangan Chanyeol yang terasa serasi dengan lekuk wajahnya.

How Can I Love Ya? [ChanBaek]Where stories live. Discover now