Part 26 (Ucapan yang tak tersampaikan)

1K 41 0
                                    

Satu minggu telah berlalu, Natha sudah dibolehkan untuk pulang dari rumah sakit, kini ia kembali memulai aktivitas barunya dengan hal-hal yang lebih baru tentunya.

"Hai kak."

Azka mendongak sejenak  ketika mendapat sapaan hangat dari Natha.

Hampir setiap hari cowok itu tidak pernah lepas dari laptopnya, dengan memilih taman sebagai tempat favoritnya.

"Elo?" Azka kembali fokus pada benda pipih tersebut.

Tanpa ada yang menyuruhnya, Natha langsung mendudukkan diri disamping Azka.

"Terimakasih kak, karena udah rawat saya selama dirumah sakit."

"Sama-sama."

"Kakak lagi sibuk apa, mungkin saya bisa bantu."

"Nggak, makasih."

Natha memandang cowok disampingnya dengan raut yang sulit di artikan, ia tidak tau, apakah mencintai cowok itu adalah sesuatu benar atau salah, ia hanya mengikuti apa kata hatinya, walau hatinya telah berkhianat yang katanya cinta bisa menjanjikan kebahagiaan namun nyatanya hanya rasa patah yang tak berujung ia dapatkan, meskipun begitu ia terus melakukan berbagai cara untuk membuktikan bahwa hatinya tidak akan menghianati dirinya sendiri, dan akhirnya benar, cowok yang selama ini sangat mustahil ia gapai, kini menawarkan diri untuk menjadi teman, meskipun hanya sebatas teman, tidak masalah bagi Natha, mungkin itu adalah tahap awal agar ia bisa memperjuangkan cintanya lebih keras lagi.

Merasa jika cewek disampingnya menatapnya sedaritadi, Azka langsung mengarah padanya.

"Lo kenapa natap gue kayak gitu?"

Natha langsung terbangun dari lamunnya, "eh, nggak apa-apa kok."

"Mau ke kantin?"

"Kakak nawarin saya?"

Azka menganggukkan kepalanya pelan.

Natha tidak pernah menyangka jika sifat Azka bisa berubah seperti ini, akan tetapi sikap dinginnya masih melekat pada diri cowok tersebut.

"Mau." Natha menganggukkan kepalanya bersemangat.

"Yaudah ayo."

Azka menutup laptopnya lalu beranjak berdiri dan pergi menuju kantin diikuti oleh Natha dibelakangnya.

***

"Lo cari tempat duduk biar gue yang pesen."

Natha langsung tercengang mendengar ucapan yang keluar dari mulut cowok disampingnya itu.

Karena merasa kurang sopan, Natha langsung mencegah Azka yang hampir berlalu menuju antrian.

"K-kakak nggak usah repot-repot, biar sa--"

"Tinggal cari tempat duduk ribet banget sih," sahut Azka jengah.

Melihat Azka yang seperti itu, Natha tidak berani protes, ia lebih baik mengalah dan melakukan apa yang cowok itu perintah.

Mata Natha tengah sibuk mencari bangku kosong namun nyatanya tidak ada satupun yang tersisa, namun tiba-tiba ada seseorang dari  ujung kantin melambaikan tangan kearahnya, Natha memincingkan matanya, ia menatap orang itu dengan intens, ia langsung menghampirinya ketika orang tersebut sangat familiar di otaknya.

"Kak Alga, sejak kapan disini?" tanya Natha, setelah berada tepat didepan cowok yang melambaikan tangannya tadi.

"Barusan kok, lo sendirian aja?"

"Nggak kok, aku sama kak--"

"Sama gue." Natha langsung menoleh ketika Azka tiba-tiba berada disampingnya dengan senampan makanan plus minuman ditangannya.

Aztha (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang