02.

56.9K 2.2K 15
                                    

Sepanjang dia bekerja Anaish masih terus memikirkan tentang tatto itu.Huufft! Mungkin dia akan bertanya pada pengurus panti setelah pulang bekerja,kebetulan dia juga ingin kesana.

Anaish terlonjak kaget saat Daisy menepuk bahunya "Kau mengejutkan ku!"

"Sejak tadi memanggil mu! Tolong antarkan ini ke meja tiga"

Iyakah? Rasanya sejak tadi dia tidak mendengar apapun tapi,lupakan! Dia harus mengantarnya sekarang.
Rambutnya yang semula di ikat Daisy kini sudah terurai kembali,dia tidak mau orang lain melihat tattonya!

"Hi,cantik" shit! Daisy memang menyebalkan! Jika dia tau orang menyebalkan ini yang memesan dia tidak mau mengantarnya!
Lihat saja lelaki ini dengan seenaknya mencium punggung tangannya!

"Maaf tuan saya sedang bekerja" Anaish melepaskan tangannya dari pria itu,well sebenarnya wajahnya tidak buruk bahkan dia tampan!

"Panggil aku Matteo,kenapa kau ini susah di beri tahu"

Anaish tidak enak memanggilnya dengan nama langsung,hanya dengan melihatnya saja dia bisa tau jika pria itu berasal dari kalangan atas sedangkan dia hanya rakyat jelata! Dan lagi usia pria itu lebih tua darinya,dia taksir usianya mungkin sekitar 25 tahun.

Dia tidak memungkiri bahwa wajah tampan itu membuatnya terpesona sejak beberapa bulan lalu,tepatnya saat Matteo tidak sengaja menabrak Anaish yang ingin pergi bekerja.Sejak saat itu pula Matteo selalu datang ke cafe tempat Anaish bekerja dan mengganggunya.Tapi,Anaish sadar dia dan Matteo hanya seperti bumi dan Langit!

"Aku sedang bekerja Matteo,jika kau ingin makan ya makan saja! Jangan mengganggu aku"

"Aku akan menunggu mu sampai kau pulang,aku tidak akan mengganggu mu"

Anaish mengendikan bahunya acuh lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.Jam sepuluh malam Anaish selesai dengan pekerjaannya,dan Matteo masih setia menunggunya.

Pria gila! Anaish berjalan begitu saja melewati Matteo,dia ingin segera sampai panti! Dia juga sudah menelpon ibu panti bahwa dia akan kesana.

Matteo menarik tangan Anaish hingga gadis itu menabrak dada bidangnya tangan kokohnya mengurung tubuh Anaish dalam pelukannya "Kau tidak sopan nona manis,aku sudah menunggu mu tapi kau malah meninggalkan ku"

Gadis itu berusaha melepaskan tangan Matteo yang seenaknya mengurung tubuhnya "Aku tidak memerintah mu untuk menunggu!"

"Aku kan hanya ingin menunggu gadis yang kucintai bekerja,ayo ku antat pulang" itu kurang kerjaan namanya! Matteo gila! Dia tidak tahu dampak dari perkataannya membuat degupan jantung Anaish menghila.

"Aku ingin ke panti dulu,Matt" Matteo sudah mengetahui Anaish berasal dari panti asuhan,Anaish sendiri yang bercerita pada Matteo.Niatnya ingin membuat Matteo sadar bahwa dia adalah upik abu,tapi Matteo tidak keberatan dengan keadaan Anaish.

"Biar aku antar" Anaish membuang muka,Matteo ini sangat keras kepala! Jika dia menginginkan sesuatu makan harus! Tapi,malam ini dia ingin berbicara dengan ibu panti dan tidak ingin siapapun tau tentang tattonya.

Terlintas satu ide di kepalanya tapi,dia tidak yakin ini berhasil.Mencoba tidak salah kan?

"Matt,bungkuk kan tubuh mu"

"Untuk apa aku membungkuk kan tubuh?" Matteo memicingkan matanya menatap Anaish

"Sudah membungkuk saja! Kau ini banyak tanya!"

Matteo melepaskan pelukannya dan membungkuk kan tubuhnya.
Matteo langsung membelakan matanya dengan mulut yang sedikit terbuka saat merasakan benda kenyal menempel di pipinya.Anaish mencium pipinya!

Sedangkan si pelaku sudah lari sambil melambaikan tangan "Aku pergi dulu Matteo! Kau tidak perlu khawatir!"

Matteo mematung di tempatnya,tangannya memagangi bekas kecupan Anaish di pipinya "Aku tau kau akan mencintai ku,manis!"

Sambil berjalan menuju halte Anaish bibir Anaish terus melengkung,Matteo pria pertama yang dia cium!

Senyuman Anaish memudar ketika mendengar suara kesakitan dari sebuah pojok jalan.Bagaimana jika ada orang jahat?

Anaish mempercepat langkah kakinya,tapi dia berbalik lagi.Bagaimana jika itu suara orang yang butuh pertolongan?

Gadis itu mengampiri sumber suara betapa terkejutnya dia melihat dua orang bertubuh besar,menyiksa seorang yang sudah tidak berdaya.

Anaish berteriak kencang saat satu orang menarik pelatuk pistol tepat di kepala korbannya.

"Diam disitu atau kau akan ku tembak!" mereka mulai berjalan mendekati Anaish.

"A..aku tidak akan melaporkan pada siapa pun!" Anaish tergagap,siapa sangka niatnya membawa dia pada petaka!

"Saksi mata harus menjadi budak! Atau mati!"

Anaish mulai berlari dan berteriak meminta tolong tapi,jalanan sudah sangat sepi.Toko-toko pun sudah tutup,dia sangat menyesal tidak menerima tawaran Matteo!

Dorrr

Anaish tersungkur ke aspal,satu kakinya ditembak! Rasa sakit yang ditimbulkan timah panas itu membuatnya tidak bisa berjalan.

Dua orang itu menghampiri Anaish dan menyeret gadis itu ke sebuah mobil jeep.Siapapun selamatkan Anaish!

Madness (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang