Part 16

5.2K 565 100
                                    

Ada yang kangen gak? Hehe.

Happy Reading!

.
.
.
.
.


Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Rumah tangga Wendy dan Chanyeol berjalan semakin harmonis. Seolah menebus semua kesalahan dan menepati janjinya, Chanyeol tidak lagi bersikap kasar dan dingin pada Wendy.

Chanyeol benar-benar berubah menjadi pribadi yang 180 derajat berbanding terbalik. Dia tak lagi segan menunjukkan sikap manis pada Wendy. Chanyeol bahkan begitu memanjakan Wendy, apalagi kini usia kehamilannya tengah memasuki bulan kelima.

Selain berubah menjadi pria yang manis, Chanyeol juga sangat protektif. Hal ini dikarenakan kandungan Wendy yang lemah ketika memasuki bulan keempat, membuatnya harus ekstra hati-hati.

Chanyeol harus pintar menjaga hati dan emosi Wendy, meskipun istri cantiknya itu tidak pernah menunjukkan gejala emosi yang berlebihan selama mengandung.

"Sayang, kamu mau sesuatu? Aku belikan ya."

Ini merupakan pertanyaan kesepuluh yang Chanyeol lontarkan pada Wendy. Padahal Wendy sudah berkata dia tidak ingin membeli apa-apa tapi tetap saja Chanyeol masih bersikeras menanyainya terus.

"Aku tidak ingin apapun kok, Yeol." ujar Wendy lembut.

"Kamu yakin?"

Wendy mengangguk.

"Kalau kamu mau sesuatu bilang saja ya. Aku pasti akan membelikannya." ujar Chanyeol.

Wendy hanya tersenyum memandangi Chanyeol. Dia begitu terharu melihat perhatian Chanyeol yang begitu besar terhadap dirinya dan anak mereka.

"Iya. Terima kasih, Chanyeol. Kamu begitu baik padaku dan anak kita."

Chanyeol tersenyum lalu mengusap kepala Wendy. "Sudah menjadi kewajibanku sebagai suami sekaligus ayah, Wen."

"Aku bersyukur mempunyai suami sebaik dirimu, Chanyeol." ujar Wendy sembari mengelus perutnya yang mulai membuncit. "Aku yakin anak kita juga pasti akan merasakan hal yang sama."

Chanyeol kembali teringat pada sikap jahat yang pernah dia lakukan terhadap Wendy dan juga anak mereka. Hal itu membuatnya kembali dihantui rasa bersalah.

Melihat perubahan ekspresi wajah Chanyeol, Wendy langsung meletakkan tangannya di atas tangan Chanyeol dan menggenggamnya dengan lembut.

Atensi Chanyeol terfokus pada Wendy. Wanita itu tersenyum, begitu lembut dan manis. Kegundahan di hati Chanyeol perlahan menghilang melihat senyuman itu.

"Kamu tidak perlu merasa bersalah lagi, Chanyeol." ujar Wendy lembut. "Hal yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Jadikan itu sebagai pembelajaran agar ke depannya menjadi semakin baik lagi."

Mendengar itu, Chanyeol tersenyum. Wendy benar-benar wanita yang baik. Chanyeol merasa beruntung karena Tuhan memberikan kesempatan padanya untuk bisa bertemu dan mengenal wanita cantik itu.

"Kamu seperti malaikat, Wen." Chanyeol tersenyum membuat pipi Wendy bersemu merah.

Wendy menunduk, menghindari kontak mata dengan Chanyeol. Kedua telunjuknya saling menyatu dan saling beradu pelan. Wanita cantik itu sangat malu.

Chanyeol hanya tertawa. Dia gemas melihat tingkah malu-malu Wendy.

"Sebaiknya kamu kurangi kebiasaanmu itu." ujar Chanyeol tiba-tiba. "Jika kamu masih ingin aman."

"K-kenapa?" Wendy langsung mendongak dan menatap Chanyeol. Kedua hazel indahnya berkedip-kedip polos, menambah kesan imut di mata Chanyeol.

"Karena aku tidak yakin bisa menahan diri jika kamu terus-menerus bertingkah menggemaskan seperti itu."

▶Love, That One Word ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang