#31

2K 160 128
                                    

~☆~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~☆~

Happy Reading!

~☆~

➖🐯🐣🐯🐣🐯🐣🐯🐣🐯🐣🐯🐣🐯🐣🐯🐣🐯🐣🐯🐣🐯🐣➖
  
  
  
Sinar surya mulai menelusup masuk kecelah kecil hordeng berwarna biru gelap. Cahaya yang mana hanya menyorot kewajahnya membuat sang empu melenguh kecil sebelum pada akhirnya iris hitam arang itu mengerjap beberapa kali serasa enggan untuk terbuka lebar usai disambut denyutan pening dikepala secara tiba-tiba. Ditambah, belakang kepalanya terasa sakit seperti terkena pukulan.

"Sudah bangun?"

Iris hitam arang itu memicing sampai akhirnya membulat sempurna. Ohdodoesonganapebodinapocopoco.. putra dari konglomerat choi terbelalak. Seolah kedua bola matanya hampir saja mau lepas dari sarangnya.

Apa-apaan ini? Kenapa Umji bisa ada dikamarnya? Nah! Kenapa ia juga tak mengenakan baju. Yuju beringsut untuk duduk. Memegang kepala guna mengingat kejadian malam tadi sebelum Yuna dan orangtuanya pamit pergi. Setau nya memang tadi malam ia ke club dan setelah minum cukup banyak, ia tak mengingatnya lagi. Lalu kenapa Umji ada dikamarnya?

Seingatnya, ia datang seorang diri ke club. Itupun bertemu dengan San. Lagi.. tidak mungkin juga Umji mengunjungi club malam. Umji itu walaupun sangar tapi anak rumahan. Jika dilihat juga ini kamarnya.

"San menelpon ku semalam. Dia memintaku membawa mu pulang"

Apa yang terjadi ketika ia mabuk tadi malam? Atau mungkin ketika Umji membawanya pulang ia dan Umji sudah melakukan hal yang mantapeu mantapeu skidipapap swadikap asoy melehoy wikwik semiriwik daddy minta kinderjoy?

Yuju segera menjauh dari Umji. Kepalanya semakin berdenyut memaksa mengingat ulang apa yang terjadi dengan nya dan Umji? Sekali lagi, kenapa Umji ada dikamarnya? Untuk disebut mimpi, ini terlalu nyata.

Umji beringsut menarik selimut menutupi tubuhnya lalu duduk bersandar dikepala ranjang. Lurus memandang gitar milik Yuju disamping meja belajar pria itu. Sedang Yuju, fokus netranya tertuju disekitaran leher Umji. Warna merah keunguan itu cukup menjadi jawaban atas segala sugesti sugesti yang melintas. Meyakini bahwa sudah terjadi sesuatu antara dirinya dan Umji malam tadi. Terlebih Yuju yakin malam itu tentu dia sedang dalam keadaan tak sadar.

Tersentak. Dada lelaki Choi ini terasa sesak. Umji menitikan airmata sebelum bertanya apapun pada Umji, atau Umji sendiri yang menjelaskan apa yang terjadi di antara mereka.

"Ye..yewon-ah"

"Aku tak menyalahkanmu. Tenang saja. Aku juga tak menuntut apapun darimu tuan muda Choi"

The Boy is My Husband {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang