Bab 34

89K 4.8K 243
                                    

"Sehat terus nak." Ucap Ara sembari mengelus-elus perutnya.

"Kenapa Ayah mu seperti wanita saja ya, selalu lari dari masalah. Dia fikir Bunda kuat apa mencari-cari dia." Kata Ara bicara dengan anak dalam perutnya.

"Kenapa Bunda yang harus berjuang? Seharusnya kan Ayah yang menyelesaikan semua masalah ini. Tapi dia malah menghilang, Ayah mu memang benar-benar bocah ya." Kata Ara terkekeh sendiri.

"Lama-lama bisa gila lo Ra, bicara-bicara sendiri. Dan sekarang ketawa sendiri." Sela Vivi yang baru datang ke kantor.

Ara sekarang memang berada di kantor, dia kerja seperti biasa walau dalam keadaan hamil muda. Dia tidak mau di manja-manja dalam kondisinya sekarang. Malahan dia membutuhkan kesibukan agar tidak terus teringat pada Bima dan membuat dia stres, itu sangat merugikan sekali pada janinnya.

"Lo belum pernah merasakan hamil sih, bahagia tau ngajak janin di perut kita bicara." Balas Ara membuat Vivi merengut.

"Ya iyalah, gue kan belum nikah. Liat aja kalau gue udah nikah ntar, gue.bakal punya anak banyak." Ucap Vivi tak terima.

"Ya iyalah lo bakal punya anak banyak, sekarang aja yang udah jadi ada lima." Ledek Ara lagi.

"Maksud lo?"

"Bos kita." Kata Ara mengedip-ngedipkan mata nya.

Vivi cemberut mendengar ledekan Ara.

"Gimana cerita di rumah mertua lo kemaren sore?" Tanya Vivi mengalihkan pembicaraan.

"Nangis mereka mendengar kelakuan putra nya.

Flash back

"Ara." Sapa Revan tersenyum sumringah melihat kedatangan Ara.

Ara sudah duduk bertiga dengan mertua nya yang kebetulan memang ada di rumah saat Ara datang.

"Kamu mau beri keputusan atas tawaran aku kemaren ya?" Tanya Revan mendudukan dirinya bergabung bersama Ara dan kedua orang tuanya.

"Tawaran apa?" Ciletuk Danil Dady nya.

"Aku ngelamar Ara buat jadi istri aku Dad."

"APA?" Sentak Dady nya.

"Memang kenapa Dad? Bima kan sudah pergi meninggalkannya, apa salah nya aku melamar Ara."

"Kamu itu benar-benar ya Revan, Ara itu masih sah jadi istri adik mu." Marah Danil.

"Aku cuma ingin memberikan kasih sayang seorang Ayah pada bayi Ara karena Ayah nya sudah meninggalkan nya begitu sa____."

"Cukup mas Revan." Lantang Ara membuat Revan dan yang lain tersentak. Tak biasanya Ara meninggikan suara seperti itu, terutama di depan mereka.

"Bima pergi karena kamu, Ayah anak ku pergi karena mengalah demi kakak nya yang tidak menyayanginya." Bentak Ara.

"Dan kau bilang apa tadi? Ingin memberikan kasih sayang untuk bayi ku yang sudah tinggalkan Ayahnya?" Tanya Ara lagi.

Revan menganggukan kepalanya. Sedangkan Riani dan Danil hanya diam mendengarkan Ara.

"Kamu seharusnya mengaca terlebih dahulu."

"Ara kenapa kamu jadi begini?" Sela Riani heran.

"Maafkan Ara Mami, tapi ini semua atas kekecewaan yang telah Mami berikan pada Ara dan putra Mami ini Revan." Ucap Ara membuat Riani terdiam.

"Ok balik lagi ke topik." Ucap Ara memandang sengit Revan.

"Kamu bilang ingin menggantikan Bima sebagai Ayah anak ku, tapi apa kamu pernah berkaca?
ANAK DAN ISTRI MU SAJA KAMU TERLANTAR KAN." Bentak Ara membuat badan Revan menegang seketika.

"Apa maksud nya nak?" Tanya Danil di angguki Riani istrinya.

"Alasan mas Revan kabur sebelum pernikahan kami adalah karena mas Revan menghamili seorang perempuan." Jelas Ara membuat tangis Riani Mami Revan pecah. Sedangkan Danil selaku Ayah nya kaget luar biasa dan memandang Revan dengan tajam.

"Dan apa Dady tau? Dia meninggalkan istri dan anaknya begitu saja dan dia sekarang juga menghancurkan rumah tangga Ara dan Bima."

"Aku tidak memintak pertanggung jawaban mu untuk menjadi Ayah dari bayi ku. Tapi aku kesini untuk meminta pertanggung jawaban mu membawa kembali Ayah dari bayiku." Ucap Ara yang kembali melirik Revan tajam.

Flash back off

"Wih keren lo Ra." Ucap Vivi mendengar cerita Ara.

"Gue gak nyangka lo bisa bersikap seperti itu." Lanjut Vivi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dasar lo ya, keluarga gue lagi kacau lo malah bilang gue keren."

"Yang keren itu, cara lo menyelesaikan masalah, buakan maslah lo."

"Ya ya ya. Terserah lo deh." Ucap Ara acuh.

"Nanti siang temanin gue dong?" Tanya Ara.

"Kemana?"

"Check kandungan."

"Ok." Kata Vivi member satu jempol.

****

Sekarang Ara tengah berjalan di lorong rumah sakit bersama dengan Vivi seperti janji nya memeriksan kandungan.

Mereka mengobrol sepanjang jalan dan tiba-tiba____

BRUK

"Ara." Pekik Vivi menahan badan Ara dengan cepat melihat Ara yang oleng hampir terjatuh.

"Maaf mbak, saya gak sengaja." Ucap seorang ibu-ibu paruh baya yang masih cantik di usia nya yang sekarang.

"Hati-hati dong buk, kalau kenapa-kenapa sama kandungan sahabat saya gimana?" Ketus Vivi pada wanita paruh baya itu.

"Maaf saya benar-benar tidak sengaja. Tapi apa tadi? Kandungan? Kamu hamil?" Tanya wanita paruh baya itu membuat Ara dan Vivi mengerinyit.

"Iya tante, gak apa-apa kok. Tante kan juga gak sengaja, lagian ini juga salah saya yang gak memperhatikan jalan." Ucap Ara ramah.

Ara melihat mata wanita paruh baya itu berkaca-kaca jadi keheranan.

"Tante kok menangis? Saya gak apa-apa kok, beneran. Maaf atas ucapan sahabat saya tadi." Kata Ara melirik Vivi.

"Berapa umur janin mu nak?"

"Jalan 3 bulan tan." Jawab Ara yang masih heran melihat tanggapan wanita paruh baya itu.

"Apa kamu di sini ingin memeriksa kandungan mu?"

Ara menganggukan kepalanya.

"Apa tante boleh ikut?"

"Maksud tante ikut saya periksa kandungan saya?" Ara yang keheranan.

"Iya, tapi jika kamu gak mau gak apa-apa kok. Saya cuma ingat menantu saya yang juga lagi hamil, tapi sayang saya tidak bisa menemaninya memeriksa kndungan nya." Ucap wanita itu sendu membuat Ara jadi merasa kasihan.

"Boleh kok tan." Kata Ara membuat wanita paruh baya itu sumringah.

Pendek ya????

Anggap aja bonus hari ini.

SUAMIKU ADIK PACARKUWhere stories live. Discover now