4* Takdir?

16 6 2
                                    

"Karena takdir berjalan seperti air mengalir"
....

"MA! Kenan mana?" Teriak Caca yang hampir siap dengan seragamnya.

"Dia bilang mau pergi duluan, katanya kamu ada yang jemput jadi mama nggak masalah kalau dia pergi duluan. Yakan pa?"

"Iya. Papa kira juga begitu"

Caca mendengus sebal, ini adalah siasat Kenan agar tidak berangkat bersamanya.

Kenan mungkin malu mempunyai kakak yang terlihat cupu, itulah yang dipikirkan oleh Caca.

"Ya udah Ma, Pa Caca berangkat. Selamat pagi" ucap Caca yang berusaha seceria mungkin.

****

Sekarang Caca tengah menunggu angkot, namun yang mengkhawatirkan adalah Caca yang hampir telat. Dia perlu waktu 20 menit berjalan kaki ke sekolahnya dari halte. Dan kini tak satupun angkot yang berhenti di halte tersebut.

"Caca gimana nih? 10 menit lagi Caca telat" sungut Caca yang sedari tadi mondar mandiri melirik jamnya.

Matanya pun menyipit setelah melihat seseorang yang sepertinya ia kenal. a

'Julian'

Cowok itu baru saja keluar dari bengkel, ini kesempatan Caca satu-satunya agar tidak terlambat.

Julian mulai menstater motor ninjanya, motor yang pernah dinaiki oleh Caca sebelumnya.

Caca segera menghampirinya sebelum cowok itu pergi.

"Hai" sapa Caca yang ditatap datar oleh Julian.

Sangat berbeda dengan Julian yang ditemui Caca waktu malam itu.

Julian mengacuhkan sapaannya, dan kembali menstater motornya namun dicekal oleh Caca.

"TUNGGU DULU"

Lagi. Caca mencekal tangan Julian, namun Julian segera melirik Caca dengan mata tajamnya.

"Mau apa lo?" Tanya Julian tanpa ekspresi.

"Aku bisa numpang motor kamu nggak?"

"Nggak" ucap Julian cuek, dan ingin melajukan motornya kembali namun dicekal oleh Caca.

Bisa-bisanya cewek yang tidak ia kenal meminta tumpangan padanya. Apa dia gila?

"Aku mohon. Tolongg, waktunya tinggal 7 menit untuk bel masuk"

'Suaranya?'

Suara itu sama seperti gadis yang bertemu dengan Julian di dekat hutan, suara ketakutannya. Gadis yang tersesat karena kecerobohannya, dan yang mencium Julian tanpa merasa bersalah.

Tapi Julian memperhatikan gadis itu dari bawah sampai atas, dia sangat berbeda dengan gadis yang ditemuinya. Padahal dia sedang mencari-cari gadis tersebut.

"Nggak. Ada angkot" ucap Julian acuh, dan melepaskan cekalan tangannya.

"Lepas"

"Nggak"

"Lepas"

"Nggak mau! Sebelum aku ikut sama kamu" ujar Caca yang teguh dengan pendiriannya. Ia tak mau di cap sebagai siswa yang terlambat, karena di sekolahnya dulu dia adalah siswa teladan dan berprestasi.

Julian mengeluarkan tatapan tajam, tatapan amarahnya yang tersirat dari ketajaman mata seorang Julian.

Julian tercengang dalam hatinya, bagaimana gadis di depannya ini bisa kembali menatapnya dengan tajam. Dia tidak takut?

"Kamu pikir aku takut dengan tatapan kamu itu? Aku mohon"

Julian tercengang dalam hati. Dia kembali mengenang seseorang yang berani menatapnya dan membalas tatapannya itu.

Julian pandai memainkan ekspresinya, meskipun terkejut dengan sikap Caca, ia berusaha setenang mungkin.

"Aku boleh naik kan?" Tanya Caca dan yang ditanya hanya diam

"Diam kamu aku anggap iya" ucap Caca lalu mulai menaiki motor Julian. Sama seperti malam itu, Caca bingung untuk menaiki motor ninja Julian yang sangat tinggi baginya.

Dan ide nekat Caca beraksi.
"Maafkan aku"
Caca memegang pundak Julian untuk menjadi tumpuannya.

Segera Julian tersadar dari lamunannya, ia tidak menyadari bahwa gadis gila yang minta tumpangan padanya sudah bertengger dibelakangnya.

"TURUN LO!" ucap Julian yang suaranya naik beberapaoktaf.

"Nggak mau!" Tegas Caca sembari menggelengkan kepalanya.

'Keras kepala'

"Jangan salahin gue kalau lo nggak selamat sampai di sekolah"

Ucapan Julian barusan membuat jantung Caca marathon. Apa yang akan di lakukan Julian, sehingga dia tidak akan selamat sampai ke sekolah.

Motor Julian mulai melaju meninggalkan tempat itu. Sangat laju.... dia sengaja agar gadis dibelakangnya menyesal meminta tumpangan pada Julian.

Caca berusaha meredam teriakannya dan juga rasa gugupnya. Ia berpegangan pada besi motor dibelakangnya.

Julian mendengus jengkel saat tidak mendapati gadis dibelakangnya ketakutan.

'Ini belum seberapa gadis cupu'

Julian menambah kecepatannya, membuat gadis dibelakangnya memekik pelan, tapi dia belum puas dengan semua itu.

Dan tiba saatnya dipolisi tidur yang tinggi, Julian tersenyum kemenangan.

"AAHHHHHH" teriak Caca sekencang-kencangnya.

Tak sadar tangannya yang tadi memegang besi motor spontan berpindah memeluk Julian.
Pelukan yang begitu erat, karena ketakutan gadis itu.

Julian terperangah, bukannya jatuh gadis itu malah memeluk erat Julian.

Caca segera melepaskan pelukannya, jantungnya hampir copot merasakan goncangan yang begitu kuat.

'Cukup. Lebih baik aku terlambat dari pada nyawaku melayang'

"Gue udah bilangkan?" Ucap Julian dengan datar. Sebenarnya dia kasihan dengan gadis itu, namun rasa kemenangan atas ketakutan Caca membuatnya merasa senang.

Caca terdiam.
'Dia tertawa. Rupanya dia mengerjai ku, aku tidak akan menyerah'

"Kok berhenti sih? Bentar lagi kita telat" ujar Caca disertai wajahnya berseri-seri karena harapan Julian tidak tersampaikan.

Julian mendengus kesal, lalu melanjutkan perjalanan mereka
Dia melihat Caca yang sedang menertawai dirinya.

Akhirnya mereka sampai didepan gerbang sekolah.

"Sekarang lo turun" pinta Julian dengan kasar.

Caca tak tahu caranya turun, selain memegang pundak Julian.

'Kekanakan'

Entah bagaimana suasana hati Julian sekarang sehingga dia mengulurkan tangannya untuk membantu Caca.

Caca tercengang melihat tangan Julian untuknya.

"Lo jangan geer" kata Julian cepat.

Caca mengangguk, dan perlahan tangannya menggenggam erat tangan Julian. Tangan cowok itu sangat besar dan lembut, juga hangat membuat Caca merindukan kejadian malam itu.

"Makasih banyak sebelumnya. A-"  ucapan Caca terpotong karena belum sempat ucapan Caca selesai, Julian sudah menancapkan gasnya dan masuk ke tempat parkir.

Caca mendengus sebal.

'Kepribadiannya banyak'

...

TBC



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONLY THENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang