Bab Satu

12.7K 774 52
                                    

Malam menyambut kota Seoul hari itu dengan hembusan angin yang cukup kencang. Beberapa orang terlihat menahan rambutnya dan buru-buru merapatkan jaketnya. Banyak yang berlarian untuk mencari tempat perlindungan. Takut mungkin, tiba-tiba angin yang lebih kencang datang dan menyapu mereka.

Tak disangka, angin itu hanya menyapu sekali dan menghilang.

Orang-orang terlihat lega. Setelah yakin tidak akan ada lagi angin yang semacam itu, mereka memutuskan untuk kembali ke tujuan mereka. Ada yang pulang, ada yang sibuk meraih ponselnya, ada pula yang kembali duduk di depan halte bus. Bermacam-macam. Hamburan orang-orang tak berapa lama menampakkan 3 orang di sudut pertigaan jalan yang sedang memegang alat musik.

Lisa menarik tali bassnya, sedang Rosé sudah duduk di atas cajon. Lalu, ada satu gadis yang duduk seraya memegang gitar, pula dengan mic di depannya.

Orang-orang awalnya terlihat tidak peduli. Masih memilih untuk meneruskan aktivitas demi tujuan mereka. Beberapa hanya melirik ke arah mereka sebentar, lalu membuang muka. Di Seoul, sudah banyak yang seperti mereka. Mungkin, bisa disebut musisi jalanan.

Jisoo menoleh ke arah Lisa dan Rosé. Tatapan itu seolah bertanya apa mereka sudah siap atau tidak. Keduanya kontan saja mengangguk, langsung memulai dengan posisi siap.

"Tes...tes..."

Suara khas orang yang sedang mencoba mic. Suara Jisoo langsung terdengar saat itu. Orang-orang kontan saja menoleh dengan suara lucu yang menggelitik mereka. Tidak, suara itu tidak seperti suara wanita kebanyakan yang nyaring. Suara itu terdengar serak, di satu sisi memang sangat unik. Baru dengan dua kata yang keluar dari mulutnya, langsung saja menarik atensi orang-orang untuk memperhatikan mereka.

"Perkenalkan, kami..." Jisoo berbalik ke arah Lisa, matanya menatap bertanya. Mulutnya mengucap sesuatu yang hampir tidak terdengar. Atau mungkin ia memang tidak mengeluarkan suaranya.

Nama kita apa?

Sial, Jisoo lupa sama sekali untuk menyiapkan nama. Buru-buru ia berbalik lagi. "Kami, kami belum memberi nama kami apa. Daripada basa-basi, kami ingin membawakan sebuah lagu."

Seketika suara cajon milik Rosé, memulai segalanya. Diikuti petikan gitar dari Jisoo dan terakhir iringan bass dari Lisa. Sebuah lagu kemudian terucap dari bibirnya. Suara unik dari Jisoo langsung saja kembali menarik lebih banyak minat. Sudah banyak yang berkumpul di hadapan mereka. Beberapa tersenyum, terlihat cukup menikmatinya.

Lagu Clarity mengalun dengan nada pelan. Lagu yang seharusnya bertempo cepat itu, seketika berubah. Perasaan yang mengalirinya terdengar begitu dalam. Lisa dan Rosé tersenyum seraya terus memainkan posisi mereka. Ingin tertawa, tapi diurungkan begitu saja. Takut jadi perhatian orang-orang yang sedang melihat ke arah mereka.

Seorang tiba-tiba terlihat berjalan ke arah kerumunan. Atensinya pun ikut teralih dengan suara Jisoo dan alunan musik mereka. Ia beberapa kali menerobos ke kerumunan hingga akhirnya sampai ke baris terdepan. Sosoknya langsung menatap Jisoo, sangat lama.

Jisoo bernyanyi sembari menutup matanya. Terlihat sangat menghayati. Tidak sadar seseorang memerhatikannya cukup lama. Lisa melirik ke arah Rosé, yang langsung dibalas dengan lirikan yang sama. Rosé mengangkat bahu, memberitahukan bahwa ia tidak tahu dengan orang tersebut.

Pandangan orang-orang seketika teralih. Kini, sosok tadi lebih maju dari kerumunan, dan lebih mendekat ke arah Jisoo. Gadis itu kemudian membuka matanya. Langsung saja menatap bingung dengan orang yang sedang berjalan ke arahnya. Tangannya terangkat, seolah ingin meraih. Ia masih berjalan maju. Ia terus tersenyum.

(✔️) RESET [ JENSOO STORY ]Where stories live. Discover now