Bagian Akhir - 1

6.8K 724 168
                                    



Enjoy the last chapter and happy reading!^^ Koreksi jika ada yang salah , ya~

Bagian Akhir - 1

'Ada alat khusus yang terpasang disana, berhenti menghukumnya, berhenti menghukum dirimu sendiri, Dek'

'Kook, maafkan Aku. Taehyung sudah menghubungiku jauh-jauh hari, dia mengirimiku pesan lewat e-mail. A-Aku tidak tahu harus membalas apa, karena Aku menghargai keputusanmu, Kook. Kau bahkan tidak memberi tahu jika Taehyung akhirnya berada disini.'

'Pulanglah, Kook. Temui Taehyung, Bibi dan Paman. Mereka sudah melalui banyak hal yang sulit. Mungkin ini terkesan berlebihan, tapi benar adanya. Taehyung mencoba untuk bunuh diri setelah kepergianmu, overdosis. Tapi Tuhan masih menyayanginya, kembalilah dan biarkan semuanya kembali membaik, Kook. Dan satu lagi, Aku bahkan tidak berani untuk mengatakan ini, sesuai permintaanmu, Aku membelikan kemeja kerja untuk Paman Kim dengan uang tabunganmu yang ada padaku. Dia menangis saat menerimanya, dia menangis sambil memeluk Taehyung yang terjaga saat di Rumah Sakit, memanggil namamu. Maka, kembalilah dan maafkan semuanya, Kook '

Kata-kata itu tak pernah berhenti menaungi pikiran Jungkook selama hampir beberapa minggu, setelah kepergian Taehyung lebih tepatnya. Hari itu harinya penuh dengan rasa bersalah, bimbang apakah harus kembali atau tetap berada dalam keegoisannya?

Ia bertemu Jimin beberapa hari setelahnya, menangis tersedu-sedu dipelukan Jimin bahkan disaat dia belum mengucapkan apapun. Jimin pun mencoba mengerti, satu fakta yang Jungkook dapatkan bahwa setelah hari itu, Jimin berusaha menghubungi Taehyung namun Taehyung berbalik mengabaikannya.

Maka disinilah Jungkook sekarang, setelah menyewa sebuah mobil untuk berpergian, ia menghentikan langkahnya disini. Di Kota kelahirannya, di sebuah Desa dimana ia di besarkan. Jungkook telah bersama keputusannya yang tepat, ia ingin bertemu Ibu dan Ayah, Ia ingin bertemu Kakak dan membuat semuanya membaik. Seperti yang dikatakan Yoongi; kehilangan seseorang untuk selamanya sangat menyakitkan, dek. Kau bahkan tidak bisa untuk sekedar tersenyum lagi padanya, apalagi memeluknya maka kembalilah, dan Kau juga akan selalu menjadi bagian dari kami.

Jungkook pun tidak dalam masa latihan yang ketat, mungkin Liga Persahabatan yang akan digelar beberapa bulan lagi tidak mengganggu keputusannya kali ini.

Tentu banyak yang sudah berubah selama sepuluh tahun berlalu, sarana dan prasarana yang semakin membaik, jalanan menuju rumahnya yang kini sudah dipenuhi rumah-rumah penduduk yang dulunya hanyalah sebuah tanah kosong.

Ah itu, lapangan kosong tempatnya bermain dulu, kini tampak sudah dijadikan sebuah taman bermain untuk anak-anak. Mengingat lapangan itu, Jungkook malah teringat pada teman-temannya, terlebih pada Namjoon. Apa kabar laki – laki itu ? Seperti apa dia sekarang ? Lalu bagaimana dengan Hoseok juga? Dan Guru-guru nya di Sekolah? Apa mereka mengetahui eksistensi Jungkook di dunia sepak bola? Jungkook tidak tahu, yang jelas orang – orang itu akan selalu ada didalam hati dan pikirannya, orang- orang yang tumbuh dewasa bersamanya.

Jalanan tidak begitu ramai, bahkan matahari pagi masih enggan untuk keluar. Jungkook memang sengaja untuk berpergian pada saat hari masih gelap bersama hawa sejuk yang menyelimutinya. Burung – burung terdengar berkicau merdu, hawa yang sejuk dan segar sedikit menangkan hatinya yang sempat gundah gulana.

Ia akan bertemu dengan Ibu dan Ayah setelah sepuluh tahun dan membayangkan bagaimana reaksinya juga reaksi kedua orang tuanya nanti sudah cukup membuat tangan Jungkook berkeringat.

Apa yang akan ia katakan saat bertemu pandang nanti ? Apa mereka malah semakin membenci Jungkook karena sudah menolak Taehyung dan juga kedua orang tuanya ?

A Brother [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang