Chapter 1

39.2K 2K 36
                                    

Jungkook kembali menangis untuk kesekian kalinya. Bibi Lee yang berada di sampingnya juga tak bisa membantu. Wanita itu juga ikut menangis.

"Akhirnya kita harus pindah juga" ujar Bibi Lee disela tangisannya.

Sudah tiga hari ini Jungkook berada di rumahnya. Ia menuruti permintaan dokter untuk tidak bekerja lagi. Dia hanya diam di rumah tiga hari ini, ditemani Bibi Lee dan Hyunnie tentunya.

"Sudahlah Kookie, Noona, jangan menangis lagi. Kalau memang kita harus pergi darisini, ya sudah" ujar Jin dari dapur.

Karena Bibi Lee tengah melow-melownya, maka Jinlah yang bertugas memasak. Di dapur Jungkook tentu saja. Basecamp mereka berkumpul mamang apartemen mini milik Jungkook.

"Hyung" cicit Jungkook sambil mencolek Yoongi yang tengah memakan biskuitnya.

"Ya" sahut Yoongi tanpa menoleh sedikitpun.

"Hyung, maafkan aku. Aku-"

"Sudahlah. Bukan salahmu, Kook. Jangan meminta maaf terus. Yang lalu biarlah berlalu" potong Yoongi.

"Tapi, aku-"

"Hei, sudah kubilang kan untuk tidak membahasnya lagi. Seharusnya aku yang meminta maaf. Karenaku, rencana kita untuk membatalkan proyek ini jadi gagal"

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu di Rumah Sakit. Tak satupun dari Jimin maupun Taehyung yang menampakkan diri mereka di hadapan Jungkook ataupun Yoongi. Ya, karena hormon yang menurut Yoongi bodoh itu, ia dengan teganya mengatakan hal yang tak seharusnya ia katakan.

"Kau tak perlu repot-repot melakukannya! Aku yang akan menikahi Jungkook! Aku yang akan menjadi ayah dari anak-anak Jungkook! Katakan pada Taehyung untuk tak menampakkan dirinya lagi di hadapan kami! Kau juga!"

Entah bagaimana, Yoongi yang biasanya kalem dan cuek itu, bisa-bisanya marah besar pada Jimin yang memberi penjelasan padanya itu. Bahkan ia sama sekali tak memberi Jimin waktu untuk berbicara satu patah katapun. Dan berakhirlah seperti ini.

"Kalau kalian mau menggusur tempat ini, lakukan saja! Aku tak perduli lagi! Aku tak mau mengemis padamu lagi!"

Demi apapun itu, Yoongi merutuki ucapannya itu. Kenapa pula ia bisa membawa-bawa masalah proyek itu. Ini bukan masalahnya saja, namun masalah semua warga di lingkungannya. Kenapa ia bisa egois sekali?! Bodoh sekali kalau Yoongi pikir-pikir kembali.

"Sudah lah, jangan saling menyalahkan diri sendiri. Kalian sudah berusaha semampu kalian. Kalau memang hasilnya seperti ini, kita hanya bisa menerimanya saja" Jin kembali mengutarakan suaranya.

Dengan hati-hati, Jin menyiapkan masakannya di meja pendek ruang tengah. Ia melakukannya sendiri, karena sepertinya ketiga makhluk di sekitarnya ini sedang dalam mood tidak baik.

"Sekarang kita makan saja" ujar Jin setelah semua siap.

Ketiga orang itupun mengangguk, kemudian mereka menikmati makan malam mereka dengan tenang.

-*123*-

"Apa ini sudah benar Tae?"

"Maksudmu?"

Jimin mengusap kasar wajahnya. Ia benar-benar bingung dengan apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Huh lupakan" gumamnya.

Mereka berdua kini tengah menikmati makan malam di restoran hotel. Setiap hari mereka hanya akan melakukan rapat, kemudian kembali ke hotel. Sama sekali tak berniat untuk jalan-jalan atau hanya sekedar mencari makan di luar.

Untuk Taehyung memang sudah biasa, tapi berbeda untuk Jimin yang biasanya keluyuran itu.

"Aku merindukannya, Tae" gumam Jimin sambil memainkan gelas anggurnya.

Be Mine [Taekook/Vkook/Minyoon/Namjin]Where stories live. Discover now