Feet On The Ground

640 102 53
                                    

Cast : Hoshi Seventeen

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Cast : Hoshi Seventeen

—OooO—

Dulunya, mata ini sulit untuk terpejam. Namun, entah mulai pagi keberapa pria bermata kecil yang kerap disapa Hoshi itu mulai berubah. Ia mulai bisa tidur dengan nyenyak. Pengecualian kemarin, karena dia ditantang bermain game oleh manajernya sendiri.

Padahal beberapa bulan sebelumnya, ko diri pria Kwon itu benar-benar mengenaskan. Insomnia (kondisi merasa sulit untuk tidur), begitu hasil diagnosa dokter yang dikatakan langsung padanya. Itu pun bukan keinginannya untuk memeriksa diri yang beberapa bulan terakhir selalu merasa hampa. Ia hanya melakukan semua itu karena memenuhi desakan dan tuntutan agensi yang membahas hal itu-itu saja.

Dia tidak gila. Dia baik-baik saja. Hoshi selalu bilang dia hanya butuh tidur. Cuma itu. Miris ... karena Hoshi sudah lupa kapan terakhir kalinya  bisa tidur lelap. Bunga tidur tak lagi pernah menyambanginya.

Bunyi ketukan dari arah pintu kamar, memaksa Hoshi untuk segera bangun. Dia menebak, itu pasti Bibi Ahn, pengurus apartemen yang juga dipekerjakan agensi. Melihat arah jarum jam dinding, semakin meyakininya yang mulai menghapal jam-jam kedatangan wanita baya tersebut.

"Maaf, Tuan. Aku jadi membangunkan,
Anda." Bibi Ahn membungkuk seketika pintu kamar terbuka. Terlihat masih begitu sungkan menghadapi Hoshi, meski sudah lebih dari setahun  bekerja di sana. "Saya pamit dulu, Tuan. Sarapan Anda sudah saya siapkan, dan juga seperti biasanya, pesanan Anda juga sudah saya taruh di atas meja," lanjut wanita itu lagi, lalu membungkuk.

Hoshi ikut mengangguk. Tidak lama terdengar suara pintu ditutup yang dengan mudah diartikan Hoshi bahwa bibi Ahn sudah pergi.

Tadinya Hoshi masih ingin melanjutkan tidur. Dua jam terasa belum cukup untuk memuaskan kantuknya. Namun, entah kenapa rasa lelah itu menguap begitu mendengar kata 'pesananku' tiba.

Berjalan gontai menuju ruang tamu, Hoshi tersenyum menemukan amplop putih itu terletak di meja. Sebuah surat yang belakangan ini menarik perhatianku.

Dan benar saja, masih menghadirkan perasaan yang sama setiap membaca surat yang setiap harinya selalu kuterima. Tanpa nama. Seperti surat misterius. Hari ini terhitung sudah tiga puluh hari ia mengirimkan surat. Setiap hari tanpa jeda.

Anyyeong ... ^0^

Bagaimana dengan pagimu hari ini, Hoshi-ssi? Apa sudah lebih baik? Arau masih sulit memejamkan matamu?

Garis senyum pria Kwon itu tertarik ke atas tanpa disadari.

Aku pernah mendengar, obat yang terbaik dari semua penyakit adalah hati dan juga pikiranmu. Kau percaya itu?

LOVE LETTERDonde viven las historias. Descúbrelo ahora