10

3.5K 93 0
                                    

Di sisi lain seorang gadis yang memperhatikan percakapan seorang ibu dan anak. Tersenyum bahagia karena rencananya berhasil, ya itu adalah Fina.

Sedangkan Fana. Gadis itu ia hanya menangis di kamar sambil mendengarkan alunan musik kesukaannya dengan volume yang tinggi. Hingga terdangar oleh Fina.

Fina yang merasa terganggu dengan permuatan Fana lantas membuka pintu dan keluar untuk menemui Fana di kamarnya. 'Tok tok tok'
Fana yang berada di dalam mendengan ketukan membuka pintu dan melihat Fina berada di depan pintu kamarnya.

"Eeehhh anak gak berguna. Lo bisa gak turunin volume musik lo itu. Soalnya ganggu banget"

"Iya bisa kok"saat Fana hendak menutup pintu Fina menghentikannya

"Eh tungguh, lo tau gak kenapa lo bisa di marahin sama Mama. Iya itu semua karena gue"

"Kenapa lo lakuin itu semua?"

"Gue gak suka lo deket-deket sama Risky, Risky itu pacar gue lo jangan jadi duri di antara gue dan Risky ya"setelah menjelaskan semua Fina pergi menuju kamarnya

Fana menutup kamarnya dan melanjutkan tangisannya.

                         ***
Sudah sebulan ini Fana dan Gilang makin dekat. Tapi Fina tak ambil pusing yang terpenting Fana tak mengganggu hubungannya dengan Risky. Fana yang sedang duduk di taman belakang hanya bisa tersenyum-senyum sendiri karena merasa beberapa hari ini dia bahagia karena ada sosok Gilang di hidupnya.

"Woi Fan lo gak denger lonceng apa? 15 menit lagi tuh guru kumis datang"tegur Rita

"Ehh iya iya ayuk"Fana berdiri dan berjalan bersama Rita mengarah ke kelas mereka.

Setelah pelajar sejarah. Mata pelajaran terakhir hari ini. Rita mengantar Fana pulang dengan selamat. Rita pun juga pulang setelah mengantar sahabatnya

"Assalamualaikum"salam Fana dengan semangat namun tak ada balasan. Jelas-jelas ada Mama dan Papanya di sana sibuk dengan hp masing-masing. Tak lama Fina datang dan melewati Fana gitu aja.

"Hai Ma hai Pa"sapa Fana dengan senyum kemenangan

"Eehh anak Mama udah pulang"balas Mamanya dengan kasih sayang

"Iya nak. Anak Papa pasti cap, istirahat gih di kamar"ucap Papa dengan perhatian. Fina membalas dengan anggukan dan melihat Fana dengan tatapan merendahkan

"Fana kamu ngapain di situ mau jadi patung"ucap Mama tampa melihat wajah Fana.

Fana hanya bisa menaiki tangga dengan kehancuran hati yang ia rasakan saat ini. Betapa sedinya menjadi anak yang terasingkan, yang ia bisa lakukan hanya berdoa pada yang kuasa agar memberinya kekuatan untuk menjalani takdirnya ini.

Fana memutuskan untuk tidur setelah makan sendiri. Hari ini sungguh hari yang melelahkan. Mengapa tidak ia selalu cape hati dengan perbuatan orang tuanya.

Sebenarnya tujuannya meninggikan volume musik adalah untuk membuat orang memperhatikannya. Walau harus dengan cara dia selalu di marahin tak apa. Menurutnya itu cukup membuatnya merasa bahwa ia di beri perhatian.

***
Selamat membaca

Penyesalan (Fana Putri Grandra)[TAMAT]Where stories live. Discover now