5. Gloomy Morning

238 21 2
                                    

April masih bersantai dikamarnya ketika sosok Leo masuk tanpa permisi ke kamarnya, beruntung ia sedang tidak dalam kondisi tengah menggantu baju atau memakai pakaian tidur.

"ngapa dah lu pagi-pagi ngerusak hari libur gue?" Leo bukannya menjawab justru membanting dirinya di ranjang milik gadis itu lalu mengambil boneka salah satu karakter beruang lucu milik April untuk dijadikan bantalnya.

"ih Yo jangan di genjet Pandanya!" seru gadis itu lalu menarik boneka hewan berwarna hitam putih itu lalu menukarnya dengan guling.

Leo mendecak sebal. "ehlah gitu doang marah neng, hehe."

"apa sih lu gaje."

"Mpil beli pecel yuk, gue laper nih hehe."

Mau tidak mau April mengusir Leo dari kamarnya, dan berakhirlah mereka berdua di sebuah kedai yang menjual makanan khas sarapan pagi tak jauh dari sekolah SMA mereka dulu.

"buk biasa ya, 2." Ujar Leo dan tak lama pesanan mereka datang.

"tumben pak dosen ngajakin gue makan pagi nih, ada apa?"

Leo menggeleng pelan berusaha menyembunyikan sesuatu dari gadis yang kini tengah meneguk teh hangat pesanannya tadi. "halah jangan boong lu, gak cocok tau."

Leo mengembuskan napas frustasi karena aktingnya untuk menunjukkan pada sahabatnya. "gue pusing nih, sama Meta." Keluhnya.

Dugaan April benar, semenjak acara menonton mereka kemarin Leo memang lebih pendiam dari biasanya, ia mejadi lebih sering melihat kearah ponselnya seolah menunggu sesuatu dari Meta.

"kenapa emang Yo?"

"belakangan ini dia jadi aneh banget tau Mpil, kadang manja banget kadang ngeselin banget. Pokoknya sama kayak lu waktu PMS kemaren. Dikit-dikit minta jemput, dikit-dikit minta telpon, bahkan semalem dia minta aku buat beliin McD malem-malem."

"ya bagus dong Yo, lu jadi ada gunanya kalo gitu."

"tapi ya gitu Mpil, lama-lama capek juga gue. Dan ini dugaan gue doang apa ya, jangan kaget dulu, dia jadi kayak orang hamil tau. Mana kemaren tuh harusnya dia yang nonton sama gue tapi gue suruh balik gara-gara gak enak badan dan muntah terus."

April diam sambil berusaha mencerna ucapan Leo tadi. "apa lu bilang? Hamil?! Gila lu Yok!" sentak April.

"tuh kan bener lu udah ngegas duluan, kan gue bilang gue cuman curiga, pake dong asas praduga tak bersalah."

"ya tapi gak gitu juga kali Yo, gue langsung mikir lu ngapa-ngapain anak orang."

"gak lah, gue juga masih tau diri kali Mpil, gue gak mau di coret dari kartu keluarga juga Mpil. Tapi gue curiga doang nih ya, dia kayaknya punya pacar lagi deh." Papar Leo, April langsung menjitak kepala pemuda itu sampai ia kesakitan dan membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian.

"lu tuh ya mulut suka gak di rem dulu."

"gak gitu Mpil, gue curiga aja, soalnya dia belakangan ini tuh sering banget terima telpon jauh dari gue, terus pernah sekali gue gak sengaja ngeliat hape dia dan ada chat dari cowok."

"ya bisa aja itu klien dia kek ato temen kantornya, lu jelek amat dah pikirannya."

"ya kan gue juga punya insting lah Mpil, udah ah jangan dibahas lagi pusing gue ntar. Mending gue kepo gimana nih sama dokter?"

April tersenyum. "gak ada apa-apa sih paling cuman chat doang sama ketemuan di kantor udah itu aja sih yang sering ngeledekin ya paling pak Laksa, tau sendirikan dia kayak apa banyolnya." Tutur April.

[ COMPLETE ] ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang