3* Sekolah baru

15 7 0
                                    

Gadis itu tengah bersiap-siap untuk ke sekolah.

Rambutnya dikepang dua, kacamata bulat dan tebal bertengger di wajahnya.

Setelah itu ia mengambil tasnya dan turun untuk sarapan bersama keluarganya.

"Selamat pagi Papa sayang, Mama yang selalu cantik. Dan adik yang nyebelin" sapa Caca yang menuruni tangga dan segera menyambar makanan di meja makan.

"Pagi anak cantik"

"Pagi putri papa yang baik"

"Gue kira lo udah mati semalam. Masih hidup toh"

Kenan yang tersinggung pun, menyiram balik dengan kata-kata sinisnya.

"Ihhh sans amat sih kamu. Aku baru bencanda aja udah serius. Maafin kakak yah adik ganteng"

"Iya-iya. Gue maafin deh, harusnya gue yang nanya gitu ke lo. Sumpah lo tuh berat banget tau gak"

"Udah ga boleh bicara kalau lagi makan" tegur Papa Caca.

Sehabis santapan pagi berakhir bersama dengan itu pula Caca segera mengucur ke mobil yang siap mengantarnya ke sekolah baru.

Setelah berpamitan, mobil yang digunakan Kenan dan Caca segera melesat cepat.

****

Setelah memasuki area gedung sekolah, Caca berjalan mendahului Kenan yang tengah memarkirkan mobilnya.

"Nan Aku duluan yah. Aku ke ruang kepsek dulu, tunggu disana aja yah"

Kenan mengangguk. Ia masih sibuk merapikan seragamnya, dan berusaha untuk setampan mungkin agar kesan pertamanya tidak menyebalkan.

Caca melanjutkan langkahnya setelah berpamitan pada Kenan, banyak pasang mata yang melihatnya. Sepertinya murid baru disini sangat asing bagi mereka.

Akhirnya Caca sampai disebuah ruangan yang bertuliskan 'headmaster room' lalu ia mengetuk pintu setelah itu menunggu seseorang untuk membukakannya.

"Hallo Caca keponakan ku tersayang" sambut laki-laki yang berumur kisaran 40 tahunan.

"Om Charlie!!! Tau aja Caca yang datang"

"Iyalah. Papa kamu kan udah kasih tau om kalau kamu mau sekolah disini. Kenan mana?"

"Kenan ma---"

"Hallo om ganteng" tiba-tiba kedatangan Kenan mengejutkan keduanya.

"Tuh kan nyebelin banget sih kamu. Kaget tau nggak" keluh Caca yang juga tersirat di wajahnya.

"Maapin. Nggak sengajah toh kak" bela Kenan sambil menampilkan sederet gigi putihnya.

"Keponakan om tambah ganteng aja. Ayok masuk ke ruangan om"

****

Dan disinilah Caca berakhir, di Kelas 11 IPA 2. Gadis itu mulai mengenalkan dirinya.

"Perkenalkan nama saya Caca Kinanda, saya pindahan dari bogor. Salam kenal teman-teman" ujar Caca dengan senyum ramahnya.

"Caca kamu boleh duduk disebelah Jevan" ucap bu Vivi.

Caca mengangguk kemudian menuju tempat yang telah ditunjuk oleh bu Vivi.

Caca melirik teman sebangkunya itu, cowok yang terlihat sangat urak urakan.

"Kenalin gue Jevan, pacarnya si ketua kelas. Ya nggak Vira" seru Jevan kemudian melirik Vira dengan senyum tengilnya yang dibalas tatapan malas oleh Vira, membuat suasana kelasnya menjadi ramai. Namun karena bu Vivi mengetuk mejanya artinya kode untuk kembali konsentrasi.

****

Bel istirahat pun berbunyi, membuat para siswa tersenyum kegirangan. Kelas 11 IPA 2 mulai bertebaran menuju kantin, namun Caca masih setia di dalam kelasnya sambil membaca buku.

"Hai kenalin nama gue Delphine, nama lo Caca kan? Lo mau nggak ke kantin sama gue?" Ucap seorang cewek yang terlihat ramah, ia mengajak Caca untuk pergi ke kantin bersamanya.

Caca mengangguk. "Boleh"

"Bentar gue panggil satu orang lagi. Sinta! Kantin yuk!" Panggil Delpin yang kemudian menarik pelan tangan Caca menuju orang yang dipanggilnya.

"Lo kenapa lagi sih. Revan lagi yah" tebak Delpin yang dibalas anggukan oleh Sinta.

Delpin memutar bola matanya malas. "Kantin yuk. Dari pada lo bengong di kelas begini, ratapin orang yang suka php-in lo. Nggak guna tau"

"Oh yah, kita pergi bareng Caca yah, lo berdua pasi belum kenalan kan. Ntar kita cerita-cerita di kantin deh. Yuk" ajak Delpin.

Caca mengangguk setuju dengan ucapan Delpin begitupun Sinta, walaupun terlihat sedikit lesu.

Mereka bertiga pun sedang menuju kantin, dan disana sudah sangat ramai. Beruntung masih ada tempat di pojokan.

Caca, Delpin, dan Sinta segera memesan makan dan minuman yang mereka mau. Perut mereka sudah sangat keroncongan, hingga wajah Sinta bertambah lesu.

Selagi menunggu pesanan mereka. Caca melihat sesuatu yang menarik pandangannya.

"Delpin, cowok yang di belakang kamu itu tampan yah?" Ujar Caca spontan.

Sinta dan Delpin terbelalak setelah melihat cowok yang dikatakan Caca.

"Ca lo tau nggak?"

"Nggak"

Sinta menghela nafasnya, wajahnya kini berubah sedikit bersemangat.

"Dia Julian Fernando, seorang ice prince Sma Nusa Bakti. Kakak kelas kita. Lo tau? Dia itu pembalab yang sangaaattt terkenal. Dan cewek biasa kayak kita begini nggak pantes jadi doi dia, gue harus nyadarin lo sebelum lo benar-benar jatuh hati ke dia" jelas Sinta panjang lebar dan tatapannya sangat serius menatal Caca yang sedang cengingisan.

"Aku udah pernah ketemu dia kok. Malahan pernah diboncengin sama dia" ujar Caca dengan mengulang kembali ingatan semalam.

Sinta dan Delpin kembali terbelalak dan saling menatap.

"Lo nggak usah mimpi lagi deh Ca. Ini tuh masih siang, masa Julian mau bonceng cewek, setau gue Julian nggak mau bonceng cewek selain Alexa. Dan katanya sekarang dia lagi jomblo sih"  kali ini Delpin yang menyerang Caca dengan perkataannya.

Mereka pasti tidak akan percaya pada Caca tentang yang dikatakan gadis itu.

"Eh pesanan kita udah datang tuh" pekik Caca mengagetkan keduanya.

Akhirnya mereka bertiga bersantap ria bersama keramaian kantin yang penuh dengan siswa Sma Nusa Bakti.

Tbc
Apa kalian menikmati alurnya?
Jangan lupa vote dan commentnya

ONLY THENWhere stories live. Discover now