Mangan.

1.3K 80 13
                                    

...
.
.
.







"Sayang, kau sudah melewatkan sarapanmu, ayo kita makan..." ujar Ethan pada Joann yang semakin lengket padanya.

Sejak kejadian 'sayang-sayangan' tadi pagi, kedua insan ini masih saja bergelung nikmat pada pelukan masing-masing. Dan tidak ada satupun yang ingin melepaskan yang lain. Ethan yang masih bertelanjang dada dan Joann dengan baju kebesarannya masih menjadi pemandangan di ruang keluarga ini.

"Kakaaak~" rengek Joann.

Tangannya memukul manja dada bidang sang kakak menandakan bahwa dirinya kesal.

"Aku tak mau melepaskanmuuu~" ujar Joann masih dengan rengekannya.

Ethan mengelus bahu Joann dan tetap menggendongnya ketika ia sampai di dapur. "Aku tak peduli, baby. Pokoknya kau harus makan. Aku akan menyuapimu." Ujar Ethan pada Joann yang bandel.

Dan dengan sedikit dipaksa, akhirnya Ethan bisa mendudukkan bayi mungilnya pada kursi dan ia mulai memasak dengan khidmat tanpa memedulikan gerutuan Joann yang terus terdengar pada gendang telinganya.

"Sayang. Aku disini, okay? Jangan berisik... Aku sedang memasak" ucap Ethan dengan lembut.

Tangannya membawa dua mangkuk cream soup dan menaruhnya pada meja makan. Tubuhnya ia dudukkan di sebelah Joann yang masih membuang muka dan mencebikkan bibirnya.

Ethan hanya terkekeh melihat Joann yang ngambek seperti itu. Tangannya dengan mudah mengangkat tubuh Joann dan membawanya ke atas pangkuannya. Joann sama sekali tak memedulikannya dan hanya menyilangkan tangannya pada dada.

Ethan kali ini benar-benar tak tahan. Ia begitu gemas setengah mati ingin sekali menggigit pipi gembil Joann.

"Sshhh~ kenapa kau begitu menggemaskan? Hm?!" tanya Ethan sambil menggigit pipi Joann.

"Kakaaak!!!!!!~"

Joann menukikkan bibirnya dan berkata menggunakan suara bayinya. "Kau mengabaikanku dan meninggalkanku... H-huks... k-kau juga m-menggigitku"

Ethan mengecup pipi Joann lama dan mengambil mangkuk di atas meja. "Sayang, jangan banyak bicara dan makan, oke? Aku akan menyuapimu. Jika kau tetap bebal, aku tak akan sayang lagi padamu" ancam Ethan yang tentunya tak akan dilakukan olehnya.

Joann membolakan matanya dengan sedikit air mata keluar pada sudutnya. Karena tak mau ancaman sang kakak terjadi, maka ia hanya bisa menurut dan menjadi bayi mungil menggemaskan yang baik. Mulutnya melahap setiap sendokan yang disuapi oleh sang kakak dan tangannya memainkan ujung bajunya yang berukuran lebih besar dari tubuhnya.

"Kakak tak makan?" tanyanya.

Joann sedari tadi tak melihat sang kakak memakan sup krim dari mangkuknya. Bahkan setelah isi dari mangkuk Joann lenyap tak tersisa-pun, kakaknya itu masih menyuapi mulut bayinya yang selalu lapar dengan sup yang berasal dari mangkuk milik si kakak.

"Ini aku makan" ujar Ethan meraup sup yang baru saja ia sendok dari mangkuk.

Karena Joann melihat mangkuk sang kakak hampir habis olehnya, ia menepis tangan sang kakak yang akan menyuapinya lagi. Pipinya yang penuh terisi sup terlihat menggembung lucu membuat Ethan mengecupnya pelan.

"Sudah, hm?" ujar Ethan menaruh sendok yang sedari tadi ia genggam.

"Um!" ujarnya dengan anggukan pada kepalanya.

Puzzle Pieces - Des ÉgratignuresKde žijí příběhy. Začni objevovat