30 - goddamn which side you actually pick

1.2K 274 105
                                    

PENYELIDIKAN tersangka bernama Ray telah mencapai tahap investigasi keluarga dan latar belakang. Sumber menyatakan pemuda itu berasal dari Distrik Geldorie, lahir di sebuah panti asuhan kecil kemudian bekerja sebagai pelayan di salah satu pub, dan empat tahun belakangan dikabarkan menghilang begitu saja, sampai Elite Sembilan menemukan rekaman dirinya di lokasi pengeboman Venom baru-baru ini. Rincian informasi tersebut praktis menjadikan Ray tersangka yang paling gencar dilacak.

Sayangnya, Connor belum tahu apa-apa mengenai ini.

Ia datang menemui Charles di lapangan terbuka markas pada suatu siang, sejam setelah sang kakak meneleponnya untuk mampir. Urusan penting, katanya, tetapi tidak memberi keterangan lebih lanjut. Connor mendapati dirinya sedikit waspada, bahu menegang sepanjang perjalanan melintasi lorong-lorong markas.

Charles menyadari kehadiran Connor saat sedang membidik sasaran terakhirnya, tahu tanpa harus melihat berkat naluri yang ditempa secara alami sejak masa kanak-kanak, ketika mereka masih sering mengendap-endap ke kamar satu sama lain untuk mencuri camilan yang berusaha disembunyikan. Connor bukan pengendap-endap yang bagus. Alih-alih mencuri dalam diam, Connor akan selalu mengejutkan Charles hingga jantungnya bergetar lalu membawa kabur seluruh persediaan camilan dengan memanfaatkan momentum keterkejutan sang kakak. Betapa berisik prosesnya, sekaligus melelahkan, sebab mereka biasanya berlanjut ke tahap kejar-kejaran.

"Aku tidak percaya kau menggunakan jabatanmu buat keperluan pribadi."

Charles menoleh, senyum kecil di bibirnya mengkhianati mimik bingung yang berusaha ditunjukkannya. "Coba jelaskan." Ia berbalik dan kembali menuangkan fokus ke titik tengah sasaran.

"Kau tahu aku punya pekerjaan. Kenapa memanggilku kemari?"

"Sudah kubilang, ada urusan penting," sahut Charles. Pistol dikokang dan peluru ditembakkan, menghasilkan lubang kecil rapi di tengah-tengah titik sasaran.

"Dan urusannya adalah?" Connor mulai tidak sabar.

"Ikut aku ke Hydra." Jeda sejenak. Perubahan ekspresi Connor tak luput dari pengamatan Charles dan mata biru safirnya yang setajam elang. "Ingat kantor distribusi yang diledakkan Venom beberapa waktu lalu? Itu merupakan satu-satunya media distributor kepolisian Petrova dengan kepolisian lain."

Perut Connor mencelus. Ia tidak yakin ingin mengetahui arah topik pembicaraan ini. "Biar kutebak. Kalian Elite Sembilan sedang kesulitan karena tidak bisa mengirim dan menerima barang dengan distrik-distrik lain."

Anggukan Charles mengonfirmasi. "Bukan cuma Elite Sembilan, semua polisi di markas ini butuh distributor pengganti agar tetap bisa menerima—kau tahu, senjata dan berbagai perlengkapan penyelidikan—secara rahasia dan ekslusif. Chief Dawson bilang Hydra sanggup menyediakan tempat," terangnya. "Kantor distribusi sementara."

"Kau serius ingin mengajakku ke sana?" Iris emerald Connor berbinar-binar. "Apakah boleh? Kita berbeda divisi, kau tahu."

"Chief Preston mengizinkanku mengajak seluruh anggota tim jadi kupikir kau tertarik. Yah, sekalipun tidak, memangnya kenapa? Ayolah. Kau bakalan suka."

Connor berpura-pura mempertimbangkan. Semua polisi di markas, seluruh anggota tim. Seandainya Charles tidak mengatakan itu, Connor niscaya menganggap tawaran tersebut sebagai jebakan. Dia bukan Elite Sembilan. Ia bahkan tidak bekerja—lagi—di markas. Namun, kunjungan ke Hydra bersifat universal, dan Charles punya alasan kuat untuk mengajaknya. Penolakan hanya akan menimbulkan kecurigaan.

"Ya sudah," ucap Connor riang. "Omong-omong, Charles, sejak kapan tempat distributor pengganti ini berjalan?" Apabila cukup lama sehingga dapat dilacak oleh Jasper dan Lucille ...

heart of terrorDonde viven las historias. Descúbrelo ahora