Calon Istri

21.1K 3.7K 450
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk separuh yang tersisa.”

***

Untuk pertama kalinya Hana ke kantor dengan pakaian tertutup, tak ada lagi rok pensil selutut dan kemeja yang memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya. Semuanya telah tertutup dengan sempurna. Kepergian Risa benar-benar telah mengembalikan sosok Hana yang dulu.

"Ya ampun Mbak Hana cantik amat, tiga hari nggak masuk, eh masuk-masuk penampilannya berubah drastis, dapat hidayah darimana, Mbak?" Pujian sekaligus ledekan itu Hana dapatkan dari Sila, dia salah satu junior Hana di kantor yang memang sudah cukup dekat dengannya.

"Yang jelas bukan dari kamu," jawab Hana seadanya.

"Aku nggak bisa ngajak Mbak Hana clubbing  lagi dong? Nggak mungkin juga kan Mbak Hana ke clubbing pake baju kaya gini. Atau ini cover pas di kantor aja yah, Mbak. Biar Pak Razan klepek-klepek sama Mbak?"

Riri yang juga ada di samping mereka langsung mencubit lengan Sila dengan sangat kencang. "Kalau ngomong jangan asal!" Juniornya ini benar-benar sudah sangat keterlaluan kata-katanya.

"Sori, bercanda. Mbak Riri mah nggak bisa diajak bercanda. Tapi bisa ajakan iya, sekarang mah nggak aneh, banyak yang jilbaban kaya Mbak Hana tapi kelakuan lebih parah dari pada yang nggak jilbaban. Iya, kan? Kemarin aku baru nonton berita, masa ada cewek jilbaban ngelakuin hal asusila sama pacarnya di tempat umum. Ih, malu-maluin jilbab yang dia pakai."

Hana yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara. "Jangan salahkan apa yang dia pakai. Berjilbab itu murni perintah Allah dan hukumnya wajib. Ketika seorang muslimah telah baligh atau dewasa maka ia wajib untuk berjilbab. Adapun masalah moral atau akhlak itu adalah perkara yang lain dimana ada hukum tersendiri yang mengaturnya. jika seorang wanita berjilbab melakukan dosa atau pelanggaran itu bukan karna jilbabnya namun karna akhlaknya yang belum mampu dia perbaiki."

Riri dan Sila menatap Hana dengan tatapan terkejut. Tidak menyangka kalimat itu akan terucap dari bibir Hana yang kemarin-kemarin sangat hobi clubbing dan selalu menggunakan pakaian-pakaian yang jauh sekali dari kata tertutup.

Sila menelan ludahnya dengan susah payah. "Mbak Hana kok sekarang jadi kaya ustadzah sih?"

Hana tersenyum tipis. "Tiga hari yang lalu sahabat baikku meninggal dunia dan aku sadar kalau akupun akan meninggal sama halnya seperti dirinya. Sekarang apa yang tidak baik aku coba tinggalkan, apa yang baik aku coba kerjakan dan pengetahuan yang aku tahu kucoba bagi pada dirimu. Hanya itu yang sekarang ingin aku lakukan, bermanfaat untuk orang-orang yang ada di sekitarku." Setelah mengatakan itu Hana melangkahkan kakinya menuju ruangan kerjanya yang letaknya tepat di depan ruang kerja Razan.

***

Saat waktu salat Dzuhur akan tiba tanpa harus disuruh atau diceramahi oleh Razan, Hana langsung bergegas menuju masjid untuk melaksanakan salat Dzuhur. Saat berjalan menuju masjid Hana disapa oleh Daffa, dia salah satu senior Hana yang berprofesi sebagai manager HRD.

"Mau salat?" Tanya Daffa pada Hana, keduanya berjalan bersampingan.

"Iya, Pak," jawab Hana seadanya. Dia mempercepat langkahnya berharap dengan itu dia mampu menjaga jarak dengan Daffa, namun ternyata Daffa pun mempercepat langkahnya sehingga posisinya tetap berada di samping Hana.

Tentang Rindu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang