Omake

1.1K 104 6
                                    

Aku benar-benar malu di depan keluargamu, baka."

"Hn."

Sakura melirik sahabatnya dengan dengusan tidak puas. Ia akhirnya cuma bisa berdecak kesal sambil tetap menyeret kakinya melangkah menyusuri ruangan luas di rumah maha megah milik klan paling fenomanal di Jepang itu.

"Kakimu sudah baikan?"

Suara dingin itu sangat datar. Sebenarnya apa maksud Sasuke menanyakan itu? Mengkhawatirkannya atau mau menghinanya? Sakura menggerutu dalam hati.

"Daripada kau memikirkan kakiku, lebih baik kau pikirkan gosip sialan itu! Si kunyuk Naruto dan kunyuk lainnya itu! Benar-benar bosan hidup, heh?! Ku bunuh mereka kalau ketemu nanti! Berani sekali mereka menyebarkan... ugghhh sialan!"

Yeah, kejadian di kafe kemarin. Kejadian setelah Sasuke menyeret Sakura ke gudang. Maksud Sasuke ingin menanyakan maksud dari ciuman Sakura secara pribadi. Tapi insiden Sakura yang menginjak sebuah paku berukuran jumbo menghancurkan segalanya.

Oke, ini cukup memalukan. Tapi saat Sasuke hendak membantunya mengeluarkan paku itu dari kakinya, para kunyuk sialan itu mengira ia mendesah-desah karena sedang melakukan -ughh susah mengatakannya- yang akhirnya menjadi gosip dan sampai ke telinga keluarga Uchiha. Bagaimana tidak dipanggil ke kediaman mereka, coba?

Dan lagi yang membuat Sakura tidak habis pikir tentang Sasuke, kalau mau bicara kenapa harus di gudang coba? Buat masalah jadi runyam saja. Tidak kepikiran tempat lain. Itu yang ia jawab ketika Sakura menanyakannya. Bikin tambah gondok saja.

"Untuk apa dipikirkan? Biarkan saja."

Sakura mendelik.

"Enak sekali kau bicara! Ini menyangkut nama baik, baka! Uugghh! Apa yang akan di pikirkan orang-orang tentangku?! Apa yang dipikirkan Gaara?! Dia akan berpikir aku sama saja dengan tunangannya yang brengsek itu!"

"Hn, jangan membuatku tertawa mendengar kau membicarakan nama baik, sementara kau sendiri masih memikirkan orang yang sudah mencampakkanmu. Jadi menyedihkan tak punya harga diri seperti dua tahun lalu kau lakukan. Menangis seperti orang gila."

Ingin rasanya Sakura menonjok muka datar itu. Kata-kata ketus yang membuatnya bungkam seketika. Tapi benar juga sih.

"Lagipula untuk apa kau datang waktu itu?! Buat masalah saja kau ini!" balasnya ketus mengalihkan pembicaraan.

"Dobe yang menyeretku."

Sakura mendengus.

"Baka itu benar-benar!"

Sasuke melirik Sakura. Memperhatikan bagaimana sang gadis itu mengomel dengan tidak jelasnya. Ia mengalihkan atensinya pada rambut cepak sang gadis lalu beralih ke tindik di telinga dan bawah bibirnya.

"Sakura..."

Sakura yang belum selesai menggerutu spontan menoleh.

"Panjangkan rambutmu."

Sakura menaikkan satu alisnya bingung.

"Lepas tindikmu!"

Itu kalimat perintah. Sakura mengernyitkan alis. Ia tidak suka diperintah.

Say No For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang