Part 2: The Facts That Leave Behind

9.4K 1.4K 241
                                    

Fakta tidak bisa dilihat hanya dari satu sudut pandang.

Sebuah kejadian akan melibatkan pandangan dua orang atau lebih

Namun apa yang akan terjadi ketika keduanya menyembunyikan sesuatu?

.

.

.

Ucapan Seokjin justru terasa seperti menghantam Namjoon, dia sama sekali tidak sadar kalau Seokjin bertambah kurus. Sejak mereka bertengkar beberapa minggu lalu, Namjoon memang tidak pernah melihat Seokjin makan karena dia tidak mau lagi makan bersama Namjoon. Namun yang lebih menghantam Namjoon adalah, 'Apakah Seokjin bahkan masih memakai cincin itu ketika hari kecelakaan?' karena dia ingat para perawat di mobil ambulans menemukan cincin itu dalam genggaman tangan Seokjin, bukan di jarinya.

Namjoon berdeham pelan, "Kita memang sedikit bertengkar beberapa hari sebelumnya." Namjoon melirik Seokjin kemudian tersenyum menenangkan, "Tapi jangan khawatir, itu bukan pertengkaran yang serius."

Seokjin mengangguk pelan, "Okay," bisiknya pelan kemudian menatap keluar jendela.

Namjoon mengemudikan mobilnya dengan sesekali melirik ke arah Seokjin, Seokjin terlihat santai, dia terlihat tidak memikirkan masalah itu lebih jauh karena setelahnya dia justru bertanya pada Namjoon mengenai beberapa toko dan juga restoran yang baru dia lihat di daerah mereka setelah kehilangan ingatannya.

Ketika mereka tiba di gedung penthouse mereka, Seokjin terlihat terkejut, dia menarik-narik Namjoon dengan bersemangat karena ingin segera melihat rumahnya. Ketika mereka masuk ke dalam, Seokjin segera berkeliling dengan semangat sampai akhirnya dia terhenti karena melihat seorang wanita asing di dalam rumahnya.

Namjoon berjalan di belakang Seokjin dan berhenti di sebelahnya kemudian merangkul pinggang Seokjin, "Sayang, ini Eleanor, dia adalah asisten rumah tangga kita, aku mempekerjakannya karena aku mau kau istirahat dengan maksimal dan tidak memikirkan urusan rumah."

Seokjin mengangguk paham, dia bisa mengenali wanita yang sudah agak tua itu sebagai Beta jika mencium dari aromanya. Seokjin tersenyum, "Hallo,"

Eleanor tersenyum pada Seokjin, "Selamat siang, Tuan Seokjin, selamat datang kembali di rumah. Anda mau minum sesuatu?"

Seokjin menggeleng pelan, kemudian dia menoleh ke arah Namjoon, "Kurasa aku mau melihat-lihat rumah ini, ini pertama kalinya aku melihatnya."

Namjoon mengangguk, dia memberikan tas berisi barang-barang Seokjin pada Eleanor, "Tolong bantu aku untuk membereskan ini. Terima kasih."

Eleanor menerima tas itu kemudian mengangguk pelan dan berjalan ke arah tangga di dalam rumah mereka. Seokjin memperhatikan arah kepergian Eleanor kemudian menatap Namjoon, "Kamar kita ada di atas?"

Namjoon mengangguk, dia merasa bersyukur karena dia langsung mempekerjakan Eleanor saat tahu Seokjin kehilangan ingatan dan memindahkan barang-barang Seokjin dari kamar tidur lain yang ada di rumah karena sejak Seokjin mengatakan dia ingin bercerai, Seokjin tidak pernah lagi tidur di kamar yang sama dengan Namjoon. Untungnya Eleanor bekerja sangat cepat dan hanya dalam waktu dua hari saja dia sudah selesai memindahkan semua barang-barang Seokjin kembali ke kamar utama.

"Kau mau melihat ruangan yang mana dulu?" ujar Namjoon.

Seokjin mengangkat bahunya, "Terserah kau saja."

Namjoon membimbing Seokjin untuk berjalan menyusuri ruang-ruang di kamar mereka, dia juga menemukan beberapa foto baru yang dipajang di beberapa sudut rumah dan menanyakan pada Namjoon kapan foto-foto tersebut di ambil dan Namjoon menjelaskan semuanya. Namjoon membawa Seokjin menuju sebuah ruangan dan di dalamnya hanya terisi komputer, meja besar di tengah ruangan, set sofa di pinggir ruangan, dan juga rak-rak buku berukuran besar.

Re-Start of LoveWhere stories live. Discover now