1* Begin

28 10 2
                                    

-02 01 2019-
From Author : Selamat tahun baru!!
Enjoy aja dengan ceritanya yah
***

Akhirnya pertandingan tidak resmi itu berakhir dan dimenangkan oleh pemuda yang tak pernah tertandingi oleh siapa pun yang pernah melawannya.

Pertandingan balap liar yang menaruhkan hadiah sangat besar, lebih besar dari pertandingan resminya.

"Woi bro udah gue duga, nggak ada yang bisa ngalahin kemampuan lo" Jevan sahabat Julian menghampirinya sembari melayangkan tepukan kemenangan bagi Julian.

Julian hanya terseyum miring dan menebar keangkuhannya. Ia tak banyak bicara mengenai kemenangannya, ia hanya senang karena semua orang meneriaki namanya.

Namun, seseorang datang dengan tatapan kemarahannya dan menendang ban motor Julian. Julian yang melihat hal itu sengaja membiarkan Devan melakukan aksinya, lalu ia menatap intens Julian.

"WOY GUE NGGAK TERIMA. LO CURANG KAN? NGAKU LO! Disini kalian cuma berdua..... hmmmm dan gue rasa kita masih bertanding bukan?"  Lelaki itu mengeluarkan seringainya dan satu persatu dari anggota mereka turun dari motornya membawa benda-benda berat dan tajam.

Julian dan Jevan yang tak menyangka hal ini akan terjadi segera menghidupkan motornya dan melesat secepat mungkin, meninggalkan gerombolan Devan cs.

Devan cs mengejar keduanya yang sudah melaju saat mereka ingin menyerang.

***

"Lian lo yakin kita mau pisah, ntar kalo mereka nemuin kita gimana?" Tanya Jevan yang masih sempat bertanya, raut wajahnya mulai pucat karena ketakutan berbeda dengan Julian yang sibuk dengan pikirannya.

"Lo lewat sana, gue lewat sini. Lo harus lebih cepat dari mereka, kalau bisa mereka nggak liat motor lo dulu dan di kesempatan itu lo matiin mesin motor dan sembunyi di dalam hutan, bawa motor lo juga. Kalau lo nggak mau mati Van" Kata Julian dengan cepat dan siap untuk berbelok untuk mengecoh gerombolan Devan, Jevan pun segera menganguk dan mengikuti perintah Julian.

Mereka pun berpisah kini Julian hampir sampai di dekat hutan dan dia mulai mematikan mesin motornya, lalu sesuai dengan rencanannya ia masuk ke hutan dan sembunyi disana.

Julian terpaksa melakukan cara ini untuk bertahan hidup, dia tahu bahwa Devan tak akan menerima kekalahannya, tapi dia tak menyangka Devan akan melakukan hal yang diluar pikirannya.

Terdengar gerombolan suara motor dan itu membuat jantung Julian sedikit marathon, apa kabar dengan Jevan?

"Kemana dia? Awas lo Julian, lo kira bisa kabur dari gue? Cari dia, siapa tau dia sedang bersembunyi" Teriakan Devan sangat terdengar oleh Julian yang sedang keringat dingin.

Julian tidak bisa seperti ini, ia harus memanggil sekutunya.

-Avengers group-

Julian : tlg bntu g sm Evn dsni. Kt lg d kjr sm Dvn dn tmn2.y

Julian : Htn dkt prtgaan blpn. Bruan.

Rio : Anjir. Devan ngajak WAR. Bentar bos, anak-anak mau di kumpulin nggak?

Elvis : Bos maaf gue lagi makan, tapi demi  sahabat, gue tinggal makan gue

Evan : tai gue mau keluar nih sangking takutnya. Buruan cuy mereka banyak nih.

Rio : ok. Otw bro

***

"Gue disini" ucap Julian dengan mantap, apa pun yang terjadi ia harus menerima resikonya.

Devan yang melihat Julian otomatis memancarkan senyum liciknya dan melangkahkan kaki menuju mangsanya.

"Lo berani juga. Satu lawan 8 orang? Sanggup lo?" Tanya Devan sembari mengayunkan pemukul bisbolnya ke sembarang arah.

"Nggak usah banyak bacot lo" Julian spontan meninju rahang Devan, ia tak bisa menahan emosinya. Sontak teman-teman Devan maju menghadapi Julian.

Devan menyeringai, ia menunggu Julian kalah oleh anak buahnya lalu maju untuk menyelesaikannya sendiri.

Namun salah. Julian justru  mampu menjatuhkan berberapa anak buah Devan, dan beberapanya lagi masih melawan Julian.

Devan yang melihat anak buahnya mulai lengah, maju dan mulai mengayunkan senjatanya untuk memukul Julian.

Dengan sigap Julian menyangkalnya dan membalas Devan dengan tangan kosong.

Namun lama kelamaan Julian mulai sedikit lemah dan Devan menggunakan kesempatan itu. Devan memukul kepala Julian dengan pemukul bisbolnya dan membuat darah mengucur dari kepala Julian.

Bukan Julian namanya jika ia langsung terkapar, Julian masih bisa melawannya, ia mulai merebut senjata Devan dan berhasil senjata Devan sekarang ada ditangannya.

"Senjata makan tuan bukan?" Ucap Julian dengan nafas yang terengah lalu menunjukan smirknya.

Julian segera memukuli Devan dengan cara membabi buta, ia sangat emosi karena Devan sudah berani menyentuhnya.

Anak buah Devan bangkit setelah melihat bosnya di pukuli, Julian merasa terancam dan ingin melarikan diri. Bukannya dia seorang pengecut namun ia hanya ingin menyelamatkan hidupnya.

Julian berlari sekencang mungkin berusaha meninggalkan gerombolan gila dibelakangnya. Namun percuma, Devan cs mengejar Julian dengan motornya, karena Julian tidak sempat mengeluarkan motornya dari hutan.

"Lo nggak bisa kabur dari kita, malam ini terakhir buat lo hidup. Hajar dia sam----" ucapan Devan terhenti setelah mendengar sirene polisi, bagaimana polisi samapi datang kesini.

Sontak gerombolan Devan secepat kilat meninggalkan tempat itu dan menyisahkan Julian yang terluka dan banyak lebam.

Julian juga tercengang dan bingung. Siapa yang memanggil polisi kesini, teman-temannya? Pasti bukan, bahkan Julian menyuruh teman-temannya untuk tidak berurusan dengan polisi, maupun meminta bantuan.

Sepeninggalan Devan cs, sirene itu pun berhenti, namun mobil polisi tak kunjung memperlihatkan batang besinya.

'Ini tipuan' batin Julian dan tersenyum legah.

"Kamu nggak apa-apa?" .

Julian terpaku dan bulu kuduknya mulai berdiri.

****

Tbc
Baca ceritanya harus enjoy yh guys


ONLY THENDonde viven las historias. Descúbrelo ahora