#2

22 5 3
                                    

Story by 0rionbong

"Kamu pasti bisa, Nu." gumamnya.

Dengan segenap jiwa yang membara dan seuntai senyum manis yang merekah, Wisnu mengangkat pelan tangannya dan mulai mengetuk pintu sambil membaca doa.

"Siapa ya?"

Sebelum menjawab pertanyaan gadis bertubuh mungil di depannya, Wisnu memandangi penampilan si pembuka pintu yang cukup berantakan.

Rambut panjangnya dibiarkan tergerai dan tidak disisir, bibir tipis tanpa sapuan lipstik, kantong mata yang menghitam, terus blush on di pipinya benar-benar menor, dan jangan lupakan giginya yang pakai kawat. Ditambah kaos kaki bercorak polkadot sepanjang 50 centi dipadu dengan hotpants hijau cerah dan kaos berlengan panjang yang agak kebesaran.

Astaga, ini cewek apa wujud dari tokoh avatar. Penampilannya membuat nyali pemuda bertampang menenangkan itu menciut. Hingga setangkai mawar di belakang tubuhnya tak sengaja dipatahin.

"Ini Keisha ya?" tanyanya bergetar.

"Ayo buruan mas, air di kamar mandiku mati."

"Hah?"

"Nanti aku bayar mahal tenang saja."

Tanpa membuang banyak waktu, Kei langsung menyeret Wisnu ke kamarnya. Rupanya gadis dekil itu mengira Wisnu adalah petugas dari PDAM yang ditelponnya barusan.

Setelah mendorong Wisnu ke kamar mandi, Kei kembali ke bawah, melanjutkan main congklaknya bersama sang pembantu.

"Dasar gadis gila!!" umpat Wisnu, keki. Ia tak tau harus ngapain di dalam.

Sementara itu, Kei membukakan pintu untuk tamu kedua setelah Wisnu.

"Mau cari ayah ya?" tanyanya ketus.

"Eng––"

"Ayah belum pulang."

BLAM!!

Tanpa menunggu kelanjutan ucapan si tamu, Kei langsung menutup keras pintunya.

"Gila, galak bener. Huh, untung jantung saya gak copot." gumamnya sembari mengusap dada kirinya yang berdegup cukup cepat.

"Nak Yusuf, terimakasih." senyum ramah itu terpatri dari bibir tipis pak Agung.

"Belum saya perbaiki pak."

"Loh, kenapa belum?"

Ketika hendak keluar bersama skuternya–– dari halaman rumah besar pak Agung, pria bergigi kelinci itu berpapasan dengan sang tuan rumah yang baru pulang dari mushalla.

"Putri bapak langsung mengusir saya pak."

"Astagfirullah, benar-benar dah tu nak, maafkan dia ya Suf, mari saya antar."

Si petugas dari PDAM itu kembali memarkirkan skuternya dan mengikuti pak Agung ke dalam.

"Keisha."

Pak Agung menggeleng pelan mendapati penampilan putri semata wayangnya yang mirip animasi larva.

Benar-benar gadis antik, pantas saja tak ada laki-laki yang menaksir dirinya.

"Hm." sahutnya tanpa menoleh. Pokusnya melebur ke dalam layar ponselnya.

"Ini mas Yusuf sudah datang, dia yang akan memperbaiki air di kamar mandimu, Kei."

"Loh, barusan yang Kei suruh bukan dari PDAM ya? Mampus, Kei salah orang yah, hehe."

"Astagfirullah, KEISHA!!" geram beliau dan nyaris menggeplak kepala putrinya.

Pak Agung bergegas ke kamar Keisha, menyusul Wisnu yang terkurung dalam kamar mandi.

"Nak Wisnu!!"

Pak Agung menemukan siswanya duduk terpaku di pinggiran bathup. Segera beliau menuntun Wisnu keluar.

"Maafkan dia ya Nu."

"Saya pulang saja ya pak, sepertinya saya tidak sanggup. Dia aneh."

"Heh, berani ya ngatain anak saya aneh."

"Ah bodo amat pak, pokoknya saya tidak mau menjadi kekasih palsunya. Saya menyerah pak, dan saya tidak peduli soal nilai matematika saya. Mau merah ataupun biru terserah bapak, permisi pak." Wisnu melengos.

Pak Agung bergeming, meresapi perkataan marah Wisnu barusan. Lantas terbersit rasa bersalah dalam benaknya.

Benar, tak seharusnya dia mengancam siswanya untuk kesenangan anaknya. Dia seorang guru yang disegani dan bukan seperti ini cara mendesiplinkan muridnya.

"PHANG!!"

"ASTAGA!!" Wisnu memekik nyaring ketika tubuh pendek itu tiba-tiba muncul di depannya dan mengagetkannya.

Lagi-lagi jantungnya berdetak secara abnormal.

"Hehe, mau kemana kamu?"

"Pulang."

"Gak boleh. Kamu sekarang adalah pacarku."

"Dasar gadis gila, ckck."

"Peduli amat, aku gak mau tau, pokoknya besok kita kencan, titik. Sana pulang!!"

Gadis berponi itu gelondotan di lengan Wisnu sembari menggodanya.

"Matamu juling ya?"

Sontak Kei menghentikan kedipan matanya. "Enggak, ini aku lagi kelilipan pesonamu."

Eaa.

Selain aneh, dia kardus juga ternyata.

Etapi, seharusnya kan cowok yang kardus ini malah kebalik.

"Lepasin tanganmu, gerah nih." Wisnu berusaha menyingkirkan pegangan Keisha dari lengannya.

"Mau aku kipasin gak?"

"Gak usah."

"Dih, galak. Aku punya pelet loh, ehe."

"Tunggu, jangan-jangan ni cewek rada sarap, waduh gawat ini."

"Aku bisa saja nyantet kamu, mau? Wkwk."

"Eh," wajah Wisnu semakin pucat dan sedikit berkeringat.

"Berikan nomor ponselmu."

Keisha menarik ponsel Wisnu yang terselip di saku jeansnya.

"Ya sudah, pulang gih."

Secepat kilat Wisnu menghilang dari pandangan Keisha.

...

FAKE LOVETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon