23.

2K 77 31
                                    


Untuk kali ini biarkan saya yang buka suara

***

Kepalanya pusing. Alia memegangi kepalanya. Matanya sulit untuk dibuka. Buram lalu gelap. Namun ia tidak kehilangan kesadarannya. Ia masih sadar. Hanya saja rasa pusing yang menyerangnya memaksa matanya untuk tertutup. Indera penciumannya menangkap bau rokok yang tiba-tiba. Sangat kuat, ia pastikan asalnya tidak jauh darinya.

Ia terdiam sejenak. Memaksakan matanya terbuka. Mengusap anakan air mata di pipinya. Menarik napas dengan suara khas hidung setelah menangis.

Mengedarkan pandangannya. Ia menemukan sosok laki-laki dengan rokok yang tersisa separuh di sela jari tangannya. Asap menggebul dari hidung dan mulutnya. Ia mendekat pada laki-laki itu. Tangan kirinya memutas sebuah video dari hanphonenya. Dan Alia tahu isi video itu. Dari mana dia mendapatkannya. Apakah sudah tersebar? Dan siapa dia, yang berani merokok di loteng sekolah.

"Arozy" Ucapnya, lebih seperti memanggil hingga sang pemilik nama menoleh ke Arahnya.

•••

Alia memarkirkan sepeda-nya di halaman rumah Arozy. Mengambil kresek yang yang berisi kota dengan brownies buatan Nira.

Mengetuk pintu tinggi itu tiga kali cukup membuat seseorang membukakan untuknya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam Eh, Mbak Alia masuk mbak"

"Iya Bu Lek" Dia Bu Lek Oneng orang yang bertugas membersihkan rumah Arozy. Katanya dipanggil Bu Lek aja biae ngerasa muda.

"Tumben main, bu Lek buatin minum ya" Tanya budhe padaku yang sudah dipersilahkan duduk.

"Makasih Bu Lek, oh ya ini brownies khas tangan Umi"

"Waduh, Bu Nira memang pintar buat kue, baunya aja udah enak"

"Bu Lek bisa aja, ngomong-ngomong siapa yang datang?"

"Itu temennya Mas Arozy, siapa tadi ya" Bu Lek Oneng berpikir "Mas Van.. Vando neng"

Aku hanya mengangguk

"Mereka dimana Bu Lek?"

"Di atas, di kamar Mas Arozy kayaknya"

"Aku ke atas boleh?"

"Boleh dong, nanti Bu lek antar ke atas minumnya"

"Ngak usah taruh sini saja, Nanti Alia yang turun aja"

Alia langsung melenggang naik tangga, menuju ke kamar Arozy. Alia memang sudah pernah kesini, sering saat sd dan kamar Arozy tidak pernah berpindah. Ia sangat hafal, kamar bercat biru dengan barang-barang berwarna hitam kesukaannya. Alia diam-diam saja, ingin memberi kejutan pada Arozy.
Ia yakin, Arozy pasti marah. Ia merasa bersalah, karena kemarin Ia marah pada laki-laki itu. Menolak ajakannya untuk pulang bareng. Ia pasti akan sangat bangga jika aktingnya sukses, tidak sia-sia ia ikut teater.

Alia sampai pada pintu kamar Arozy yang sedikit terbuka. Alia mengintip dari luar, terlihat dua orang sedang duduk di balkon Kamar Arozy. Pastinya Arozy dan Vando. Keadaan terlihat serius. Sebaiknya Alia menunggu sebentar agar keduanya lebih terkejut.

"Sorry soal kemarin" Arozy angkat bicara

"Gue juga, gue emosi" suara keduanya dapat terdengar sampai ke gendang telinga Alia.

Alia sebenarnya tidak ingin menguping pembicaraan Vando dan Arozy. Tapi melihat keduanya bermaaf-maafan Alia jadi ingin melihatnya diam-diam, mungkin pembicaraan mereka akan menarik.

(menuju) Jodoh Halalku [TAMAT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن