Chapter 3

596 63 10
                                    

.
.
.
.
.

Malam itu cukup dingin, karena hujan yang turun sedari sore. Alex malam ini menggantikan kakaknya untuk berbelanja, kakak-adik ini punya peraturan dalam berbelanja, mereka mempunya giliran setiap minggunya, dan minggu ini adalah giliran Alex.

Gadis berambut hitam itu berjalan cukup cepat sambil merapatkan jaket/mantelnya. Sesekali dia tampak mengusapkan kedua tangannya. Namun, Alex tidak menyadari jika ada seseorang yang mengikutinya

"Nona Alex.."

Gadis itu menoleh kearah asal suara. Dan dia mendapati seorang pria berjaket tebal dan masker, seperti yang suka dipakai oleh kakaknya dan juga topi.

"Siapa?"

Pria itu hanya berdiam sambil berjalan mendekati Alex, sontak insting seorang gadis keluar dalam diri Alex. Gadis itu berjalan mundur untuk menjauhi sosok pria tersebut.

"Jangan macam-macam"

Gadis itu mengeluarkan boneka kecil yang mempunya pisau kecil sebagai senjata. Yaa, Alex memang melindungi dirinya dengan boneka boneka yang dia atur sedemikian rupa untuk pertahan diri. Boneka boneka itu mempunyai senjata tersembunyi di sendi sendinya.

"sshhh. Aku datang bukan untuk menyakitimu!"

"Lalu kau mau apa? Dan untuk apa menggunakan masker seperti itu, kau seperti pemerkosa!"

Orang-orang nampak mulai memperhatikan mereka berdua. Merasakan jika mereka akan menjadi pusat perhatian, dengan cepat, pria itu menggendong Alex seperti karung beras dan berlari secepat mungkin.

"Apa yang kau lakukan?! Lepaskan aku!! Dasar penculik!!"

Pria itu tidak mendengarkan Alex dan terus berlari ke sebuah Mansion. Setelah sampai didalam mansion, pria ini menurunkan Alex  sambil terengah-engah.

"Apa yang kau lakukan?!"

Alex memandangi pria itu sambil memukul-mukul pundaknya. Lelaki itu tampak cukup terganggu dan mengunci kedua lengan Alex di tembok. Alex membeku, pasalnya gadis ini tidak pernah sedekat ini dengan lelaki lain, selain kakaknya.

Lelaki itu melepaskan maskernya, dan memandangi Alex dengan tajam. Alex bisa melihat jika di sekitar mata kirinya ada seperti bekas luka bakar. Tapi pria di depannya ini bisa dibilang tampan.

"Aku membawamu kesini bukan untuk memandangi wajahku, Nona"

Seketika lamunan Alex buyar, dan tatapan kagum gadis itu berubah menjadi tatapan tajam.

"Lalu apa tujuanmu membawaku kemari?"

"Ini adalah perintah tuan Joseph . Dia ada perlu dengamu"

"Ah.. Tapi kau tidak perlu menculikku seperti itu"

"Salahmu membuat kita menjadi tontonan orang"

"Sudahlah. Jika tuan Joseph ingin bertemu denganku, dimana dia sekarang?"

"Dia ada di ruangan kerjanya. Ikuti aku"

Pria itu melepaskan lengan Alex, dan mulai berjalan menuju ruangan yang dimaksud.
Mereka berdua berjalan dalam diam, sebenarnya Alex sedikit penasaran dengan pria ini.

"Boleh aku tahu namamu?"

"Namaku Norton"

"Ahh, dan sepertinya kau sudah mengetahui namaku"

"Jujur, aku mengintaimu beberapa hari ini"

"Apa?!"

"Aku hanya ingin menunggu waktu yang tepat untuk mendekatimu"

"I Choose You"Where stories live. Discover now