#3

15 2 2
                                    

Sepanjang jalan Wisnu terus merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa dia memenuhi panggilan si gila itu.

Hari ini dia akan mengajaknya berkencan. Semalam ia menerima belasan pesan gak penting dari Kei.

"Assalamualaikum..."

Pintu dibuka seorang perempuan paruh baya. "Mas Wisnu ya?"

"Iya mbok, hehe."

"Silahkan masuk mas. Nona Kei sudah menunggu."

Perlahan langkah gontai Wisnu mendekati Kei.

Gadis berponi itu tersenyum manis ketika tubuh atletis Wisnu sudah muncul. Sudah satu jam dia duduk di sofa. Dan sudah enam kali memoles lipstik merah cerah ke bibir tipisnya.

"Mbok Ijah, tolong ambilin kacamata Keisha di laci."

"Kacamata yang mana non? Perasaan nona gak punya kacamata."

"Oh iya lupa, kalau begitu pinjam kacamata ayah di ruang kerjanya. Ayo mbok cepetan, sepertinya penglihatan Keisha mulai kabur. Kukira Wisnu yang datang tak taunya pangeran."

"Hei, jangan berlebihan."

Keisha terkekeh pelan, berhasil membuat rona merah di pipi Wisnu.

"Punya batu gak?"

"Buat apaan?"

"Tolong timpukin ke kepalaku agar aku amnesia, dan melupakan senyum manis di depanku ini."

"Cia." si mbok bersorak dalam hati.

Dasar remaja labil.

"Jangan kebanyakan ngardus, yuk jalan."

"Bagaimana aku bisa jalan kalau ragaku sudah tak ditubuhku lagi."

"Pergi atau aku pulang?"

"Iya iya, ayok jalan."

"Nih bunga untukmu."

Wisnu mengangsurkan sebuket bunga lavender ke tangan Keira.

"Buatku?"

Gadis berpipi tembam itu tak segera mengambil bunganya. Ia masih memandangi bunga cantik di depannya.

"Iyalah."

"Uwah, romantis banget sih."

Keisha mengambil bunganya dengan senyum lebar, lalu mencubit gemas kedua pipi tirus Wisnu. "Makasih ya Nu, Ahchim."

"Yes, berhasil." Wisnu tau kalau Keisha alergi bunga lavender.

"Kenapa ngasih bunga lavender sih Nu?"

"Udah jangan banyak mengeluh, sudah mending aku kasih bunga."

"Oke, gak apa-apa."

Wisnu akan mengajak Keisha ke pasar malam dan akan masuk ke rumah hantu. Ia berniat akan meninggalkannya di dalam, agar gadis itu membencinya dan berhenti mengganggunya lagi.

Pemikiran yang bagus Wisnu.

..

"Ini tempat apa kak? Serem banget." Keisha mengamati gedung berlatar angker di sekelilingnya.

"Ini bioskop, makanya gelap. Kita akan nonton Kei."

"Ooh pantas saja sepi."

"Yuk masuk."

Wisnu menyeringai tipis. "Semoga aja gadis ini kapok ngintilin aku."

Wush~

"Eh, barusan putih-putih itu apaan ya Nu?" sontak Kei merapatkan tubuhnya ke lengan Wisnu sembari mengeratkan genggamannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FAKE LOVEWhere stories live. Discover now