Prolog

3.9K 93 8
                                    

Happy reading 🌹

-------------------------------------------------------------------------

Tok, tok, tok.

Suara ketukan pintu terdengar cukup keras tapi terasa lembut ditelinga.

Gadis yang sedang menatap layar laptop seraya menggeleng-gelengkan kepala mengikuti alunan musik yang terdengar melalui earphone mendengus singkat.
Beranjak dari kasur lalu membuka pintu cukup pelan.

Seorang pria paruh baya yang masih mengenakan jas kantornya itu tersenyum singkat memperhatikan putri kecil kesayangannya yang sudah beranjak dewasa itu, menatapnya dengan penuh kasih sayang.

"Boleh ayah masuk?" tanyanya lembut.

"Eh, ayah." sapanya sambil melepaskan earphone yang sedari tadi masih menempel ditelinga.

"Boleh ayah masuk?" tanyanya lagi.

"Masuk aja yah." jawab gadis itu dengan semangat.

Entah mengapa ia merasa senang ketika ayahnya lah yang ingin menemuinya.

Tadinya ia telah menduga kalau kakaknya lah yang akan mengganggu kegiatan santainya sembari meledeknya dengan hal-hal yang membuat ia terbakar emosi.

Yang tadinya kesal karena kegiatannya terganggu mendadak berubah total menjadi semangat 45 karena seorang pria paruh baya itu.

Gadis itu kembali beranjak mendekati kasur kamarnya itu dengan seorang pria paruh baya yang mengekorinya dari belakang.
Dengan posisi tengkurap, jari-jari mungilnya kembali mengotak-atik laptop yang sedaritadi masih menyala.

"Kapan pengumumannya?" tanya pria paruh baya itu seraya mengubah posisi duduknya menghadap gadis kesayangannya itu lalu ikut memperhatikan layar laptop.

"Besok yah." jawabnya sambil mengalihkan pandangan kepada ayahnya itu.

"Masih tetap ambil ke IPA?"

"Tetap yah. Soalnya menurut Zahra, IPA itu lebih bagus daripada IPS." Zahra mengalihkan pandangan kearah ayahnya itu.

"Dengar ayah, mau IPA atau IPS itu sama aja bagus, tapi kalau itu keputusan kamu, ayah dukung." katanya seraya mengelus puncak putri kesayangannya itu.

"Makasih ayah," gadis itu tersenyum. Senyum yang begitu tulus hingga membuat kadar kecantikannya bertambah.

"Yaudah ayah keluar dulu." pamitnya, dibalas oleh gadis itu dengan anggukan.

"Udah malem, tidur. Besok tinggal liat hasil pengumumannya." perintah ayah bersiap beranjak dari duduknya.

"Oke Zahra tidur."

Zahra melirik sebentar kearah jam yang berada dilayar penselnya diatas nakas lalu melirik kearah pintu yang sudah tertutup menandakan kalau ayahnya sudah benar-benar keluar dari kamarnya.

Zahra menguap sekejap, mematikan laptop yang berlogo apel itu lalu menaruhnya diatas nakas. Merebahkan tubuhnya sambil memeluk boneka tedy bear kesayangannya hingga sayup-sayup kelopak matanya meredup dan terpejam.


-------------------------------------------------------------------------

Maaf kalo ada typo:v
Jangan lupa vote & comment ya
PART KE PART MAKIN SERU

nurullaeli_

Senior High School IPA & IPSWo Geschichten leben. Entdecke jetzt