#3

2.1K 203 45
                                    

Ff ini hanya karangan semata. Seluruh pemain didalam ff unfaedah ini bukan milik mamang. Mamang hanya menggunakan nama mereka saja. Bagi yang tak menyukai pairing SINRIN, silahkan enyah dilapak ini. Terimakasih.

~☆~

The Boy is My Husband

.

.

.

.

.

.

Happy Reading!

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

"Bagus! Bagus! Ah itu jangan lupa di lap lebih kinclong lagi"

Yerin mendelik sinis si tuan muda hwang sementara tangan nya sibuk menggosok sebuah jam kayu besar di ruang kerja tuan muda hwang. Tak hanya tangan saja yang sibuk, tapi dalam hati pun yerin sibuk mengucap sumpah serapah untuk tuan muda Hwang Sinb.

Insiden siang tadi cukup menggemparkan seisi kediaman keluarga terhormat Hwang. Heechul sampai dibuat menghela nafas semput demi menenangkan tuan muda kesayangan nya agar tak emosi. Sementara beberapa maid harus mengamankan yerin, sebelum wanita cantik itu membantai tuan muda mereka.

Lekas Yerin dan Sinb juga Heechul menoleh kearah pintu ketika sowon baru saja membuka pintu dan kini memasuki ruang kerja sinb sembari membawa dua amplop coklat besar ditangan. Sekilas sowon memamerkan senyum tipis untuk yerin dan ya.. cukup lah membuat yerin melajukan gerak tangan menggosok jam kayu limited edition lebih bersemangat dari sebelum nya.

"Yerin-ssi, hentikan pekerjaanmu dulu. Ada yang ingin kubicarakan denganmu juga-" sowon menelan ludah usai disuguhkan wajah garang sinb. "Ekhem.. Dan juga kau sinb" lanjut sowon memaksakan senyum.

-

BRAK!!

"Tunggu dulu! Kenapa si gendut ini malah ikut juga?!?" Tuan muda hwang menunjuk nunjuk yerin tak manusiawi dengan menggunakan garpu. Aigoo..

"Menurutku, lebih bagus lagi jika nona yerin ikut denganmu. Lagipula, dia menjadi guru. Bukan murid. Apa salahnya?" Heran sowon. Semakin memerah lah wajah baby face penuh kemarahan si tuan muda hwang usai melihat langsung plototan mata yerin disertai mimik wajah khas pemeran ibu tiri.

"Apa salahnya katamu?!? DIA MASALAHNYA!" Kali ini sinb menunjuk wajah yerin dengan piring.

"Hahaha! Kau berlebihan. Kalau dia ikut denganmu, paling tidak dia bisa menilai sendiri hasil hari per hari kau bersekolah disana" sowon bersandar tenang menyikapi kemurkaan adik sepupunya ini. "Benarkan yerin-ssi?" Lanjutnya bertanya meminta yerin sependapat dengan nya.

"Itu benar. Benar sekali. Paling benar. Sangat benar. Super benar!" Jawab yerin manggut-manggut.

"Diam kau gendut!" Omel sinb.

"Mwo?!? YAA!"

"WAE!?"

"CUKUP!!" Bentak sowon. Alhasil keduanya terdiam dan kini saling memalingkan wajah berlain arah.

The Boy is My Husband {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang