33

2.7K 258 7
                                    

Warning! Part ini panjang sekali. More than 3000 word.

In Ha masih berdiri mematung didepan pintu kamarnya. Beberapa kali meraih kenop pintu namun urung diputar karena rasa ragunya.

In Ha yakin, Min Yoongi nya yang berada didalam kamar pasti masih menyimpan rasa murka pada dirinya. Maka dari itu sejak tadi In Ha masih diliputi rasa takut untuk melihat wajah sang suami.

Sejujurnya ini kali pertama In Ha mendapti kemarahan sang suami yang jelas berbeda dari biasanya. Lebih baik rasanya melihat Yoongi berteriak atau memakinya sekalian dari pada marah dengan cara yang menurut In Ha dan siapapun yang melihatnya pasti tampak mengerikan.

Min Yoongi itu punya mulut setajam ujung belati. Punya hati yang kadang ia sendiri lupa bagaimana cara menggunakan nya. Bahkan Min Yoongi itu punya otak yang kadang baru akan digunakan setelah bertindak atau berucap. Jadi, dengan semua aset hidupnya itu menjadikan Min Yoongi laki-laki yang cenderung terbuka---blak-blakan cenderung barbar dengan prilakunya. Pria itu akan bilang suka kalau suka. Tidak kalau tidak. Marahnya selalu ditumpahkan lewat kata-kata makian atau kalimat-kalimat dengan nada halus yang akan membuat kuping siapapun berlubang.

Min Yoongi punya pemikiran yang kadang kala membuan In Ha merasa kagum akan sosok suaminya. Yoongi selalu berucap padanya bahwa setiap permasalahan itu hanya butuh penyelesaian. Karena masalah itu timbul bersama sebuah penyelesaian nya. Jadi, jangan biarkan masalah yang menguasai diri kemudian mengabaikan solusi yang sebenarnya sudah tersaji. Min Yoongi itu tipe pria yang tak akan membuat sebuah masalah berlarut dan mendayu-dayu. Pun ia bukan pria perawan yang akan melarikan diri dan bersembunyi dibalik kamar karena rasa jengkelnya. Sungguh itu bukan Min Yoongi sekali.

Namun, hal itu berbeda kali ini.

Min Yoongi lebih memiih lari bersama amarahnya. Ini tentu tak sesuai dengan pemikiran keren nya soal sebuah penyelesaian. Tentu saja membuat In Ha yang kini menjadi semakin bingung dibuatnya.

Wanita itu berkali-kali menyusun sebuah kalimat permintaan maaf untuk diucapkan nya saat melihat sosok Yoongi. Atau mungkin cara lain yang bisa In Ha lakukan untuk sekedar mendapatkan sebuah penerimaan atas permohonan maafnya.

In Ha sempat berpikir, akankah Min Yoongi nya luluh jika ia melakukan permintaan maaf seperti biasanya? Menggelayut sambil memeluk Min Yoongi nya dengan manja. Atau memberikan satu dua kecupan ringan pada bibir seksi suaminya itu. Atau malah ciuman panas yang akan membawa mereka pada sebuah malam panjang? Oh cukup Cha In Ha! Kenapa malah terdengar seperti kau yang jadi wanita mesum dan memanfaatkan keadaan.

Sekali lagi In Ha mendesah kasar. Kembali diraihnya kenop pintu. Wanita itu sudah cukup mengumpulkan keberanian nya sejak lima belas menit yang lalu hanya berdiri didepan pintu.

In Ha memutar kenop pintu dan mendorongnya perlahan. Perlahan sekali, bahkan rasanya tak ingin menimbulkan suara decitan sekalipun. Ia takut bahwa Yoongi akan menyadari eksistensinya dikamar mereka. Padahal jelas itu tujuan awalnya.

Pemandangan yang In Ha dapati ketika berhasil masuk kekamarnya adalah kosong. Tidak ada Min Yoongi yang tengah terbaring diatas kasur dengan mata terpejam seperti yang dibayangkan nya. Bahkan selimut dan posisi bantal pun tak bergeser, masih persisi seperti terakhir In Ha membenahinya sebelum kepulangan Yoongi tadi.

Wanita itu semakin masuk pada teritorial kamarnya. Sejenak menutup kembali pintu kamarnya sambil menerka keberadaan suaminya.

"Yoon?" Suara In Ha yang nyaris terdengar seperti cicitan itu keluar bersama langkah kakinya menuju kamar mandi. Menebak-nebak mungkin suaminya ada didalam sana.

"Yoon?" In Ha kembali bersuara bersama pintu kamar mandi yang diketuk beberapa kali. Berharap mungkin akan mendapat balasan dari dalam sana. Yang nyatanya nihil. Hanya kosong yang In Ha dapati saat membuka lebar pintu kamar mandi mewahnya.

Miracle Of Jealousy  ✔Where stories live. Discover now