part 6

11.6K 498 0
                                    

pov irina

flashback

aku bangun dari pingsan, rasanya badanku kok malah sakit semua, aku curiga selama aku pingsan orang orang tidak mengangkatku ke kamar, mungkin di geret karena aku keberatan badan. ga juga sih, menurutku badanku cukup ideal. aku berusaha untuk duduk, melihat jam, hmmm, lama juga berarti aku pingan, kalo pengkhianat satu dan keluarganya datang siang sekarang sudah jam 7 malam. lampu notifikasi di hapeku berkedip kedip, ada 3 miss called, 4 bbm, 2 sms, dan 1 pesan line. aku liat semuanya dari vina, kenapa anak ini. aku menelponnya.

"halo..." jawabnya di seberang telpon.

"hmmm, halo vin, ada apa?"

"gapapa sih, tadi ibu kamu telpon, katanya kamu pingsan, kamu gapapa?"

"gapapa kok, cuma kecapean aja kali."

"mungkin, kan kamu masih ribet sama urusan nikah kamu."

"hmmm, aku kesana yah, ada yang mau aku ceritain sama kamu."

"kamu gapapa nyetir sekarang? kan baru siuman."

"it's okay kok. tunggu yah, aku lagi siap-siap." aku memasukkan beberapa helai pakaian, aku bermaksud untuk menginap saja di rumah vina.

"kamu mau kemana rin?" tanya ibuku.

"mau ketempat vina bu, mau cerita. aku sekalian nginep yah? mungkin 2 atau 3 hari aja bu."

"oh ya sudah, hati hati yah nak." aku mencium tangan ibuku kemudian kedua pipinya. lalu aku keluar rumah dan langsung ke rumah vina.

-------------------

"udah nyampe aja nih calon pengantin. kenapa kamu bawa bawa tas rin?" aku langsung memeluknya ketika vina membukakan pintu rumahnya. tangisku pun tak terbendung lagi.

"huaaaaaaaaa."

"eeeeh kenapa nangis?" vina melepaskan pelukanku dan menatapku bingung. vina menggiringku masuk rumah dan mengunci pintu.

"aku... sa... hiks... ma... farel... hiks... ga... jadi... hiks hiks... nikah. huaaaaaaaaa. hiks... waktu itu... hiks... aku liat dia... hiks hiks... lagi ML... hiks... sama rini di rumah aku. huaaaaaaaaa." aku menyelesaikan kata-kata dengan lumayan sempurna. aku lihat juga vina marah. "tadi siang... hiks... rini dateng... sama orangtuanya... hiks... mereka bilang kalau... hiks... rini udah hamil... hiks... jadi om randi sama tante lisa... hiks... mau menikahkan... hiks... rini sama farel... itu minggu depan... hari yang sama... hiks... kayak aku... hiks... harusnya nikah sama farel... hiks hiks hiks." lanjutku. mata vina menyiratkan kemarahan. tapi tangannya hanya mengelus punggungku sampai aku selesai menangis.

"Harusnya aku dengerin kamu dari awal vin. kamu benar, farel itu memang licik." aku menunjukkan pesan yang dikirim si pengkhianat satu itu kepada vina untuk vina membacanya. vina mendengus sebal dan mengembalikan hapeku.

"kamu kok bisa tau kalo farel itu licik? padahalkan kamu orang luar, aku saja calon istrinya tidak tau."

"ya karena kamu buta rin. farel memang jelas jelas memanfaatkanmu."

"kalau sebegitu jelas, orangtuaku pasti juga menyadarinya kan?"

"iya sih. kamu tau kan kalo ayahku arsitek?" aku mengangguk. "kamu tau juga kan kalo ayahnya farel juga arsitek? ayahnya sering memonopoli client supaya memakai jasanya. tapi tidak pernah berhasil dan hidup biasa saja di pinggir kota. itu karena dia licik rin. dia mau melakukan untuk mendapatkan yang dia mau. sama seperti farel kan?" aku mengangguk mulai mengerti.

My Crazy StudentWhere stories live. Discover now