Chapter 14

1.7K 154 3
                                    

Fugaku yang mengajak Naruto untuk berbelanja tidak bisa untuk tidak tersenyum.

Gadis ini saat pertama datang ke kediaman Uchiha tidak pernah terlihat sangat bersemangat seperti saat ini. Cahaya di matanya yang sempat hilang kini mulai berkilauan.

Mereka kini telah membawa banyak kantung belanjaan. Mulai dari pakaian, sepatu, sampai aksesoris di belinya. Fugaku bahagia melihat Naruto yang sangat antusias tetapi dia tak pernah berharap jika yang di beli oleh Naruto semua memiliki warna Jingga yang sangat mencolok walaupun warna Jingga tidak memenuhi semua ruang di setiap belanjaan tapi warna yang menyakitkan mata tetap ada walau hanya seutas benang.

Saat ini Naruto berhenti di depan toko boneka. Matanya melirik dengan binar-binar bahagia pada boneka rubah dengan ekor 9 yang memiliki warna Jingga di seluruh tubuhnya

"Tou-san Naru mau boneka Rubah itu"

Fugaku melihat boneka dengan warna Jingga lagi menjatuhkan rahangnya menatap tak percaya pada Naruto. Dia mengira Naruto akan menyukai warna-warna feminim seperti warna Pink, tapi pikirannya sangat meleset.

"Ayo kita ambil boneka itu"

"Yeiiii Arigatou Tou-san"

Merasa bahagia, Naruto langsung memeluk Fugaku dan mencium pipinya lalu berlari memasuki toko untuk membeli boneka tersebut.

Puas dengan semua belanjaannya, Naruto mengajak Fugaku untuk pulang dan di setujui.

Minato dan Kushina yang juga berada dekat dengan lokasi Fugaku dan Naruto hampir tertawa keras melihat Fugaku yang menenteng banyak kantong belanjaan dengan Naruto yang memeluk erat boneka Rubah jingga besar. Mereka tak menyangka Naruto bahkan membuat Fugaku sebagai pembantu yang membawa kantong belanjaannya.

...

Sakura masih belum mengaktifkan ponselnya. Dia bahagia akhirnya Sasori menghubunginya tapi dia tidak tahu harus beraksi seperti apa.

Berjalan mondar mandir karena gugup dia mendengar suara tawa minato dan Kushina meledak di luar.

Bergegas keluar untuk melihat

"Papa, mama apa yang terjadi?"

"Hahaha kami hanya merasa lucu melihat Naru memperlakukan calon ayah mertuanya yang sedingin gunung es seperti pembantu"

Sekajap Sakura berimajinasi melihat pria tua dengan wajah datar dan sedingin es menjadi pembantu Naruto dia tak bisa membantu tapi tawanya langsung pecah

"Ahahahaha itu pasti sangat lucu"

"Kau benar Sakura-chan itu sangat lucu" melihat wajah sembab Sakura, Kushina menjadu menasaran "sekarang ceritakan pada mama apa yang terjadi padamu? kenapa wajahmu sembab?" Lanjut Kushina bertanya

Sakura akhirnya menceritakan semuanya tentang Sasori dari pertemuan pertama sampai sasori pergi dan tak pernah ada kabar dan tadi setelah kembali dan bermain dengan ponselnya dia tidak tahu bagaimana, hingga Sasori menghubunginya karena gugup dia langsung menonaktifkan ponselnya.

"Ma, Pa aku harus bagaimana?"

"Saki menurut papa mungkin dia berasumsi kau sangat membencinya dan jika dia ingin kembali bersamamu dan mendapatkan kembali kepercayaanmu, tidak lama lagi dia akan datang menemuimu secara langsung, itu yang papa bisa simpulkan dari ceritamu jadi siapkan mentalmu"

Awalnya Minato sangat marah saat mendengar Sasori meninggalkan Sakura dan membiarkan dia menderita. Tapi saat mendengar dari Sakura jika Sasori menghubunginya dengan wajah penuh air mata terlihat sangat kacau akhirnya dia bisa menenangkan amarahnya. Mungkin ada alasan kuat di balik kepergian Sasori, begitu pikirnya

"Sakura-chan apapun keputusanmu, mama dan papa akan mendukungmu"

Sakura merasakan kasih sayang dari Minato dan Kushina sangat bersyukur bisa memiliki mereka sebagai orang tua, meski hanya orang tua angkat. Dia langsung memeluk keduanya

"Sekarang aktifkan ponselmu, jika Naru menghubungimu dan ponselmu tidak aktif dia akan khawatir"

Sakura mengangguk lalu berlari kekamarnya.

...

2 hari berlalu begitu cepat.

Terlihat pemuda dengan surai merah menggunakan kaos dan Kemeja biru yang di biarkan terbuka. Bawahan dia mengenakan Jeans pendek dengan Sneakers menghiasi kakinya serta kacamata hitam. Sedang menenteng koper.

"Akhirnya aku kembali, Saki tunggu aku"

Memanggil taxi, Sasori meninggalkan bandara. Pertama harus mencari alamat apartemen yang di pesannya secara online untuk di tinggalinya

"Ke alamat ini"

Melihat kertas yang ditunjukkan padanya. Supir mengangguk.

Apartemen yang di pilih Sasori berada 1 gedung dengan Milik Namikaze tentu saja Sasori tidak tahu dia hanya memilih lokasi apartemen secara acak dan memiliki sarana dan pemandangan yang baik.

Ingin cepat mengistirahatkan tubuhnya. Sasori tidak sabar untuk mencari dimana Sakura dan keluarga Namikaze tinggal. Di akun sosmed milik Sakura dia tak memaparkan alamatnya. Hingga Sasori harus mencari.

Begitu sampai di apartemen yang di pesannya, Sasori segera mengistirahatkan badannya.

1 hal yang tidak dia sadari apartemen yang di pilihnya tidak hanya berada di 1 gedung dengan apartemen yang di tinggali Sakura bersama Minato dan Kushina, tapi apartemen mereka juga bersebelahan.

Mengambil ponselnya, kemudian memandang wajah Sakura yang di jadikan walpaper. Senyum lembut muncul di bibirnya.

"Aku sangat merindukanmu Saki, besok aku akan mulai mencarimu"

Setelah melihat foto Sakura, Sasori langsung tertidur. Tidak menyadari Sakura yang tertawa terbahak-bahak saat mendengar lelucon Naruto di seberang. Meski mereka hanya bertatap muka menggunakan Video Call tidak membuat mereka canggung tapi hubungan mereka bertambah akrab

Mereka saling bercerita tentang pengalaman hidup mereka mulai dari kecil, suka dan duka. mereka tidak menyembunyikan satu pun rahasia termasuk tentang Gaara yang kini sudah tenang.

Dan sampai saat ini Naruto belum tahu jika Minato dan Kushina berada di Jepang.


Tetaplah Tersenyum (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang