"Sy-chan, kamu harus memakai baju putih."
Syfa mengernyit bingung, "Kenapa? Aku sudah berencana untuk memakai warna coklat hari ini."
"Harus putih."
"Memangnya kenapa sih? Lagipula, kenapa baru mengatakannya? Aku jadi harus memikirkan kembali pakaianku 'kan."
"Astaga, ini masih satu jam sebelum aku menjemputmu. Ganti saja atasan atau bawahanmu dengan warna putih, pasti ada 'kan? Ini juga untuk kebaikanmu. Atau kamu mau aku pinjamkan sweterku? Itu pasti akan terlihat imut."
"Kamu belum menjawab alasannya, Taka."
"Kamu tidak makan siang dengan ramen instan, bukan?"
"Ah! Taka, jangan-jangan kamu ingin mengajakku ke-"
Sambungan telepon terputus saat Syfa sudah menerka kemana mereka akan pergi. Ia hampir melempar ponselnya ke kasur ketika benda tersebut bergetar menotifikasi.
[Taka]
Aku harus mematikannya karena aku tidak tahan untuk tidak menjawab pertanyaanmu.
Jangan terlalu cantik, nanti yang lain juga ingin memilikimu.
🎫
"Hi, Sunshine," sapa Taka saat Syfa duduk di kursi penumpang.
"Kamu ingin mengajakku ke teamLab Borderless? Taka, kamu serius ingin menyetir pulang-pergi ke Odaiba?"
Syfa tersenyum geli melihat Taka yang berusaha menormalkan raut wajahnya. Rupanya lelaki ini ingin memberi kejutan, tetapi sayangnya Syfa sangat totalitas dalam menjelajahi dunia maya sehingga ia sudah tahu tempat-tempat wisata yang patut ia kunjungi. teamLab Borderless, atau lengkapnya MORI Building DIGITAL ART MUSEUM: teamLab Borderless adalah museum seni kontemporer yang keseluruhannya berisi seni digital. Museum ini menjadi museum interaktif dengan instalasi digital pertama di Jepang.* Singkatnya, museum ini cocok dikunjungi bagi yang ingin mengunggah konten dengan estetika tinggi ke media sosialnya. Syfa memang berencana untuk mengunjungi tempat ini meski bukan dalam waktu dekat. Yah, ternyata Taka sudah mengajaknya duluan.
"Kamu belum membalas sapaanku."
"Oh, astaga. Uhm, hai."
"Bukan begitu, Sy-chan. Aku tadi memanggilmu Sunshine."
"Aku tidak minta untuk dipanggil begitu. Lalu, kamu ingin aku menjawabnya seperti apa? 'Hello, Moonlight'?"
"'Hi, Love' sepertinya lebih tepat."
Syfa memukul pelan bahu Taka, "Berhenti menggodaku sebelum aku terbang karenanya."
"Eh, benarkah? Padahal aku lebih suka terbang bersamamu dalam hal lain yang lebih nikmat."
"IH, TAKA! Kamu tidak boleh berbicara mesum denganku!"
"Hei, memangnya maksudku begitu? Ah, Sy-chan, aku tidak tahu kalau ternyata kamu..."
"Jangan mengelak, Taka. Kamu tahu persis kalau yang kamu ucapkan tadi maksudnya itu."
"'Itu' apa sih? Coba jelaskan padaku."
Syfa mengerang kesal, "Taka..."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Way Ticket | ✔ [TAHAP REVISI]
FanfictionSyfa hanya punya satu tujuan penting untuk kunjungan pertamanya ke Jepang: memulai kembali hidupnya dengan mengejar mimpi yang telah lama ia paksa tinggalkan. Kalau ternyata ia jadi bertemu idolanya, itu hanya bonus. Kalau ternyata ia bisa menghabis...