Karena dia

28.9K 2.4K 116
                                    

Happy Reading!

****

Abel masih tidak bisa mengenyahkan ucapan Mario dari kepalanya. Sialan si Mario membuatnya galau saja. Sampai sekarang pun ia masih belum bertanya pada Garry mengenai hal ini. Ia takut dengan jawaban yang akan didapatkannya. Mereka baru saja bersama dan Abel masih belum rela berpisah dengan Garry jika jawaban pria itu membuatnya kecewa.

"Mikirin apa, Baby?"

"Oh, tidak ada." Abel tersenyum. Menyembunyikan hal yang sejak beberapa hari ini mengganggu pikirannya.

Garry memperhatikan wajah Abel. Ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Abel. Pasti ada sesuatu yang mengganggunya hingga sering melamun seperti ini. Seharian ini saja, sudah 3 kali Garry melihat Abel melamun.

"Katakan, apa yang mengganggumu."

Abel mengerucutkan bibirnya. "Kamu tidak percaya padaku?"

Garry meletakkan jari telunjuknya di dahi Abel. "Aku hampir bisa melihat roda yang berputar di kepalamu. Pasti ada sesuatu yang mengganggumu. Kalau kamu tidak bilang, bagaimana aku bisa meringankan beban pikiranmu?"

Abel menghela napas, ia melihat Izzy yang tengah berlari bersama teman-temannya. Hari ini Izzy mengajak Garry dan Abel ke taman bermain khusus anak.

"Sudahlah, bukan apa-apa kok. Hanya masalah kecil."

Sepenasaran apa pun Garry, dirinya harus tetap memberikan Abel ruang. Nanti, pasti Abel akan bilang padanya.

"Kemarin, Izzy bilang dia mau membeli kucing. Nanti kita beli ya?"

"Boleh. Aku juga mau beli ikan."

Melihat senyum Abel, Garry ingin mencium bibirnya. Sayangnya di sekitarnya banyak anak kecil dan juga para orang tua yang sedang menunggui anak mereka. Garry yakin, para orang tua itu pasti akan langsung mengusirnya jika dia mencium Abel saat ini.

"Papa! Mama!"

Abel mengerjapkan matanya. "Apa dia memanggilku mama? Aku tidak salah dengar kan?"

Garry menggaruk kepalanya. Dia sendiri tidak tahu kenapa Izzy memanggil Abel dengan sebutan mama. Mungkin karena terpengaruh oleh teman-temannya yang ada di sini.

Abel jongkok dan membuka tangannya untuk Izzy yang berlari ke arahnya.

"Sudah puas, Sayang?" Abel berusaha untuk tidak terlalu memikirkan sebutan Izzy untuknya.

Izzy menggeleng. "Izzy mau main lagi. Tapi Izzy haus."

Garry memberikan minum untuk Izzy. Dia mengusap kepala Izzy.

"Istirahat dulu ya, Sayang?"

"Enggak, Izzy mau main lagi."

"Apa anak itu tidak lelah?" tanya Abel sambil melihat Izzy yang kembali bergabung bersama teman-temannya.

"Entahlah."

****

"Awas kalau ikannya mati."

"Sayang, makhluk hidup itu pasti mati."

"Ya kalau matinya tidak wajar ya berarti kamu yang salah. Pokoknya jangan sampai mati sebelum waktunya."

Garry mengangguk. Percuma berdebat dengan Abel. Wanita itu tidak akan mau berhenti berbicara sampai dirinya memenangkan perdebatan yang sering kali tidak penting.

Abel memberi makan ikan yang baru saja dibelinya. Dia membeli 2, 1 untuk Garry dan 1 lagi untuk dirinya.

Garry tidak yakin kalau ikan itu akan bertahan lama. Dia pernah memelihara ikan sebelumnya, tapi tidak bertahan lama. Karena sering kali, dia lupa memberinya makan dan membersihkan akuariumnya.

(Not) YoursWhere stories live. Discover now