O4. sampai pada hari jadi

498 77 66
                                    

Rati memandangi paras tampan milik Harsa yang sedang serius menyantap porsi sate padang miliknya. Dia tampan, sekali. Kini Rati mulai mengakui itu.

"Enak, kan? Gak salah aku ajak kamu kesini"

Rati mengangguki kepala sembari mengemban senyum pada Harsa yang kini menggoda Rati dengan kedua alis yang ia naik turunkan ke atas dan ke bawah.

Rati terkekeh geli ketika Harsa bahkan sudah mengenal Mang Abdul tukang sate padang ini dengan sangat baik, bahkan mereka berdua bersenda gurau menciptakan gelak tawa banyak pengunjung termasuk Rati.

"Mba Rati ini perempuan yang sering Mas Harsa ceritain ke saya, ya? Wah ternyata betulan cantik banget ya, Mas"

Rati tersenyum senang menatap Mang Abdul dengan malu-malu. "Mba harus tau kalau Mas Harsa ini punya cita-cita yang tinggi"

Harsa melototi Mang Abdul yang mulai terkekeh geli,
"Katanya dia bercita-cita kalau nanti Mba Rati jadi pacarnya, dia mau ajak Mba Rati naik gajah terbang di Thailand"

Kini tawa Rati tercipta kembali, Rati tertawa kencang bersama Mang Abdul menertawakan cita-cita bodoh milik Harsa yang sampai kapanpun sepertinya tidak akan terwujud dengan baik.

"Mas Harsa ini memang sukanya ada-ada aja ya, Mba"
Ujar Mang Abdul sebelum akhirnya ia menyibukan diri membakar sate kembali.

"Harsa kamu ini aneh deh, masa punya cita-cita naik gajah terbang. Mustahil tau gajah bisa terbang, kan gajah engga punya sayap, Sa"

"Lho gajah terbang itu bukan kemustahilan lho, Rat. Yang mustahil itu kamu nerima aku jadi pacarmu" Rati bergeming memandang Harsa yang kini berjalan memesan seporsi sate lagi untuk dirinya sendiri.

"Kata siapa?" Tanya Rati membuat Harsa menolehkan kepalanya kearah Rati.

"Kata siapa mustahil kalau aku nerima kamu jadi pacarku?"

Harsa mengerutkan dahi lalu kembali duduk di kursi miliknya meninggalkan pesanannya begitu saja membuat Mang Abdul terkekeh.

"Aku"

"Kan itu katamu, coba kalau kamu minta aku jadi pacarmu. Belum tentu aku tolak, kan? Kamu gabisa menerka jawaban atas apa yang belum kamu tanyakan, Sa"

Kini berganti Harsa yang bergeming memandangi wajah rupawan Rati yang selalu ia damba.

"Rati, kamu serius?"

"Itu ambil pesananmu sana, sudah matang"

"Rati?"

"Ambil pesananmu lebih dulu, Harsa. Lalu kembali lah kesini, mari kita diskusikan akan kemana arah niatmu padaku sejak argumen di grup ospek tiga fakultas"

"Rati, tunggu sebentar"

Harsa berjalan dengan senyum dan air muka bahagia yang tidak bisa ia tahan, ia bahagia, sungguh. Bahagia bukan main.

"Sudah berapa lama kita berdua dekat?" Tanya Harsa membuat Rati berpikir, menerka ulang segala lika liku hubungannya dengan Harsa yang tidak bagus namun juga tidak buruk.

"Sepertinya enam bulan"

Harsa tersenyum lagi dan lagi melihat Rati yang mengingat lika liku perjuangannya dengan sangat baik saat ini.

"Aku gugup, Rat. Lebih gugup daripada saat aku di cecar pertanyaan oleh Kahimku tadi" Ujar Harsa sembari mengatur nafasnya.

Rati mengelus pelan jari jemari Harsa.

"Aku cuma Rati, Sa. Bukan Kahimmu"

"Justru karena kamu Rati, makanya aku lebih gugup"

"Tenang aja, Sa. Aku gaakan gigit kamu kok, Hahaha"

Harsa mendelik ke arah Rati yang tengah tertawa karena air muka gugup milik Harsa yang menurut Rati begitu menggemaskan.

"Kepada Ratimaya Pramudita, dengan seadanya aku Harsa Birendra menekankan padamu bahwasanya kamu adalah sosok yang sejak dahulu selalu merelungi isi hati serta pikiranku, kamu adalah sosok yang selalu aku damba dan selalu membuatku jatuh cinta setiap waktu...."

Rati bergeming menatap netra Harsa yang menatapnya dalam dengan wajah serius yang tak pernah Rati lihat sebelumnya.

". . . bersedia kah kamu menjadi perempuan yang aku sayangi serta cintai semampuku, menjadi kekasih hati, serta menjadi milikku?"

Rati menitihkan air matanya, membuat Harsa kemudian merasa bersalah. Apa kata-kata Harsa barusan ada yang salah? Harsa tidak bisa melihat Rati menangis.

"Tentu, Sa. Tentu aku bersedia jadi kekasih hati serta milikmu. Mari kita bahagia bersama, bukan hanya kamu yang harus buat aku bahagia tapi aku pun ingin membahagiakan kamu, Harsa Birendra"

Harsa merengkuh Rati dengan begitu erat, suara tepuk tangan dan sorak sorai riuh bahagia dari pengunjung sate padang juga dari Mang Abdul sang pemilik jadi saksi bisu peresmian hubungan Harsa dan Rati.

"Selamat ya Mas Harsa dan Mba Rati, semoga langgeng terus dan bahagia selalu juga semoga cita-cita naik gajah terbang di Thailand-nya bisa terwujud dengan baik" Ujar Mang Abdul

"AAAMIIIIN" Jawab seluruh pengunjung membuat Rati dan Harsa saling melemparkan tawa bersama sembari berterima kasih.





FINISHED.

Lika Liku Rasa Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt