5. Semua orang Suka Sasuke-kun

1.4K 174 6
                                    

Keduanya saling menatap sengit. Yang satu adalah sosok cowok tampan bermulut pedas kekurangan ekspresi, sedang yang satunya cewek bertenaga gorila yang keras kepala minta ampun. Padahal ini baru pagi, tapi keduanya sudah mengobarkan api permusuhan masing-masing.

"Wah, Sasuke-kun sudah datang!" Menma muncul dari dalam rumah. Tubuh tingginya menyadar pada pintu gerbang besi yang tinggi menjulang.

"Ya, mau jemput Naruto, Menma-san," jawab Sasuke penuh santun. Segala tatapan penuh permusuhan tadi lenyap begitu saja, tergantikan dengan senyum tipis yang menambah kadar kegantengan si Uchiha bungsu.

"Loh, nggak pake mobil? Mobilmu rusak? Kau bisa pakai mobilku kalau mau," tawar Menma.

Sasuke menolak sopan. "Terima kasih, Menma-san, tapi seorang siswa SMA yang naik mobil pribadi ke sekolah rasanya terlalu menarik perhatian. Saya lebih suka naik kereta saja."

Menma terbahak mendengarnya. Ia merangkul bahu Sasuke ala sahabat lama. "Hahaha ... kau ini ternyata benar-benar calon terbaik untuk Naruto! Tidak hanya pintar dan tampan, tapi kau juga rendah hati!"

"Kau terlalu berlebihan, Menma-san," kata Sasuke.

"Ayolah, kenapa kau masih kaku begitu! Kau bisa memanggilku Menma-Nii! Kau kan adikku juga!"

"Tapi---"

"Ayo, coba katakan, Menma-Nii?" Menma memaksa.

"Menma---Nii," kata Sasuke, kaku.

Menma berbinar senang. Ia menepuk-nepuk punggung Sasuke bangga. "Begitu dong! Kan jadi enak dengarnya!"

"Nii-chan, aku dan Sasuke akan telat kalau kau mengajaknya bicara terus!" Naruto yang sejak tadi persis seperti obat nyamuk akhirnya melayangkan protes.

Menma terkekeh geli melihat tingkah kesal Naruto yang menurutnya menggemaskan. "Apa ini? Kau cemburu karena Sasuke-kun ku ambil ya? Maaf, Dik, tapi Sasuke-kun itu milik semua Uzumaki, kau harus belajar berbagi."

Apa-apaan itu? Kenapa Sasuke jadi milik semua Uzumaki? Batin Naruto heran.

"Menma---Nii, aku benar-benar harus pergi. Kami bisa telat," kata Sasuke, setengah memohon.

Dengan tidak rela Menma melepas rangkulannya. "Aaaa, tidak seru. Kau kan bisa bolos sekolah. Kenapa kau tidak main ke tempat kerjaku saja?"

"Mana mau aku kembali ke tempat itu?!" Kata Sasuke dalam hati. Teringat kemarin saat bolos Menma mengajaknya tour keliling distrik tiga hanya untuk berkelahi dengan para yakuza bersenjatakan pedang dan pistol. Sampai sekarang Sasuke sulit percaya jika nyawanya masih hidup.

"Ayolah, Nii-chan, kemarin kami sudah bolos! Jangan mulai lagi atau kuadukan pada Mama!" Naruto setengah mengancam.

Mendengar nama Nyonya Besar Uzumaki disebut, nyali Menma langsung ciut. "Oke. Sampai jumpa lagi, Sasuke-kun."

Sasuke mengangguk. "Permisi Menma--Ni ..."

"Sasuke-kun! Kau datang untuk menjemput Naru? Kenapa tidak bolos saja dan temani Papa jalan-jalan!" Kini giliran Minato yang muncul, lengkap dengan seragam rumahnya, kaos kutang dengan boxer bermotif mangkuk mie ayam yang sedang hits. Rambut pirang jabriknya tampak sangat nyentrik, se-nyentrik motif boxernya.

"Astaga , Pa, kenapa kau ikut-ikutan juga? Kau tahu kami akan benar-benar telat sekarang!" Naruto berkata penuh emosi. Di sampingnya Menma mengangguk, ikut membenarkan perkataan sang adik dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Benar itu, Oyaji, lagi pula kenapa Sasuke-kun harus jalan-jalan dengan orang tua bau sepertimu? Sasuke-kun tentu akan jalan-jalan denganku!"

FAKE[HIATUS]Where stories live. Discover now