Suigetsu

816 85 0
                                    


"Karin sayang, percayalah~"

Sakura menghentikan langkahnya dan spontan melemparkan pandangannya ke asal suara. Di sudut koridor di dekat mading sekolah, tampak dua anak manusia yang sedang bercengkrama. Sasuke, pemuda yang saat ini sedang melangkah bersamanya juga ikut menghentikan langkah dan menoleh searah dengan arah pandang Sakura.

"Cuma kamu satu-satunya gadis yang aku cintai dengan segenap jiwaku~"

Suigetsu memegang paksa tangan Sang Gadis dengan penuh percaya diri, memancarkan aura 'playboy cap buaya rawa-rawa sejuta pesona' miliknya, walau gadis itu tampak enggan menatapnya dan memasang muka 'jual mahal tapi sebenarnya mau'.

Sakura berdecih muak dan Sasuke menyadarinya. Namun, tampaknya Sang Pemuda Uchiha tidak mau ikut campur. Sasuke adalah sahabat Sakura selain Naruto. Dan ia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Sui-kun~"

Benarkan?

Pemuda yang dipanggil dengan panggilan 'manis-manis manja gimana gitu' oleh Sakura, berjengit kaget dan menoleh seram. Ia merinding melihat senyum aneh Sakura yang sok dimanis-maniskan padanya. Di sebelahnya, Karin melotot sangar menatap Sakura seperti merasa terancam karena 'permennya' akan di rebut oleh Sang Gadis jadi-jadian.

Cuih. Dasar munafik. Tadi saja pasang wajah jual mahal pada Suigetsu.

"Dapat salam dari Shion-chan! Katanya terima kasih buat yang semalam yah?~"

Karin melempar pelototannya pada Suigetsu seakan minta penjelasan pada pemuda itu. Meneguk ludahnya susah payah, Suigetsu hanya tertawa panik mendapat pelototan dari Sang Pujaan hati.

Hey, semalam ia hanya diminta ibunya untuk mengantar makanan ke rumah Sakura. Dan Shion, sepupu Sakura yang kebetulan sedang bertandang ke rumah gadis itulah yang menerimanya. Suigetsu dengan segenap jiwa playboynya memang sempat berkenalan dengan gadis manis itu. Tapi demi apapun, satu-satunya gadis pengisi kekosongan hatinya hanyalah Karin seorang. Yah, walaupun cuci mata tetap adalah salah satu hobinya sih. Sayangkan gadis semanis Shion harus disia-siakan?

"Anoo–"

"Katanya, lain kali sewa Saringan's Hotel milik Sasuke sajah~"

Suigetsu yang mencoba menjelaskan pada Karin sontak melotot mendengar kata-kata mendesah-desah Sakura barusan. Mata Karin dua kali lebih lebar dari sebelumnya. Ukh, mengerikan.

"Ranjang Saringan's Hotel lebih luas dari hotel semalam. Jadi bisah bebas kalau mau 'guling-guling' ukh ~"

Sakura ingin tertawa melihat wajah melotot berlumuran keringat milik Suigetsu. Di sebelahnya, Karin sedang menatapnya dengan aura yang dapat membuat tumbuhan di sekitarnya mengering.

"Kau tahu? Aku sampai gigit bantal~hh saat mendengar cerita Shion tentang~ ukh~ betapa panasnya ranjang hotel tadi malam~ akh~"

Plak!

Tidak usah menunggu banyak waktu sampai terdengar bunyi tamparan itu.

"Karin! Dengar dulu! Itu bukan seperti yang kau bayangkan!"

"Memang apa yang aku bayangkan, bastard! Enyah dari hadapanku! Jangan pernah menyentuhku lagi, Sialan!"

Dan Karinpun berlalu, meninggalkan Suigetsu yang kini menoleh menatap bengis pada Sakura yang sedang tertawa puas.

"Hey, baka! Aku akan buat perhitungan denganmu nanti!" ucapnya lantang sebelum kemudian berlari menyusul Karin sambil memanggil-manggil namanya.

Sakura mengangkat bahunya acuh.

"Cih, seperti orang gila saja," lirihnya seraya menoleh menatap sosok tampan disampingnya yang kini menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Ia baru sadar sedang bersama laki-laki ini.

"Apa?" tanyanya jengah mendapat tatapan dingin dari Sasuke.


Sakura memutar bola matanya saat tidak mendapatkan jawaban dari sang pemuda.

"Oh ayolah, aku hanya menceritakan curhatan Shion semalam, yang mengomel tentang betapa panasnya hotel yang ia tempatinya saat study tour karena ACnya mati dan tempat tidurnya sempit. Gadis bodoh itu saja yang salah pengertian."

Pemuda itu masih bergeming dari posisi menatap wajah Sakura untuk beberapa detik, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan langkahnya.

"Hn, ayo."

****

Kudus, 24 Febuari 2019

Say No For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang