Part 13

6.9K 662 169
                                    

Siapa yang menunggu kelanjutan ff ini? Hehe.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

"Kurasa aku sudah mulai mencintaimu, Wen."

Wendy hanya bisa memandangi wajah tampan Chanyeol dengan kedua hazel yang melebar. Lidahnya kelu untuk sekedar mengatakan sesuatu. Bahkan selama beberapa detik, Wendy lupa bagaimana caranya bernapas. Pengakuan Chanyeol yang mendadak itu membuat otaknya blank.

Jika kalian tanya bagaimana perasaan Wendy saat ini, tentu saja jawabannya adalah bahagia. Dia begitu bersyukur karena perjuangannya selama ini tidak sia-sia. Namun di satu sisi, hatinya masih ragu. Wendy takut jika Chanyeol hanya berpura-pura mencintainya dan kembali menorehkan luka di hatinya.

"Wen.." Melihat Wendy yang hanya terdiam dengan pandangan kosong, Chanyeol meraih tangan mungil wanita itu dan menggenggamnya. Aksinya ini berhasil membuat atensi Wendy kembali tertuju padanya.

"Aku akan berusaha untuk menjadi suami dan ayah yang baik untuk kalian." ujar Chanyeol penuh kesungguhan. Kedua onyx milik Chanyeol menatap hazel lembut itu dengan penuh harap."Tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."

Wendy terdiam selama beberapa saat kemudian menghela napas.

"C-Chanyeol, sejujurnya aku sangat bahagia. Akhirnya semua penantianku selama ini tidak sia-sia." ujar Wendy pelan membuat Chanyeol refleks tersenyum. "Namun harus kuakui kalau saat ini hatiku ragu.. A-aku tidak bisa percaya begitu saja."

Mendengar itu, Chanyeol menunduk dan tersenyum kecut. Dia sadar betul jika selama ini sudah membuat Wendy begitu terluka. Dia benar-benar pria jahat dan sekarang dia sangat menyesal.

"Oleh karena itu.." Wendy menyentuh tangan Chanyeol dengan satu tangannya yang bebas. "Tolong bantu aku menumbuhkan kepercayaan itu lagi."

Chanyeol menatap Wendy yang sedang tersenyum lembut padanya.

"Buat aku percaya jika memang benar kamu sudah berubah, Chanyeol." ujar Wendy lagi. "Bisakah kamu melakukan itu?"

Tanpa ragu Chanyeol mengangguk. Pria bermarga Park itu berujar, "aku pasti akan melakukannya jika memang hal itu bisa mengembalikan kepercayaanmu padaku, Wen."

Wendy mengangguk sambil tersenyum tipis.

Selanjutnya Chanyeol mulai menipiskan jarak di antara mereka. Wendy tidak menghindar. Dia hanya terdiam sembari menatap Chanyeol yang semakin mendekat.

Bibir mereka bertemu untuk yang kedua kalinya. Wendy memejamkan mata ketika bibirnya dilumat dengan lembut oleh Chanyeol. Perlahan bibirnya juga membalas ciuman manis itu. Keduanya saling tersenyum, benar-benar menikmati waktu berharga mereka yang manis dan menyenangkan ini.

Kruyuk.. Kruyuk..

Ciuman manis itu terpaksa harus dihentikan ketika bunyi keroncongan dari perut Wendy terdengar. Keduanya saling menjauh, saling bertatapan selama beberapa saat, dan tertawa lepas.

"Anak kita lapar ternyata." ujar Chanyeol sambil tertawa.

Wendy tertawa mendengar pernyataan Chanyeol. Kedua matanya yang teduh itu turun menuju perutnya yang masih rata. Dengan penuh kelembutan, Wendy mengelus perutnya.

"Kamu masih lapar ya, nak?" Wendy tersenyum geli di akhir kalimat. Seolah menjawab pertanyaan Wendy, perut ratanya kembali berbunyi meskipun tidak sekencang tadi. Wendy kembali tertawa. Tidak ingin membiarkan anaknya kelaparan, Wendy langsung menyuapkan ramen ke dalam mulut.

▶Love, That One Word ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang