26

2.1K 135 8
                                    


Keesokan harinya...
Sasuke memandang keluar jendela, "huh, aku tak menyangka ayahmu akan meninggalkan kita" sasuke mengelus lembut perutnya yng sudah mmbuncit, jelas saja usia kandungannya sudah mencapai hampir 9 bulan. "Apakah kau nanti akan membencinya?" sasuke bertanya pada perutnya, "untuk masalah itu,,, mungkin tergantung padaku. Jika aku membencinya, kau pasti melakukan hal yang sama. Begitupula sebaliknya." sasuke menghela nafas kasar, "apa yang aku ajarkan padamu nantinya. Menerimanya tanpa membenci, melupakan dan tak pernah memikirkannya, atau dendam dan benci?" sasuke terus mengelus lembut perutnya. "Hm,,,aku rasa lingkungan juga berpengaruh nantinya" sasuke mengacak rambutnya frustasi.

'Ya, kami-sama apa yng harus kuajarkan pada anakku nanti, aku takut salah membimbingnya. Ternyata cukup susah menjadi seorang ibu. Mungkin karna itu, ibu selalu saja marah saat aku bertindak nakal.'

"Hah,,, mungkin yang kau butuhkan hanya kebahagiaan dan kasih sayang" sasuke mencoba menyempitkan pemikiran panjangnya menjadi pendek dan ringkas. "Tapi, bagaimana kalau aku gagal mengimbangi kasih sayang seorang ayah."

CKLEK

"Sasu-chan" panggilan lembut tersebut membut sasuke melemparkan pemikirannya jauh jauh

"Haku-nee, kau kesini sendiri?" tanya sasuke saat mengetahui bahwa yang datang adalah haku.

Haku tersenyum, "iya" sasuke hanya mengangguk.

"Kenapa datang sendiri?" tanya sasuke.

"Sedari kemarin, tachi-kun tak pulang. Aku tak tau kenapa" haku menghela nafas, "Semoga kau tak kesepian, maafkan kami, kami terlalu sibuk, jadi jarang menemanimu" haku mengucapkannya sambil memasang wajah murung

Sasuke hanya tersenyum maklum, "tak apa, aku tak marah kok"

"Oh iya, kenapa kau tidak meminta salah satu temanmu untuk menemanimu saja?" tanya haku.

Sasuke tersenyum kaku, "teman?" haku mengangguk antusias. "Apa nee-chan akan percaya, kalau aku tak memiliki teman selama ini?"

Haku membolakan matanya. "Tak punya?" sasuke menganngguk lemah, "walau satu." sasuke kembali mengingat-ingat. Matanya menjadi cemerlang saat mengingat seseorang, tapi kemudian matanya kembali redup. "Hei ada apa?" tanya haku sambil tersenyum.

"Dulu, saat aku masih kecil, aku bertemu seseorang yang kuanggap teman, tapi-"

"Tapi apa?"

"Aku bahkan tak mengenalnya. Nee-chan tau? Dia sangat bik bagiku, hanya satu kali pertemun, bisa membuatku selalu mengingatnya."

"Benarkah?" sasuke mengangguk antusias. "Apa kau mempunyai gambaran tentangnya? Mungkin saja kita bisa menemukannya dari gambaran yang kau ucapkan"

Sasuke berpikir sejenak, "gambaran ya?" sasuke meletakkan telunjukknya didagu. "Ah, rambutnya terlihat lembut dan terang-"

"Warnanya?"

Sasuke melotot kearah haku, haku yang melihatnya hanya meringis. "Jangan memotong ucapanku, nee-chan. Warnanya pirang ke oranye an. Kulitnya tak terlalu putih, tapi tak terlalu hitam."

"Tepatnya?"

"Ehmm,,, berwarna tan cukup eksotis. Matanya indah, cukup bercahaya, jika kau melihatnya, kau akan menemukan banyak bintang didalamnya, matanya menenangkan bagai air disamudra."

NarufemSasuWhere stories live. Discover now