Dryad and Lamia

21 3 0
                                    




Setelah ledakan bom itu mereka tidak tahu sekarang berada dimana. Yang jelas ini sungai, sungai yang besar.

Inseong yang pertama mendapatkan kesadarannya dan melihat sekeliling yang gelap, dinginnya air membuatnya menggigil.


Krieeet

Krakk


Inseong menoleh kebelakang dan terkejut, bunyi tadi berasal dari sebuah pohon yang rantingnya bergerak hendak meraih tubuh teman-temannya.

"Astaga! Kalian semua! BANGUN!"



Inseong mengibaskan tangannya dan muncullah sebuah seruling perak, yang bisa digunakan untuk melawan energi jahat dan negatif. Ia mulai memainkannya tapi tidak berpengaruh.


Ia berlari menendang tubuh teman-temannya, Naka bangun dan ikut terkejut. Disusul teriakan Alexa yang tubuhnya sudah berada didalam cengkeraman ranting pohon.


"AAAAAA!!"



BLARRRRR

"Woah!"

"LEX!!"

Naka melemparkan bola api ke arah pohon itu bersamaan dengan semua orang yang sudah sadar sepenuhnya, melihat Alexa di antara ranting pohon yang terbakar. Terkejut dengan keberadaan pohon itu, Felix berteriak.

"STOOOP!! Don't burn it up!"



Brsssshhhh

Naka tertegun, Felix menyiramkan puluhan liter air sungai pada pohon bergerak itu. Alexa jatuh dengan keras ke tanah, terbatuk- batuk. Jimin menolongnya menjauh.

"Alexa.. are you okay?" Thalia hampir menangis.

"Tae, ambilkan air!" pinta Jimin.

"Oke." Tae menurut.

"Ya tuhan.. Lex.." Ren berlutut.





"What are you doing??!!" Naka marah.

"Pohon itu Dryad. Dia bukan makhluk jahat." jelas Felix.


Naka terpaku, sekarang mahkota Dryad itu sudah tidak serimbun sebelumnya, banyak dahan dan rantingnya yang hangus terbakar.

"Pantas saja serulingku tidak bekerja." Inseong menyimpan kembali seruling perak miliknya.

"Dryad?" Naka merasa bersalah.


Naka berjalan menghampiri Dryad yang sedang menangis, menyentuh batang utamanya perlahan.

"Maafkan aku, aku tak menyadari kalau kau bukan makhluk jahat."

Dryad itu menatap Naka dengan mata hijaunya lalu mengangguk pelan.

"Mereka tidak berbicara, tapi mereka mengerti bahasa kita." Felix berdiri disamping Naka.


"Oh.. kalau begitu ,em?? Nona Dryad? Kenapa kau mengambil temanku tadi?" tanya Naka hati-hati.

Dryad itu menunjuk si kembar lalu menggambar bangun dengan motif aneh di tanah menggunakan rantingnya.

Jin dan Inseong bergabung dengan mereka dan memperhatikan apa yang telah Dryad itu gambarkan. Sedikit demi sedikit Inseong mulai paham.

"Astro." ucap Inseong.

Dryad itu mengangguk lalu menunjuk si kembar lagi, lebih tepatnya Drew. Rantingnya kembali bergerak menggambar kalung dengan inisial S tergantung.

Noble ElectionWhere stories live. Discover now