5. Dia Gak Masuk? (Nabila)

1.1K 60 0
                                    

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kurang lebih sudah dua minggu ini aku dekat dengan Hafi. Kami saling berkomunikasi setiap malam tapi jika di kelas, aku dan Hafi tidak banyak bertegur sapa.

Beberapa hari yang lalu Hafi tidak masuk sekolah. Dan hal itu membuat ku tidak semangat saat di sekolah.

Pagi itu.

Hafi kemana ya kok belum datang? Batinku.

Aku terus memandangi pintu kelas yang jaraknya sangat dekat dengan ku. Bergantian aku juga terus memandangi jam dinding di kelas ku. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 06.20 WIB. Dan itu artinya hanya tersisa waktu 10 menit sebelum bel masuk dibunyikan.

Tak biasanya Hafi belum datang padahal sudah jam segini. Itulah pikirku. Walaupun Hafi adalah seorang badboy, tapi dia datang selalu pagi tidak pernah terlambat.

Waktu semakin berputar cepat dan kini tersisa 5 menit sebelum jam pertama dimulai. Hati ku semakin resah karena belum ada tanda tanda kedatangan Hafi. Lalu aku menoleh ke belakang dan terlihat teman teman Hafi sedang melakukan ritual pagi mereka yaitu mengumpul dan bercanda ria di bagian paling belakang kelas.

Sempat terlintas dipikiran ku untuk bertanya kepada teman bangku nya Hafi. Tapi pikiran itu langsung ku tepis. Apa kata mereka jika aku tiba tiba bertanya tentang Hafi?

Lalu aku kembali menghadap depan dan memandang pintu kelas. Tiba tiba....

KRINGGG

Ah! Sudahlah. Hafi memang tidak masuk sekolah hari ini.

Tubuh ku langsung merasa lemas. Pikiran ku tak bisa tenang apalagi hati ku. Aku sangat khawatir karena Hafi ternyata tidak masuk sekolah. Padahal semalam kami masih bertukar pesan hingga jam setengah dua belas malam. Tapi Hafi tidak sama sekali berkata jika dia tidak akan masuk hari ini. Lalu kenapa dia tidak masuk sekolah? Apa yang terjadi dengannya? Jujur saat ini aku begitu khawatir dengannya.

"Si Hafi gak masuk Bil?" tanya Putri tiba-tiba yang membuat lamunan ku seketika berhamburan.

Aku menggeleng pelan tak bersemangat untuk menjawab pertanyaan Putri.

"Yaelah gak semangat amat Neng mentang mentang doi nya gak masuk." ucap Putri

Aku hanya mengendikan kedua bahu ku. Lalu aku mulai mengeluarkan buku buku untuk mata pelajaran pertama.

"Btw kenapa dia gak masuk?" tanya Putri lagi.

"Gak tau." jawab ku dengan singkat. Ya entah kenapa aku tiba tiba kehilangan semua semangat ku.

"Emangnya dia gak bilang sama lo? Bukannya kalian chat an tiap malem?" Putri bertanya lagi seolah ia tak percaya jika aku memang tidak tau alasan dibalik tidak masuknya Hafi hari ini.

"Gue chat an sama dia semalem. Tapi dia gak bilang apa apa kalo gak bakal masuk hari ini. Gue aja dari tadi nungguin dia dateng, eh taunya gak masuk. Gak tau deh kenapa." jawab ku dengan nada yang datar.

"Oh begitu. Pantesan aja dari tadi lu ngeliatin pintu mulu. Yaudah ntar pulang sekolah lu tanya sama dia kenapa gak masuk hari ini." ujar Putri

"Gak ah. Lagian gue bukan siapa siapa nya." balasku

"Ya ampun Bila. Lo kan temannya, lagian emangnya kalau mau tanya begitu harus jadi siapa siapa nya dulu?" Balas Putri.

"Jangan kebiasaan gedein gengsi Bil. Nanti nyesel loh, lagian juga kalian kan udah lumayan deket. So, gapapa kali nanya begitu doang." lanjut Putri.

Aku tak berniat membalas perkataan Putri karena memang semua yang dikatakan Putri adalah benar.

"Bila. Hafi izin gak masuk, dia sakit."

HAFI & NABILA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang