what!

67 5 0
                                    

"Kamu sama persis seperti fisika,sangat susah.susah untuk didapatkan maksudnya"

-Andra si manusia tamvan

Aku tersenyum tipis dan menempatkan tanganku diatas kepalaku sendiri dan berbicara seperti yang dibicarakan Irfan kepadaku.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku tidak tahu apa yang aku pikirkan sebenarnya.

Aku segera beranjak dari tempatku berdiri,langit yang awalnya cerah kini telah berubah menjadi hitam kelabu.Hujan akan segera datang rupanya.

Aku memberhentikan langkahku tatkala telingaku tidak sengaja mendengar pembicaraan seseorang,sifat kepoko mencuat kembali.

Aku mengintip disela-sela pohon rimbun ,aku terkejut tatkala melihat seseorang yang tidak asing dimataku,meski belum mengenal lama tapi kami sudah mulai cukup akrab,dia Andra dan Sandra mereka sedang berbincang-bincang,namun aku mengernyitkan dahiku tatkala Sandra menangis tersedu-sedu.

"Maap San aku ga bisa" sama-samar aku mendengar percakapan mereka,Andra sedang berusaha meredakan tangisan Sandra dan Sandra seperti yang sedang memohon sesuatu kepada Andra.

"Apa sih kurangnya aku?" Sandra bersuara dengan nada amat dramatis

Andra hanya memalingkan pandangannya kearah lain,dia seperti sedang menjelaskan sesuatu "kamu ga kurang apa-apa,cuman aku ga punya rasa sedikitpun selain sahabat ke kamu.Aku mohon maafin aku" ucapnya jelas.

"Apa gara-gara wanita itu?apa gara-gara dia kamu nolak aku?dia ga ada apa-apanya dibandingkan aku Andra,berfikirlah!" Aku membulatkan mataku,jadi Sandra sedang nembak Andra!

Andra mengusap wajahnya prustasi"San kamu jangan salah faham,aku sama Ana ga ada hubungan apa-apa lagian kita sahabatan layaknya aku sama kamu" mulutku menganga tatkala Andra menyebutkan namaku,ada apa gerangan sampai Sandra menyebutku wanita itu?

"Kamu bohong!" Sandra menjerit sangat keras nampak raut kekecewaan dari matanya,dia pergi menjauh dari Andra.

Aku membalikan badanku merasakan jantungku berdetak lebih cepat.Aku meremas-remas dadaku was-was.

Aku berusaha menenangkan jantungku kembali untuk melihat Andra tapi nihil Andra sudah tidak ada ditempatnya lagi.

Aku mendengus pelan,mungkin Andra sudah pergi.

"Andra kok tega banget sih nolak Sandra" gumamku meluapkan rasa gereget yang ada dihatiku,benar apa kata Sandra aku dan dia sangat jauh berbeda.Ga ada apa-apanya.

Aku menghela nafas panjang kasihan kepada Sandra,bukan kasihan karena ditolak tapi kasihan karena mencintai orang yang salah.

"Ngapain kamu disitu"

Mataku tertoleh ke arah sumber suara itu,rasa takut bercampur malu mulai merembak di diriku tatkala menyadari suara itu milik siapa.

"Eh..eh Andra,kamu yang ngapain aku lagi santai-santai kok" ucapku penuh kebohongan.

Dia menentang sebuah kotak ditangannya,kotak yang sangat indah "Kalau bohong tuh yang pinter dong masa santai-santai ditempat yang kotor gitu,mana banyak sampah lagi"

QuenzaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt