"Izinkan aku menyebut namamu dalam setiap doaku"
Jalanan siang itu cukup ramai. Spido sepeda motor menunjukkan kecepatan penuh. Tapi tetap saja kecepatannya tak sesuai dengan yang kuinginkan, memang benar usia motor bebek ini tak bisa dibohongi. Bel motor terus kubunyikan disepanjang perjalanan.
Jilbab biruku berterbangan kekanan dan kekiri, tak kuhiraukan semua itu. Yang terpikirkan saat ini semoga secepatnya sampai ke kampus.
Aku melewati gerbang kampus. Siang itu suasana tak seramai seperti biasanya. Di taman depan kampus hanya ada beberapa gerombolan orang saja. Padahal biasanya Ada sekitar puluhan orang ada di sana. Aku berjalan sedikit berlari. Ruang kelasku terletak di lantai tiga. Belum sampai ke kelas kakiku berhenti.
" Lelah ini adalah ujian terberat, masih ada satu tangga lagi. "
"Vania" aku menoleh kebelakang tampak seorang laki-laki yang tak asing lagi dimataku.
"Ada apa ?"
"Tumben kamu masuk" Kata dev sembari terus tersenyum
"Setiap hari aku juga masuk, Apa Ada yang salah? " Tanyaku penasaranan.
"Kamu Semangat sekali kuliahnya, tanggal merahpun masuk"
"Astaghfirulloh" aku hanya bisa menepuk jidatku.
Dia hanya tertawa seperti biasanya "Dari pada kamu pulang mending ikut aku yuk"
"Kemana? " mataku melotot
"Tenang saja, aku tak bakal culik kamu"
"Iya kemana"
"Ada acara seminar ikut yuk"
"Males ah, lebih baik aku pulang saja"
"Ya sudah"
Dev melangkahkah kakinya menuju ruangan aula, mataku tak pernah berhenti melihat punggungnya hingga ia tak terlihat lagi.
Dia masih sama dengan Dev yang aku kenal satu tahun yang lalu. Dimanapun ia berada selalu tersenyum entah dibalik senyuman itu ada maksud apa.
Kakiku tiba-tiba melangkah ke ruang aula. Ruangan aula itu cukup besar. Tak ada satupun teman sekelasku. Hanya ada beberapa orang saja yang aku kenal walaupun beda jurusan. Tema yang diangkat pada seminar kali ini adalah politik.
"Terimakasih atas kedatangan teman-teman. Semoga acara siang hari ini berjalan lancar dan bermanfaat untuk kita semua."
Dev memberikan sambutan dia adalah ketua senat.
"Lihatlah dia keren", ucap wanita didepanku.
"Iya cakep pula, aku mau jadi pacarnya," Kata wanita berbaju coklat itu.
Sambutannya biasanya saja tapi seakan menyihir seisi ruangan khususnya wanita.
Dia menatapku tersenyum simpul, dan mengetarkan hatiku. Dia telah mengeluarkam sihir cintanya.
Sekali ini saja
Ada getar dalam dada
Ada kata dalam diamAda cinta dalam hati
Diri ini hanya mampu berharap
Hanya Tuhan yang mampu menentukan
Diri ini hanya bisa pantaskan diriJika engkau memang jodohku
Hanya sekali ini saja
Izinkan aku menyebut namamu
Dalam setiap doakuSeperti biasanya vote dan coment kalian aku tunggu.
Lanjut baca chapter selanjutnya !!
YOU ARE READING
JOMBLO ISTIQOMAH
Teen Fiction" Jomblo itu bukan kutukan tapi pilihan. Jomblo itu status yang dimuliakan Tuhan. Jomblo itu anugerah, dengannya aku paham arti dari sabar dalam penantian. Hidup para jomblo!! " Devania Putri " Zaman sekarang pacaran hukumnya wajib. Dunia terasa ham...