Dia Lagi😪

4.2K 359 196
                                    

"Dunia itu luas, tapi kenapa
gue harus ketemu lo terus?
Padahal kita bukan bulan dan
Bintang yang selalu bersama
Di malam hari, dan itu gak akan
Mungkin terjadi. "

~Azahra Anatasya~

“Zah, ke kantin yuk!” ajak sahabatnya itu, ya siapa lagi kalau bukan Dewi.

“Ayo.” Mereka pun langsung berjalan menuju kantin.

Sesampainya di kantin mereka langsung mencari bangku yang kosong.

“Kita duduk di mana nih?” tanya Dewi.

“Itu, di sana kosong!” Tunjuk Zahra pada bangku barisan tengah.

“Ya udah, kuy ke sana!” ajaknya dan Zahra hanya menganggukkan kepala.

“Lo mau pesen apa?” tanya Dewi saat mereka sudah duduk.

“Samain aja!” pinta Zahra.

“Eumm ... bakso tempe aja,ya!” pinta Dewi sambil tersenyum, sementara Zahra menaikkan sebelah alisnya.

“Maksud lo?” tanya Zahra.

“Maksud Dewi kece, kita pesen bakso tempe alias bakso tahu. Bosen tahu mulu, mending tempe,” kekehnya yang disambut tatapan datar dari Zahra.

“Lo kenapa sih? Ngelawak dikit napa,” ujarnya pada Zahra.

“Udah, sana! Pesen makanannya!” pinta Zahra dan Dewi pun langsung memesan makanan.

“Bu beli bakso tempenya dua, terus jus jeruknya dua,ya!” pinta Dewi pada ibu penjaga kantin.

“Bakso tempe? Adanya juga bakso tahu, Dew,” ucapnya.

“Iya, itu maksud Dewi,” sahut Dewi.

“Terus, kenapa tadi bakso tempe?” tanyanya.

“Bercanda, Bu,” kekehnya.

“Ada-ada aja kamu ini,” ucapnya sambil menggelengkan kepala.

“Kenapa ya, orang-orang gak bisa diajak bercanda?” tanya Dewi.

“Emang siapa?” tanya ibu itu sambil menyiapkan pesanan Dewi.

“Barusan Ibu, terus tadi Zahra. Kenapa sih pengennya yang serius-serius, padahal kadang yang serius itu nyakitin,”  sahutnya.

“Tapi ‘kan kalau dibercandain terus sakit juga, Dew,” timpal ibu itu.

“Wah, Ibu bucin juga ternyata,” ucapnya dengan mata berbinar.

“Ibu juga pernah muda kali,” kekehnya.

“Di zaman Ibu, ada gak cewek yang sedatar Zahra, dan cowok yang seganteng Adit?” tanyanya.

“Adalah,” jawabnya.

“Wah, yang bener Bu?” tanyanya lagi.

“Iya, udah ah! Nih, pesenannya udah jadi.” Ibu memberikan nampan yang berisi pesanan Dewi dan Zahra.

“Hmm, nih uangnya.” Dewi memberikan uang pada ibu itu.

Ibu itu langsung mengambil uangnya dan Dewi mengambil nampan, kemudian berjalan menuju bangku di mana Zahra duduk.

“Ini Tuan Putri,” ucap Dewi tersenyum sambil memberikan pesanan Zahra, lalu menyimpannya di atas meja.

“Apa sih, lo lama banget,” cibir Zahra.

“Maaf! Tadi gue abis tanya-tanya sama Bu Surti,” sahutnya sambil duduk di kursi.

“Tanya apa?” tanya Zahra.

Aditya Azahra(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang