Thirty Seven: Reunion

638 141 87
                                    

"Some day I'll find what I'm looking for.  Or maybe not. Maybe I'll find something much greater than it." -Raina

.

.

.

.

.

.

.

.



Raina



Waktu pernah menjanjikan gue sebuah kebahagiaan, dulu. Tapi, as time went by, bukan waktu yang ternyata memberikan gue kebahagiaan. Diri gue sendirilah yang membuatnya. Jadi bukan karena gue bergantung pada waktu. Tapi karena gue yang memperjuangkan sendiri sementara waktu cuma kasih gue kesempatan untuk kembali bangkit.

Gue yang memilih untuk bahagia. Gue yang berani untuk mengambil keputusan untuk bahagia.



Hingga akhirnya undangan itu datang. Undangan reuni yang gue pikir nggak akan pernah terjadi karena gila aja, 8 tahun. Gue bahkan nggak yakin mereka masih mengingat gue dengan baik. Lagian, siapa sih yang kirim kotak itu ke sini? Setau gue, nggak ada satu pun di antara Tripdate Squad yang tahu kabar gue sekarang. Seperti yang pernah gue janjikan 8 tahun lalu, gue memang memutuskan kontak dengan mereka semua. Semua, ya. Tolong catat.

Entahlah di belakang gue mereka masih saling kontak atau enggak, gue bener-bener nggak tau.


Berkali-kali gue mematut diri di depan cermin hanya untuk memastikan apa penampilan gue nggak terlihat norak atau kekanak-kanakan. Jari kanan gue terjulur untuk merapikan poni tanggung ke samping kanan. Wajah gue didekatkan ke cermin hanya untuk memastikan, sekali lagi, tentang penampilan gue malam ini.

"Aduh, kenapa gue deg-degan banget ya." Gue mengusap-ngusap dada sambil berusaha menormalkan degup jantung sendiri. Padahal, kalau dipikir-pikir, kenapa juga harus deg-degan. Toh mereka kan sahabat-sahabat gue. Yang dulu selama 3 tahun selalu sama-sama. Udah tau baik buruknya gue. Nggak akan ada yang berubah kok. Harusnya sih, harusnya... ya gue santai aja.


Gue kembali sadar dari lamunan panjang waktu terdengar bunyi alarm di ponsel. Ya, gue seniat itu sampai harus bikin alarm di jam setengah 7 biar gue nggak lupa. Sebenarnya nggak akan lupa, sih. Cuma takutnya gue sengaja nggak akan datang karena belum siap buat ketemu mereka lagi. Tapi, begitu gue melirik notes dari alarm, gue sudah membulatkan niat untuk gegas berangkat.

"Well. It's a show time. You can do it, Na. Fighting!" gue memandangi cermin sekali lagi sambil berusaha menyemangati diri sendiri.

Setelah yakin, gue langsung bergegas mendekati hanger yang berisi beberapa clutch bag dan sling bag. Gue mengambil salah satu sling bag berwarna cokelat susu yang senada dengan rok A line selutut gue. Rambut gue yang sebatas ketiak dibiarkan aja tergerai bebas. Toh, rambut gue nggak susah diatur juga kok. Gue berjalan santai menuju pintu apartemen dan tepat sebelum membukanya, gue menghela napas sekali lagi.



Halo lagi, Tripdate Squad.

Remorseful [SKY]Where stories live. Discover now