Dua

297 23 5
                                    

Pertemuan keluarga telah dilaksanakan. Lamaran resmi telah disetujui. Seluruh keluarga sudah setuju, tak memperdulikan tentang rentan usia yang terpaut enam tahun dan masa lalu yang kelam. Toh, kedua calon mempelai itu sama-sama tau bagaimana masa lalu mereka masing-masing.

"Arggg" geraman kekesalan tak dapat ditahan lagi, saat sang mempelai wanita tak mau ikut terlibat dengan persiapan pernikahan mereka. "Ya kan, yang nikah bukan cuma gue doang, Za! Lo juga. Bantuin lah siapin semuanya!" Kesal Valdo.

"Saya sibuk. Saya kerja dan Anda hanya kuliah. Persiapkan saja semuanya sesuka Anda dan keluarga," jawab Azza dengan wajah kaku dan nada suara santainya. Wanita menyebalkan!

"Terserah!" Kesal Valdo yang langsung meninggalkan ruang kerja Azza. Wanita itu ternyata punya ruangannya sendiri, ia menjabat sebagai asisten manajer pemasaran di salah satu perusahaan minuman kemasan.

Valdo membanting pintu ruangan Azza dengan keras. Sedangkan Azza ia hanya mengangkat bahu acuh, lalu kembali fokus pada kertas-kertas dihadapannya.

Pernikahan mereka akan dilaksanakan dua bulan lagi. Namun, wanita menyebalkan yang akan menjadi istrinya itu tak mau sama sekali membantunya menyiapkan berbagai persiapan pernikahan. Ia hanya melibatkan kemauannya yang tak ingin banyak tamu undangan hanya para kerabat dan sahabat saja yang hadir. Pesta pernikahan akan dilangsungkan dihalaman belakang rumahnya, dan akad dilaksanakan jam delapan pagi, lalu dilanjutkan dengan resepsi sampai azan zuhur.

Wanita menyebalkan yang otoriter, rutuk Valdo.

***

H-7

Acara pingitan dimulai namun Valdo masih sempatnya menelpon mempelai wanitanya hanya untuk marah-marah. "Gua udah bilang kan uang gua gak cukup buat pake jasa katering itu. Kenapa sekarang lo pake mereka!" Murka Valdo diseberang telepon.

"Saya yang bayar. Anda gak perlu khawatir." Jawab Azza santai seperti biasa. Ia pindahkan handphone dari tangan kanan ke tangan kiri karena kuku cantiknya sedang dimanjakan oleh pegawai salon yang khusus datang ke rumahnya.

"Serah lo deh, Za. Gua udah males ngomong sama lo. Kalo tau gini gua mikir lagi buat nikahin lo."

"Saya gak pernah minta Anda untuk menikahi saya. Anda yang melamar saya."

"Bodo amat!"
Tut...tut...tut... sambungan terputus. Valdo memutusnya dengan jengkel.

"Pria aneh!" Ucap Azza masa bodo. Ia rebahkan kepalanya pada sandaran sofa, menikmati kuku kakinya yang sekarang sedang dimanjakan.

•••
Assalamu'alaikum🤗
Terimakasih untuk yang sudah mampir, vote serta komen🙏🏻
Semoga terhibur ya akan cerita ini hehe
Ig:ibugenius
ID line: genusthenu
Kapan lagi narsis ekek
Wassalamualaikum🙏🏻

Kisah Bahagia Dipenghujung luka (Slow Up)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora